Kepemimpinan Presiden Donald Trump ditandai dengan volatilitas di pasar saham. Penerapan tarif impornya menciptakan ketidakpastian bagi investor, berdampak signifikan pada harga saham. Meskipun pasar perlahan pulih, banyak investor tetap waspada terhadap prospek ekonomi mendatang. Dalam situasi ini, strategi investasi yang tepat menjadi kunci.
Bagi investor yang mendambakan stabilitas, saham dividen dengan keunggulan kompetitif yang kuat, sering disebut moat, menawarkan daya tarik tersendiri. Memahami sektor-sektor yang berpotensi diuntungkan oleh kebijakan Trump juga penting untuk membangun portofolio yang lebih tangguh. Berdasarkan analisis GOBankingRates, berikut lima saham yang diprediksi tetap stabil di tengah dinamika ekonomi era Trump:
1. Nvidia (NVDA)

2. Vital Farms (VITL) Permintaan telur tetap tinggi meskipun harga melambung. Vital Farms, dengan fokus pada telur dari peternakan etis dan kerjasama dengan lebih dari 500 peternak keluarga di AS, terlindungi dari dampak tarif impor. Didistribusikan di lebih dari 26.000 toko nasional, Vital Farms menargetkan pendapatan bersih 1 miliar dolar AS pada 2027 dan menaikkan proyeksi laba kuartal kedua. Inflasi justru mendukung penjualannya, dan saham perusahaan ini telah naik 32 persen sejak awal tahun, mengungguli kinerja S&P 500.
3. Alphabet (GOOG, GOOGL) Dengan kapitalisasi pasar 2,5 triliun dolar AS dan rasio P/E 22,4, Alphabet sulit digoyahkan oleh sentimen negatif investor. Platform iklan Google tetap mendominasi, sementara Google Cloud memiliki basis pelanggan yang solid. Fokus pada perangkat lunak membuatnya relatif kebal terhadap dampak tarif. Investasi di sektor pertumbuhan seperti AI dan mobil otonom juga mendorong kenaikan sahamnya hampir 10 persen sepanjang tahun.
4. Procter & Gamble (P&G) Raksasa barang konsumen ini menawarkan stabilitas dengan dividen tinggi. Bertahan selama hampir 200 tahun melewati berbagai krisis ekonomi, resesi, dan pergantian pemerintahan, P&G memberikan imbal hasil dividen 2,67 persen bagi investor sambil menunggu pasar pulih. Meskipun kenaikan sahamnya hanya 15 persen dalam lima tahun terakhir, P&G terbukti lebih tahan terhadap gejolak pasar dibandingkan saham-saham lain yang terdampak tarif impor.
5. Walmart (WMT) Meskipun terpengaruh oleh tarif, penjualan kebutuhan pokok tetap menjadi tulang punggung Walmart. Strategi harga kompetitif dan dominasi penjualan bahan makanan domestik (lebih dari setengah penjualan di AS) menjadikannya benteng yang kokoh. Bertahan sejak 1962 melalui berbagai siklus ekonomi, ekspansi Walmart ke sektor iklan berpotensi meningkatkan margin laba dan pertumbuhan dividen. Kesulitan pesaing seperti Target semakin memperkuat posisi Walmart di pasar.
Kesimpulannya, investor yang menginginkan portofolio lebih stabil di tengah ketidakpastian kebijakan Trump dapat mempertimbangkan saham-saham dengan moat yang kuat, pangsa pasar besar, dan fokus pada kebutuhan pokok konsumen. Nvidia, Vital Farms, Alphabet, Procter & Gamble, dan Walmart merupakan contoh perusahaan dengan potensi bertahan dan berkembang bahkan dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan.
Ringkasan
Artikel ini merekomendasikan lima saham untuk investasi jangka panjang, mempertimbangkan ketidakpastian ekonomi. Saham-saham tersebut dipilih berdasarkan keunggulan kompetitif yang kuat dan potensi pertumbuhan yang stabil, terlepas dari fluktuasi pasar. Nvidia, misalnya, unggul di sektor AI, sementara Vital Farms menguasai pasar telur organik.
Saham lain yang direkomendasikan termasuk Alphabet (Google) dengan dominasi pasar iklan dan Google Cloud, Procter & Gamble dengan sejarah panjang dan dividen yang tinggi, serta Walmart dengan kekuatannya di sektor ritel kebutuhan pokok. Kelima perusahaan ini dinilai memiliki ketahanan terhadap gejolak ekonomi dan potensi pertumbuhan jangka panjang yang signifikan.