Muamalat.co.id JAKARTA. Harga emas mengalami koreksi signifikan pada perdagangan Kamis (18/9/2025) pagi. Tercatat pada pukul 07.41 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2025 di Commodity Exchange diperdagangkan di level US$ 3.696,60 per ons troi. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,57% dibandingkan harga sehari sebelumnya yang berada di US$ 3.717,80 per ons troi.
Pelemahan harga emas ini terjadi setelah mata uang dolar AS menunjukkan penguatan. Penguatan dolar AS sendiri merupakan respons terhadap langkah Federal Reserve yang telah memangkas suku bunga, namun dengan narasi yang kurang dovish dari perkiraan pasar. Hal ini memicu sentimen yang menekan aset safe haven seperti emas.

Mengutip Bloomberg, dalam konferensi pers pasca-pertemuan kebijakan, Ketua The Fed Jerome Powell menyoroti adanya peningkatan tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja. Selain itu, Powell juga menekankan pentingnya pengelolaan risiko inflasi yang berkelanjutan. Pernyataan Powell ini dinilai kurang dovish atau tidak seagresif pidatonya bulan lalu di simposium Jackson Hole, yang sebelumnya sempat meningkatkan ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga yang lebih besar.
Powell secara spesifik mengutarakan, “Permintaan tenaga kerja melemah, dan laju penciptaan lapangan kerja baru-baru ini tampaknya berada di titik impas yang dibutuhkan untuk menjaga tingkat pengangguran tetap konstan.” Ia bahkan menambahkan, “Saya tidak bisa lagi mengatakan pasar tenaga kerja sangat solid,” sebuah pernyataan yang mengindikasikan pergeseran pandangan terhadap kondisi ekonomi.
Akibat komentar Powell yang cenderung lebih hawkish ini, dolar AS segera rebound dan menguat secara signifikan. Penguatan dolar inilah yang kemudian menyeret harga emas ke zona pelemahan. Padahal, sebelumnya harga emas sempat mencapai rekor baru di level US$ 3.707,57 per ons troi menyusul keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga.
Frank Monkam, kepala perdagangan makro di Buffalo Bayou Commodities, menjelaskan bahwa pembalikan arah harga emas ini juga disebabkan oleh sentimen spillover dari kelas aset lain, termasuk ekuitas dan obligasi. Menurut Monkam, banyak investor yang melakukan aksi ambil untung setelah kenaikan harga emas yang substansial, sehingga memicu koreksi di pasar.
Ringkasan
Harga emas mengalami penurunan 0,57% pada Kamis (18/9/2025), diperdagangkan di US$ 3.696,60 per ons troi. Penurunan ini terjadi setelah penguatan dolar AS, yang merupakan respons terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Meskipun The Fed memangkas suku bunga, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang kurang dovish dari ekspektasi pasar menekan aset safe haven seperti emas.
Powell mencatat pelemahan pasar tenaga kerja dan menekankan pengelolaan risiko inflasi. Pernyataan yang cenderung hawkish ini membuat dolar AS menguat, menyeret harga emas turun. Selain itu, aksi ambil untung oleh investor setelah kenaikan harga emas yang signifikan juga berkontribusi pada koreksi pasar.