IHSG Dibuka Anjlok 3,31% menjadi 7.571 Pagi Ini, Senin (1/9)

Muamalat.co.id, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan hari ini dengan anjlok tajam lebih dari 3%, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG tercatat merosot hingga 3,31% ke level 7.571 pada pukul 09.02 WIB, menandai awal pekan yang penuh gejolak bagi pasar saham domestik.

Penurunan signifikan ini mengindikasikan pergeseran sentimen pasar yang cepat. Menurut David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), meski aliran dana asing sempat terlihat masuk cukup besar ke IHSG sejak awal pekan lalu, dinamika tersebut berbalik arah. Ketidakpastian politik di dalam negeri menjadi pemicu utama investor menarik modalnya, menciptakan tekanan jual yang substansial di pasar saham.

Tidak hanya faktor domestik, kondisi global juga turut memperkeruh suasana. David menjelaskan bahwa aliran dana investasi global melambat drastis. Para investor global menunjukkan kehati-hatian yang tinggi terkait independensi Bank Sentral AS atau The Fed, terutama setelah munculnya upaya dari Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur The Fed. Peristiwa ini secara langsung mengakibatkan penurunan signifikan pada inflow dana ke ekuitas global.

Dampak dari ketidakpastian politik, baik di dalam maupun luar negeri, tercermin jelas pada pergerakan harga komoditas. Harga emas spot, yang sering dijadikan aset lindung nilai, melonjak drastis hingga mencapai sekitar US$3.448,5 per troy ounce, mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan harga emas ini menggarisbawahi upaya investor untuk mencari perlindungan di tengah volatilitas pasar dan keraguan akan stabilitas politik global.

Di tengah guncangan pasar saham tersebut, ada sedikit kabar baik dari ranah domestik terkait fundamental ekonomi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Juli menunjukkan kenaikan tipis ke angka 118,1 dari 117,8 pada Juni. Peningkatan ini didorong oleh sub-indeks ekspektasi yang membaik, mencerminkan harapan konsumen terhadap peningkatan pendapatan dan peluang kerja di masa mendatang, meskipun sentimen positif ini belum cukup membendung tekanan di pasar modal.

Memasuki pekan ini, David Kurniawan memproyeksikan bahwa pelaku pasar akan memusatkan perhatian pada sentimen kunci yang berasal dari aksi protes dan potensi gejolak pasar domestik. “Demonstrasi mahasiswa dan pekerja yang menuntut isu-isu seperti gaji DPR, dana pendidikan, dan program makan sekolah telah berujung pada penurunan IHSG lebih dari 2% dan pelemahan rupiah hampir 1%,” ungkap David dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (31/8/2025).

Oleh karena itu, David menekankan pentingnya intervensi dari otoritas. Ia menilai Bank Indonesia (BI) dan pengawas bursa perlu segera turun tangan untuk melakukan stabilisasi pasar keuangan. Proyeksinya, IHSG cenderung akan melemah sepanjang sepekan ini, mengingat pasar akan terus berfokus pada dinamika demo dan antisipasi pernyataan serta langkah konkret dari otoritas terkait, termasuk BI, Bursa Efek Indonesia (BEI), atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK), demi mencegah kepanikan lebih lanjut di kalangan investor.

Leave a Comment