Rupiah Terancam Demo? Cek Proyeksi Rupiah Senin Ini!

Muamalat.co.id – Kurs rupiah kembali menunjukkan pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot menutup perdagangan Jumat (29/8) di level Rp 16.500 per dolar AS, mencatatkan penurunan sebesar 0,89% secara harian. Dalam kurun waktu sepekan, mata uang Garuda ini telah terdepresiasi sebesar 0,90%.

Tak hanya di pasar spot, pelemahan juga tercatat pada Jisdor Bank Indonesia (BI), di mana rupiah ditutup pada Rp 16.461 per dolar AS. Angka ini menunjukkan penurunan harian 0,64% dan pelemahan mingguan sebesar 0,74%. Dengan tren yang terus menekan, bagaimana sebenarnya proyeksi pergerakan rupiah pada Senin (1/9/2025) mendatang? Mari kita simak pandangan dari dua analis pasar terkemuka.

Proyeksi Rupiah dari Para Analis

1. Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka

Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahannya hingga 150 basis poin (bps) pada Senin (1/9/2025), menembus kisaran Rp 16.600-16.650 per dolar AS. Ibrahim menilai, dampak pelemahan ini akan cukup luar biasa terhadap mata uang rupiah, dengan potensi mendekati level 16.600-an. Hal ini disampaikannya kepada media pada Minggu (31/8/2025).

Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan bahwa kedalaman depresiasi rupiah sangat bergantung pada kondisi demonstrasi yang mungkin berlanjut pada pekan depan. Jika situasi domestik memburuk, sentimen pasar akan terpengaruh secara signifikan. Investor tidak hanya memantau kondisi internal, tetapi juga cermat memperhatikan dinamika global.

Faktor eksternal pun turut memperkuat tekanan terhadap rupiah. Data-data ekonomi AS menunjukkan performa yang lebih positif dari perkiraan pasar, seperti pertumbuhan ekonomi Kuartal II 2025 yang mencapai 3,3%, melampaui proyeksi awal 3,1%. Selain itu, kebijakan The Fed juga menjadi sorotan. Pasca-pemecatan Gubernur The Fed Lisa Cook oleh Presiden AS Donald Trump, bank sentral AS kini berada dalam posisi krusial untuk memutuskan kebijakan suku bunga acuannya pada September mendatang.

“Secara eksternal pun juga mempengaruhi dolar AS ini mengalami penguatan. Sehingga pada saat secara eksternal pun juga dolar AS menguat. Artinya ini akan berdampak cukup luar biasa,” tegas Ibrahim, menyoroti penguatan dolar AS yang tak terhindarkan dan dampaknya terhadap rupiah.

Bagaimana Nasib IHSG Senin (1/9), Bakal Naik atau Turun? Simak Prediksi 3 Analis

2. Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka

Di sisi lain, Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo, mencermati bahwa kontroversi tunjangan rumah anggota DPR menjadi salah satu sentimen domestik yang turut menjebloskan nilai rupiah pekan ini. “Ini memicu kemarahan publik, menunjukkan ketidakpuasan yang meningkat di tengah kesulitan ekonomi,” ujar Sutopo pada Jumat (29/8), menggambarkan dampak isu tersebut terhadap pasar.

Untuk sepekan ke depan, Sutopo memprediksi rupiah berpotensi bergerak dalam kisaran melemah antara Rp 16.400 hingga Rp 16.700. Fokus utama pasar global, menurutnya, akan tertuju pada angka inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS, yang selalu menjadi indikator penting bagi keputusan kebijakan moneter The Fed dan sentimen investor global.

Tonton: Rupiah dan IHSG Amblas Imbas Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Demo Berpotensi Berlanjut, Rupiah Diprediksi Melemah 150 Basis Poin Pada Senin 1 September”

Ringkasan

Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada pekan lalu, mencapai Rp 16.500 per dolar AS di pasar spot dan Rp 16.461 per dolar AS menurut Jisdor BI. Analis memprediksi rupiah akan terus melemah pada hari Senin, 1 September 2025, bahkan bisa menembus Rp 16.600 per dolar AS, dipengaruhi oleh sentimen domestik seperti potensi demonstrasi dan kontroversi tunjangan rumah anggota DPR.

Selain faktor internal, penguatan dolar AS akibat data ekonomi AS yang positif dan kebijakan The Fed yang belum pasti juga memberikan tekanan pada rupiah. Fokus pasar global tertuju pada angka inflasi PCE AS, yang akan mempengaruhi keputusan The Fed terkait suku bunga. Analis memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.400 hingga Rp 16.700 pada pekan berikutnya.

Leave a Comment