
Muamalat.co.id, JAKARTA — Di tengah euforia rekor tertinggi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejumlah saham berkapitalisasi besar (big caps) justru terpantau menjadi beban utama, memuncaki daftar top laggards sepanjang periode perdagangan 6 hingga 10 Oktober 2025. Performa saham-saham penekan ini menarik perhatian, mengingat IHSG berhasil menembus level All Time High (ATH).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT MD Entertainment Tbk. (FILM) menjadi pemberat indeks komposit teratas minggu ini. Dengan penurunan tajam sebesar 30% dalam sepekan, saham FILM membebani IHSG sebesar 15,66 poin.
Menyusul di posisi kedua dalam daftar saham penekan IHSG adalah emiten perbankan jumbo, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Saham BBCA terkoreksi 1,66% sepekan, memberikan kontribusi penahanan laju IHSG sebesar 12,25 poin. Kemudian, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga turut memberatkan indeks dengan pelemahan 5,26% sepekan, membebani IHSG sebesar 8,92 poin.
: Saham CUAN, AMMN hingga PGUN Jadi Penopang saat IHSG Tembus Rekor ATH Pekan Ini
Tak hanya itu, saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) juga tercatat sebagai salah satu pemberat signifikan indeks komposit, dengan pelemahan 14,29% sepekan dan kontribusi 8,90 poin dalam menahan laju IHSG. Selanjutnya, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) turut masuk dalam daftar top laggards dengan kontribusi 6,45 poin, setelah saham bank pelat merah tersebut terkoreksi 1,39% sepekan.
Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) berada di posisi berikutnya, terkoreksi 1,54% sepekan dan membebani IHSG sebesar 4,74 poin. Sementara itu, PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) juga turut menekan IHSG dengan tambahan beban 4,29 poin usai sahamnya terkoreksi 3,56% dalam lima hari perdagangan.
: Lesatan Saham Prajogo Pangestu CUAN, BRPT, CDIA Cs Dorong IHSG Rekor
Kemudian, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) menempati urutan ke-8 dengan pelemahan 7,33% sepekan, berkontribusi menahan laju IHSG sebesar 4,17 poin. Melengkapi daftar sepuluh besar adalah saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Sarimelati Kencana Tbk. (YUPI), yang masing-masing turun 0,98% dan 7,71% sepekan, dengan kontribusi menahan laju indeks komposit sebesar 2,59 poin dan 2,42 poin.
Berikut adalah Daftar Top Laggards atau Saham Penekan IHSG Pekan Ini:
- FILM: (-15,66 Poin)
- BBCA: (-12,25 Poin)
- GOTO: (-8,92 Poin)
- BUMI: (-8,90 Poin)
- BMRI: (-6,45 Poin)
- DCII: (-4,74 Poin)
- SMMA: (-4,29 Poin)
- ICBP: (-4,17 Poin)
- TLKM: (-2,59 Poin)
- YUPI: (-2,42 Poin)
IHSG Tembus Rekor ATH
Paradoksnya, di tengah tekanan dari saham-saham big caps yang melemah, IHSG justru berhasil menunjukkan kekuatan luar biasa. Sepanjang pekan 6—10 Oktober 2025, IHSG menguat 1,72% dan ditutup pada level 8.257,85. Ini merupakan posisi penutupan tertinggi sepanjang sejarah atau all time high (ATH).
: Daftar 10 Top Gainers Kala IHSG Cetak Rekor, Ada NTBK, TRIN, hingga COCO
Kautsar Primadi Nurahmad, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengonfirmasi pencapaian bersejarah ini. “IHSG pada penutupan pekan ini juga merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah,” ungkap Kautsar dalam keterangan resmi pada Sabtu (11/10/2025). Ia menambahkan bahwa IHSG naik signifikan dari posisi 8.108,3 pada pekan sebelumnya.
Peningkatan juga terlihat pada aktivitas perdagangan. Rata-rata nilai transaksi harian BEI melonjak 12,48% menjadi Rp28,15 triliun, dari sebelumnya Rp25,02 triliun. Frekuensi transaksi harian turut meningkat 11,83%, mencapai 2,93 juta kali transaksi dari 2,62 juta kali pada pekan lalu.
Namun, rata-rata volume transaksi saham harian Bursa pekan ini justru mengalami penurunan sebesar 14,88%, menjadi 42,318 miliar lembar saham dari 49,717 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Meskipun demikian, kapitalisasi pasar BEI mencatatkan kenaikan impresif sebesar 3,19%, kembali menorehkan rekor tertinggi baru di angka Rp15.560 triliun, melampaui Rp15.079 triliun pada sepekan sebelumnya, sebagaimana dijelaskan oleh Kautsar.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.