Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 11 dari 18 kabupaten dan kota terdampak bencana di Provinsi Aceh memperpanjang status tanggap darurat hingga sepekan ke depan. Perpanjangan ini dilakukan untuk mengoptimalkan penanganan bencana, terutama di wilayah yang masih mengalami dampak banjir parah.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan daerah yang memperpanjang status tanggap darurat meliputi Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Utara, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tamiang, Nagan Raya, serta Kota Lhokseumawe. Dari jumlah tersebut, tujuh kabupaten dikategorikan mengalami dampak banjir paling parah.
Sementara itu, tujuh daerah lainnya telah memasuki masa transisi dari tanggap darurat ke pemulihan, yakni Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Besar, Aceh Singkil, serta Kota Subulussalam dan Kota Langsa.
Di tengah perpanjangan status tanggap darurat tersebut, layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Aceh Tamiang mulai kembali beroperasi secara bertahap setelah sempat terhenti akibat bencana. Pemulihan layanan kesehatan dilakukan seiring dengan perbaikan infrastruktur pendukung, termasuk jaringan telekomunikasi.
Baca juga:
- Indonesia Dikepung Bencana, Uskup Agung Jakarta Ajak Pertobatan Ekologis
- Pemerintah Percepat Pemulihan di Aceh Jelang Ramadan
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan pemerintah memprioritaskan pemulihan jaringan telekomunikasi di fasilitas layanan publik, seperti rumah sakit dan puskesmas, untuk mendukung kelancaran layanan kesehatan dan koordinasi penanganan bencana.
“Saat ini tingkat ketersediaan jaringan telekomunikasi di Aceh Tamiang mencapai sekitar 70% dan terus diupayakan agar stabil,” kata Nezar saat meninjau RSUD Aceh Tamiang, Rabu (24/12).
Menurut Nezar, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama operator seluler masih melakukan pemulihan base transceiver station (BTS) yang terdampak banjir. Pemerintah juga menyiapkan konektivitas darurat berbasis satelit untuk memastikan komunikasi di titik layanan kesehatan tetap berjalan.
“Kami memperkuat jaringan telekomunikasi, termasuk melalui pemasangan konektivitas satelit seperti Starlink, serta berkoordinasi dengan operator seluler untuk memulihkan BTS di sekitar rumah sakit,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah juga memfokuskan pemulihan fasilitas kesehatan di tiga provinsi. “Pemulihan dilakukan dengan prioritas pada layanan gawat darurat agar masyarakat tetap mendapat penanganan medis,” kata Budi.
Sekretaris Daerah Aceh M. Nasir menambahkan, bencana di Aceh berdampak pada 3.978 desa yang tersebar di 225 kecamatan pada 18 kabupaten dan kota. Ia menyebut kebutuhan mendesak masyarakat terdampak kini beralih ke bantuan nonpangan, seperti tenda pengungsian, air bersih, lampu darurat, bahan medis, serta peralatan dapur. Pemerintah daerah juga mulai mendorong perbaikan rumah rusak ringan dan sedang untuk mengurangi jumlah warga yang masih mengungsi.