MSCI Lirik Data KSEI: Free Float Saham Indonesia Bakal Berubah?

Muamalat.co.id JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI), penyedia indeks global terkemuka, kini tengah menjajaki kemungkinan baru untuk memperbarui metodologi perhitungan porsi free float saham-saham Indonesia. Wacana ini melibatkan pemanfaatan Laporan Komposisi Kepemilikan Bulanan (Monthly Holding Composition Report) yang diterbitkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai data pelengkap.

Langkah ini muncul karena adanya perbedaan signifikan dalam pelaporan kepemilikan saham di Indonesia. Umumnya, perusahaan-perusahaan di Indonesia hanya mengungkapkan detail pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih dari total saham dalam laporan kepemilikan mereka. Sementara itu, data komprehensif dari KSEI mampu memberikan gambaran yang jauh lebih rinci, termasuk kepemilikan di bawah ambang batas 5% serta klasifikasi pemegang saham secara lebih granular. Ini menawarkan potensi besar untuk menghasilkan estimasi free float yang lebih akurat dan menyeluruh.

Namun, MSCI juga menekankan bahwa meskipun data KSEI sangat informatif, laporan tersebut tidak dapat digunakan secara mandiri untuk memperkirakan free float. Keterbatasan utama terletak pada agregasi data KSEI yang tidak mengidentifikasi pemegang saham individual dalam setiap kategori. Sebagai contoh, KSEI hanya menampilkan total kepemilikan di bawah kategori ‘Korporasi’ tanpa merinci nama-nama pemegang saham spesifik di dalamnya, yang menjadi tantangan dalam menentukan status free float secara pasti.

Seiring dengan usulan penggunaan laporan KSEI sebagai referensi tambahan, MSCI juga mengemukakan proposal metodologi baru untuk perhitungan free float saham Indonesia. Nantinya, free float akan dihitung berdasarkan nilai yang lebih rendah dari dua metode utama yang diusulkan, yaitu:

Pertama, perhitungan free float yang tetap mengacu pada data kepemilikan yang dilaporkan melalui keterbukaan informasi, laporan publik, dan siaran pers, selaras dengan metodologi MSCI Free Float Data yang berlaku saat ini. Ini memastikan konsistensi dengan standar pelaporan yang sudah ada.

Kedua, estimasi free float berdasarkan laporan KSEI. Dalam metode ini, seluruh saham dalam kategori ‘script’ atau yang tidak tercatat di data KSEI, serta kepemilikan ‘korporasi’ (baik lokal maupun asing) dan kategori ‘others’ (lokal maupun asing), akan diklasifikasikan sebagai saham non free float.

Sebagai alternatif dari metode kedua, MSCI juga mengusulkan estimasi free float berdasarkan data KSEI dengan klasifikasi yang sedikit berbeda. Dalam skema ini, saham ‘script’ dan kepemilikan ‘korporasi’ akan dianggap sebagai non free float, namun kategori ‘others’ tidak dimasukkan dalam perhitungan non free float. Fleksibilitas ini menunjukkan upaya MSCI untuk mempertimbangkan berbagai skenario yang paling relevan dengan karakteristik pasar modal Indonesia.

Stockbit Sekuritas dalam laporannya menyoroti bahwa wacana penting ini masih dalam tahap konsultasi publik. Artinya, proposal ini belum final dan masih menunggu masukan berharga dari para pelaku pasar. MSCI akan terus menerima umpan balik hingga tanggal 31 Desember 2025. Hasil akhir dari proses konsultasi ini diharapkan akan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Apabila proposal ini disetujui dan diterapkan, perubahan pada metodologi perhitungan free float akan mulai diimplementasikan pada saat review indeks MSCI bulan Mei 2026, yang berpotensi membawa dampak signifikan bagi saham-saham Indonesia dalam indeks global.

Ringkasan

MSCI sedang mempertimbangkan penggunaan data dari KSEI (Laporan Komposisi Kepemilikan Bulanan) untuk memperbarui metodologi perhitungan free float saham-saham di Indonesia. Hal ini dikarenakan perbedaan detail pelaporan kepemilikan saham, di mana data KSEI memberikan informasi yang lebih rinci dibandingkan laporan perusahaan yang biasanya hanya mencantumkan pemegang saham dengan kepemilikan 5% atau lebih.

MSCI mengusulkan dua metode perhitungan free float. Pertama, perhitungan tetap mengacu pada data kepemilikan yang dilaporkan melalui keterbukaan informasi. Kedua, estimasi berdasarkan laporan KSEI dengan mengklasifikasikan saham ‘script’ serta kepemilikan ‘korporasi’ dan ‘others’ sebagai saham non free float, atau alternatifnya, hanya saham ‘script’ dan kepemilikan ‘korporasi’ yang dianggap non free float. Wacana ini masih dalam tahap konsultasi publik hingga 31 Desember 2025 dan jika disetujui, perubahan akan diimplementasikan pada review indeks MSCI bulan Mei 2026.

Leave a Comment