Pada sesi pertama APEC Economic Leaders’ Meeting yang berlangsung di Hwabaek International Convention Centre, Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10), Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kunci berdurasi sekitar tujuh menit. Dalam kesempatan penting tersebut, Prabowo mengemukakan sejumlah gagasan fundamental, menyoroti urgensi pemberdayaan UMKM dan koperasi melalui optimalisasi akses digital dan keuangan, komitmen kuat dalam memerangi korupsi, serta penegasan bahwa narkotika merupakan ancaman serius lintas negara yang membutuhkan perhatian bersama.
Mengawali sambutannya di hadapan para pemimpin ekonomi APEC, termasuk Presiden Lee Jae-myung, Prabowo menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Korea Selatan dalam penyelenggaraan pertemuan ini. Ia menyoroti kondisi dunia yang penuh ketidakpastian, di mana ketegangan dan kian meningkatnya rasa saling tidak percaya berpotensi mengancam stabilitas ekonomi global dan memperdalam jurang perpecahan. Meskipun mengakui tantangan dan risiko yang ada, ia menegaskan keyakinannya bahwa kawasan Asia Pasifik tidak boleh pasrah terhadap perpecahan. Sebaliknya, perlu ada upaya kolektif untuk bangkit melampaui kecurigaan, mengatasi ketakutan, dan membangun kembali kepercayaan di antara negara-negara anggota serta dalam ekosistem perekonomian global.
Prabowo mengingatkan kembali bahwa APEC didirikan di atas keyakinan kuat terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan semangat kerja sama. Misi inti organisasi ini adalah memfasilitasi perdagangan bebas, investasi, dan kerja sama multilateral berbasis kebersamaan. Untuk menjaga stabilitas yang telah menopang pertumbuhan, Prabowo menyerukan pembaharuan komitmen terhadap kerja sama ekonomi multilateral yang bersifat terbuka, adil, dan inklusif. Dalam konteks ini, Indonesia menegaskan kesiapannya untuk mempertahankan sistem perdagangan multilateral terukur, dengan menempatkan WTO sebagai rujukan utama guna memastikan persaingan yang sehat dan adil bagi semua pihak.
Lebih lanjut, Prabowo menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tidak inklusif hanya akan memicu perpecahan dan instabilitas, menghambat terciptanya perdamaian serta kesejahteraan. Oleh karena itu, inklusi harus menjadi pedoman utama, seiring dengan keberlanjutan sebagai kompas untuk menjamin masa depan dunia yang aman. Ia menyerukan agar APEC memastikan manfaat perdagangan dan investasi dapat merata ke semua pihak, agar tidak ada satu pun ekonomi yang tertinggal. Kolaborasi publik-swasta pun harus diarahkan pada kerja sama yang berorientasi pada kemajuan masyarakat secara luas.
Dalam upaya mencapai inklusivitas, pemberdayaan usaha kecil melalui akses digital dan keuangan menjadi sangat krusial untuk mengintegrasikan mereka ke dalam rantai pasok global. Indonesia, menurut Prabowo, telah mewujudkan prinsip ini melalui program nasional yang memberdayakan usaha kecil dan koperasi. Program ini dirancang untuk memaksimalkan potensi mereka, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan.
Meski demikian, Prabowo tidak menampik bahwa setiap negara, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan besar seperti korupsi, penyelundupan, dan penipuan. Ia menegaskan urgensi kerja sama antarnegara APEC untuk memerangi praktik ilegal ini, yang secara langsung merugikan perekonomian kawasan. Selain itu, ancaman narkotika juga disoroti sebagai bahaya serius dan lintas negara yang dapat mengganggu stabilitas serta masa depan. Oleh karena itu, kerja sama multilateral menjadi kunci, karena tidak ada satu pun negara yang mampu mengatasi kompleksitas ancaman seperti penyelundupan, penipuan, pencucian uang, perdagangan manusia, dan narkotika sendirian.
Dengan pengalaman dalam memberdayakan UMKM, membentuk ribuan koperasi, serta memberikan ruang lebih besar bagi partisipasi masyarakat dalam perekonomian, Indonesia konsisten memerangi korupsi dan praktik ekonomi rakus yang menghambat pertumbuhan sejati. Keberhasilan dan komitmen ini menjadikan Indonesia sebagai jembatan strategis yang mampu menghubungkan ekonomi maju dan ekonomi berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan global di masa mendatang.
Mengakhiri pidatonya, Prabowo mengajak seluruh pemimpin untuk terus berkolaborasi membangun APEC dan memperkuat kerja sama melalui multilateralisme. Tujuannya jelas: agar APEC dapat memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat di kawasan Asia Pasifik.
Ringkasan
Dalam pidatonya di APEC Economic Leaders’ Meeting, Presiden Prabowo Subianto menyoroti pentingnya pemberdayaan UMKM dan koperasi melalui akses digital dan keuangan. Ia juga menekankan komitmen Indonesia dalam memerangi korupsi dan menegaskan bahwa narkotika merupakan ancaman serius lintas negara yang membutuhkan kerja sama multilateral. Prabowo menyerukan pembaruan komitmen terhadap kerja sama ekonomi multilateral yang terbuka, adil, dan inklusif, dengan menempatkan WTO sebagai rujukan utama.
Prabowo menekankan inklusi dan keberlanjutan sebagai pedoman utama, menyerukan agar APEC memastikan manfaat perdagangan dan investasi merata. Ia juga menyoroti perlunya kerja sama antarnegara APEC untuk memerangi korupsi, penyelundupan, dan penipuan. Indonesia, dengan pengalamannya, siap menjadi jembatan strategis yang menghubungkan ekonomi maju dan berkembang dalam menghadapi tantangan global, mengajak semua pihak untuk terus berkolaborasi membangun APEC.