Sektor Keuangan Dominasi Pipeline IPO, BEI Catat Ada 4 Perusahaan

Muamalat.co.id, JAKARTA – Pasar modal Indonesia terus menunjukkan geliatnya dengan sejumlah perusahaan yang mengantre untuk melantai di bursa. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, per 7 November 2024, setidaknya ada 13 perusahaan yang masuk dalam pipeline pencatatan saham. Menariknya, dari daftar prospektif tersebut, sektor keuangan menunjukkan dominasi yang signifikan.

Data BEI terbaru mengkonfirmasi bahwa empat perusahaan dari sektor keuangan menduduki posisi teratas dalam daftar pipeline, angka ini merupakan yang terbanyak dibandingkan sektor-sektor lain. Angka tersebut merepresentasikan 30,8% dari total seluruh perusahaan yang bersiap untuk IPO. Sektor keuangan diikuti oleh sektor teknologi, industrial, dan basic materials, yang masing-masing menyumbang 15,4% dari daftar calon emiten.

Meskipun detail mengenai kategori aset spesifik untuk keempat perusahaan sektor keuangan tersebut belum dirinci, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa mayoritas dari 13 perusahaan dalam pipeline ini adalah entitas dengan aset menengah. Sebanyak enam perusahaan memiliki kisaran aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, menunjukkan adanya potensi penawaran saham perdana dari berbagai skala bisnis di pasar modal.

Sinyal Kuat IPO Superbank

Salah satu nama yang tengah hangat diperbincangkan dalam daftar calon emiten adalah PT Super Bank Indonesia (Superbank), dengan rumor kuat mengenai rencana IPO pada awal Desember 2025. Menurut informasi yang beredar, masa penawaran awal Superbank akan berlangsung pada 17-24 November 2025, sebelum penjadwalan pencatatan resmi di BEI pada 11 Desember 2025.

Dalam bocoran prospektus awal yang beredar luas di kalangan pasar, Superbank disebut akan melepas 5,2 miliar saham kepada publik. Angka ini setara dengan 15% dari total modal yang ditempatkan di perusahaan tersebut. Dengan rentang harga penawaran saham yang diproyeksikan antara Rp 500 hingga Rp 1.030 per saham, IPO Superbank berpotensi menghimpun dana segar hingga Rp 5,35 triliun apabila harga penawaran mencapai batas atas.

Merespons kabar ini, juru bicara Superbank yang tidak ingin disebutkan namanya menolak memberikan komentar. Ia menegaskan bahwa perusahaan tidak akan menanggapi rumor atau spekulasi pasar, sebagaimana pernyataannya pada Jumat (7/11/2025). Juru bicara tersebut menambahkan bahwa Superbank saat ini berfokus pada penguatan kinerja melalui inovasi solusi keuangan, peningkatan jumlah nasabah, serta kolaborasi strategis dengan ekosistem terpercaya guna mendukung pertumbuhan inklusif di Indonesia.

Leave a Comment