Muamalat.co.id JAKARTA. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten pengembang energi terbarukan yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu, menyatakan keyakinannya untuk terus mencatatkan kinerja positif di masa depan. Perusahaan ini secara strategis memfokuskan diri pada ekspansi dan peningkatan kapasitas pembangkit panas bumi serta angin, sebagai pilar utama pertumbuhan berkelanjutan.
Keyakinan tersebut didukung oleh capaian kinerja impresif hingga kuartal III-2025. BREN berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,6% secara tahunan (yoy), mencapai US$457 juta. Lebih jauh, laba bersih perseroan melonjak signifikan sebesar 19,1% yoy menjadi US$132 juta, sementara EBITDA juga menguat 5,7% yoy menjadi US$399 juta. Angka-angka ini mengindikasikan fundamental yang kuat dan arah pertumbuhan yang jelas.
Secara operasional, BREN mencatatkan peningkatan produksi listrik sebesar 4,5% yoy, mencapai 5.330 megawatt hour (MWh). Kontribusi utama datang dari empat aset strategisnya, meliputi Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu, PLTP Salak, PLTP Darajat, serta Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap I.
“Pertumbuhan produksi listrik yang solid ini merupakan hasil tuntasnya proyek Salak Binary dan peningkatan efisiensi produksi uap,” terang Direktur Utama Barito Renewables Energy, Tan Hendra Soetjipto, dalam paparan publik pada Selasa (11/11/2025).
Sebagai informasi, proyek Salak Binary mulai beroperasi penuh pada awal 2025, secara signifikan menambah kapasitas panas bumi BREN sebesar 16,6 megawatt (MW). Tak hanya itu, perseroan juga berhasil menuntaskan proyek Salak Retrofit Unit 4, 5, dan 6 pada kuartal III-2025, yang turut menyumbang tambahan kapasitas sebesar 7,7 MW. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen BREN dalam ekspansi aset produktifnya.
Meskipun Tan Hendra tidak merinci target kinerja keuangan BREN secara eksplisit hingga akhir 2025 dan 2026, manajemen perseroan optimis bahwa tahun 2026 akan menjadi periode yang sangat positif, baik dari segi pendapatan maupun laba bersih. Optimisme ini didasari oleh serangkaian proyek strategis yang tengah berjalan.
Saat ini, BREN tengah menggarap beberapa proyek panas bumi dan angin yang dijadwalkan rampung dalam waktu dekat. Ini termasuk pembangunan PLTP Wayang Windu Unit 3 berkapasitas 30 MW dan PLTP Salak Unit 7 berkapasitas 40 MW, keduanya ditargetkan selesai pada kuartal IV-2026.
Selain proyek baru, perseroan juga fokus pada peningkatan kapasitas aset eksisting melalui program retrofit. Proyek Retrofit Wayang Windu Unit 1 & 2 sebesar 18,4 MW diproyeksikan rampung pada kuartal IV-2025, diikuti oleh proyek Retrofit Darajat Unit 3 sebesar 7 MW yang ditargetkan selesai pada kuartal III-2026.
“Seluruh proyek ini diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan, meningkatkan kapasitas terpasang kami hingga mencapai 1 gigawatt (GW) pada akhir 2026,” ujar Tan Hendra, menegaskan visi pertumbuhan BREN yang ambisius.
Resmi Masuk MSCI, BREN dan BRMS Siap Jadi Incaran Investor Asing
Prospek BREN
Menanggapi hal ini, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menyatakan bahwa prospek bisnis BREN tetap menjanjikan, baik hingga akhir 2025 maupun tahun berikutnya. Ia menyoroti proyek Retrofit Wayang Windu yang akan rampung pada akhir 2025 sebagai katalis jangka pendek yang berpotensi langsung mendongkrak kapasitas panas bumi BREN.
“Ini berpotensi menjadi katalis penting dalam jangka pendek yang akan mendukung pertumbuhan kinerja BREN,” kata Wafi pada Selasa (11/11/2025).
Barito Renewables Energy (BREN) Cetak Pendapatan US$ 457 Juta hingga Kuartal III-2025
Namun, di tengah strategi ekspansi yang agresif ini, Wafi menekankan pentingnya kedisiplinan BREN dalam mengeksekusi setiap proyek. Ia berharap perseroan dapat menjaga tingkat leverage yang sehat agar ekspansi tidak memberatkan neraca keuangan. Selain itu, manajemen risiko biaya juga perlu diperkuat, mengingat proyek energi terbarukan kerap membutuhkan pendanaan yang substansial.
Di sisi lain, Wafi turut mengapresiasi keberhasilan BREN yang terpilih sebagai anggota baru MSCI Global Standard Index. Pencapaian ini berpotensi besar meningkatkan eksposur global dan menarik arus dana asing masuk ke saham BREN. “Namun, euforia semacam itu biasanya hanya berlangsung 1 hingga 2 minggu setelah efektif. Setelah periode tersebut, pergerakan saham BREN akan kembali bergantung sepenuhnya pada kinerja fundamental perusahaan,” jelas Wafi, memberikan perspektif yang berimbang.
Dengan mempertimbangkan seluruh faktor tersebut, Wafi merekomendasikan ‘hold’ saham BREN dengan target harga Rp12.000 per saham.
BREN Chart by TradingView
Ringkasan
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) optimis mencatatkan kinerja positif dengan fokus pada ekspansi pembangkit panas bumi dan angin. Hingga kuartal III-2025, BREN mencatatkan pertumbuhan pendapatan 3,6% (yoy) menjadi US$457 juta dan laba bersih melonjak 19,1% (yoy) menjadi US$132 juta. Peningkatan produksi listrik mencapai 4,5% (yoy) atau 5.330 MWh didukung oleh proyek Salak Binary dan peningkatan efisiensi produksi uap.
BREN tengah menggarap beberapa proyek panas bumi dan angin, termasuk PLTP Wayang Windu Unit 3 (30 MW) dan PLTP Salak Unit 7 (40 MW) yang ditargetkan selesai pada kuartal IV-2026. Analis merekomendasikan ‘hold’ saham BREN dengan target harga Rp12.000 per saham, menekankan pentingnya kedisiplinan dalam eksekusi proyek dan manajemen risiko biaya. BREN juga terpilih sebagai anggota baru MSCI Global Standard Index.