Rupiah Besok: Prediksi Akurat 12 November 2025! Siap Trading?

Muamalat.co.id JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah harus mengakhiri rentetan penguatan selama tiga hari berturut-turut pada perdagangan Selasa (11/11/2025). Mata uang Garuda menunjukkan pelemahan setelah sempat perkasa.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,24% ke level Rp 16.694 per dolar AS. Posisi ini terkoreksi dari penutupan Senin (10/11) yang berada di level Rp 16.654 per dolar AS.

Tren serupa juga terpantau pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI). Tercatat, rupiah melemah 0,19% menjadi Rp 16.698 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 16.666 per dolar AS.

Dana Kelolaan Reksadana Tumbuh Positif Hingga Oktober 2025 Tembus Rp 621 Triliun

Menanggapi kondisi ini, Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah hari itu dipengaruhi oleh kombinasi sentimen dari arena global maupun domestik.

“Secara umum, penguatan dolar AS di pasar global menjadi faktor utama. Hal ini sering kali dipicu oleh rilis data ekonomi AS yang kuat atau ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed,” ungkap Sutopo kepada Kontan.co.id.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa para investor juga tengah mencermati data makroekonomi domestik seperti penjualan ritel dan neraca perdagangan Indonesia. Data-data ini penting untuk menilai optimisme terhadap ketahanan ekonomi nasional.

“Dalam kondisi pasar yang dinamis, keputusan wait and see dari para investor juga turut berkontribusi pada fluktuasi minor yang terjadi hari ini,” imbuhnya.

Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Rabu (12/11/2025)

Untuk perdagangan Rabu (12/11) esok, Sutopo memperkirakan bahwa sejumlah faktor kunci akan menjadi penentu arah pergerakan rupiah. Dari sisi domestik, rilis data cadangan devisa dan penjualan ritel akan menjadi sorotan utama, di mana hasil yang positif berpotensi memberikan dorongan penguatan pada rupiah.

Sementara itu, dari ranah global, pasar akan terus memantau perkembangan perang dagang antara AS dan Tiongkok, serta arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Pertanyaan besar yang dinanti adalah apakah penurunan suku bunga akan dilakukan lebih cepat atau justru ditunda.

“Secara keseluruhan, fokus pasar tetap tertuju pada upaya Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian global yang terus membayangi,” kata Sutopo.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, turut menambahkan bahwa pergerakan rupiah pada Rabu kemungkinan masih akan dipengaruhi oleh minimnya rilis data ekonomi penting, baik dari eksternal maupun internal.

Emas Sentuh US$ 4.137 per Ons, Analis Prediksi Bisa Tembus US$ 5.000 Tahun Depan

“Pergerakan rupiah akan didikte oleh sentimen pasar global. Selain itu, investor juga menanti kepastian pembukaan kembali pemerintahan AS yang akan segera disetujui Kongres,” jelas Lukman.

Baik Sutopo maupun Lukman sama-sama memproyeksikan bahwa rupiah besok akan bergerak dalam rentang konsolidasi, yakni antara Rp 16.650 – Rp 16.750 per dolar AS.

Ringkasan

Pada tanggal 11 November 2025, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan setelah sempat menguat selama tiga hari berturut-turut. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,24% menjadi Rp 16.694 per dolar AS, sementara kurs Jisdor Bank Indonesia menunjukkan pelemahan 0,19% menjadi Rp 16.698 per dolar AS.

Pelemahan rupiah dipengaruhi oleh penguatan dolar AS secara global, data ekonomi AS, dan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed. Untuk perdagangan 12 November 2025, pergerakan rupiah diperkirakan akan dipengaruhi oleh rilis data cadangan devisa dan penjualan ritel domestik, serta perkembangan perang dagang AS-Tiongkok dan kebijakan suku bunga The Fed. Para analis memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang konsolidasi antara Rp 16.650 – Rp 16.750 per dolar AS.

Leave a Comment