Saham Top Losers Sepekan Dihuni SPMA, PGLI, TAPG hingga CBRE

Muamalat.co.id, JAKARTA — Pasar modal Indonesia menyaksikan pekan yang bergejolak, ditandai dengan koreksi tipis pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,29% selama periode perdagangan 10 hingga 14 November 2025. Koreksi ini memicu sejumlah saham mencatat penurunan harga yang signifikan, menjadi daftar saham top losers pekan ini.

Berdasarkan data statistik mingguan yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Suparma Tbk. (SPMA) memimpin daftar saham dengan penurunan terbesar. Saham SPMA terpangkas hingga 27,17% dalam sepekan, anjlok dari Rp368 menjadi Rp268 per saham. Penurunan drastis ini menempatkannya sebagai perhatian utama para investor.

Tak hanya SPMA, PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (PGLI) menyusul di posisi kedua dalam daftar saham top losers, dengan nilai terkoreksi 20% menjadi Rp392 per saham. Pergerakan ini menunjukkan adanya tekanan jual yang kuat pada kedua emiten tersebut.

: IHSG Sepekan Melemah 0,29% Dibebani Saham DSSA, BBCA hingga BBRI

Beberapa emiten lainnya juga merasakan imbas penurunan saham yang substansial. Saham PT Hotel Fitra International Tbk. (FITT) mengalami kemerosotan 19,9% menjadi Rp765 per saham. Kemudian, PT Radana Bhaskara Finance Tbk. (HDFA) turun 15,54% menjadi Rp163 per saham, dan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk. (SMLE) tercatat melemah 13,82% menjadi Rp262 per saham.

Gelombang koreksi juga menyeret saham PT Nusatama Berkah Tbk. (NTBK) yang turun 11,76% ke level Rp150, diikuti oleh PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) yang terkoreksi 11,51%. Sementara itu, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) turut melemah 11,46% menjadi Rp1.120 per saham, melengkapi barisan emiten yang berada di zona merah.

: : Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Jumat 14 November 2025

Menutup daftar saham top losers pekan ini, saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk. (LIVE) terpangkas 11,27% menjadi Rp181. Disusul oleh PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) yang mencatatkan penurunan sebesar 10,42% menjadi Rp2.150 per saham. Keseluruhan emiten ini menunjukkan tren pelemahan harga yang signifikan di tengah pergerakan pasar yang fluktuatif.

Meski banyak saham yang melemah, IHSG pada akhirnya ditutup di level 8.370,43 pada Jumat (14/11/2025), merefleksikan penurunan 0,29% dari level 8.394,59 pada pekan sebelumnya. Menariknya, di tengah koreksi indeks ini, kapitalisasi pasar atau market cap BEI berhasil bertahan pada level yang stabil.

: : IHSG Dibuka Menguat, Saham BUMI, BBCA hingga BRPT Naik ke Zona Hijau

“Kapitalisasi pasar BEI tercatat tetap pada level Rp15.316 triliun, sama seperti pada pekan sebelumnya,” ungkap Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (15/11/2025). Hal ini menunjukkan adanya penyeimbang di pasar meskipun terjadi pergeseran harga saham secara individual.

Lebih lanjut, Kautsar juga menyoroti bahwa di balik koreksi IHSG, aktivitas perdagangan saham di BEI sepanjang periode 10—14 November 2025 justru menunjukkan peningkatan yang substansial. Rata-rata volume transaksi harian bursa melesat 99,35%, mencapai 53,95 miliar lembar saham, jauh melampaui 27,07 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Peningkatan aktivitas perdagangan saham ini juga tercermin dari rata-rata nilai transaksi harian yang melonjak 33,04%, dari Rp17,54 triliun menjadi Rp23,34 triliun. Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian turut meningkat 24,84%, mencapai 2,7 juta kali transaksi dari 2,16 juta kali transaksi pada pekan lalu. Data ini mengindikasikan bahwa minat dan partisipasi investor tetap tinggi, meskipun indeks secara keseluruhan mengalami koreksi.

Berikut daftar lengkap saham top losers pada 10 – 14 November 2025:

1. SPMA: -27,17% – Rp268

2. PGLI: -20% – Rp392

3. FITT: -19,90% – Rp765

4. HDFA: -15,54% – Rp163

5. SMLE: -13,82% – Rp262

6. NTBK: -11,76% – Rp150

7. TAPG: -11,51% – Rp1.615

8. CBRE: -11,46% – Rp1.120

9. LIVE: -11,27% – Rp181

10. DAAZ: -10,42% – Rp2.150

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a Comment