Hari Ketiga Pencarian Korban Longsor Cilacap: 6 Meninggal, 17 Masih Hilang

Tim Search and Rescue (SAR) gabungan kembali menemukan tiga korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada hari ketiga operasi pencarian, Sabtu (15/11). Dengan temuan terbaru ini, total enam korban telah ditemukan meninggal, sementara belasan lainnya masih dinyatakan hilang.

Korban pertama, Muhammad Hafiz (6), ditemukan pada pukul 10.06 WIB. Korban kedua, Nurisnaini (30), ditemukan pada pukul 10.44 WIB, dan korban ketiga, Asmanto (70), pada pukul 11.37 WIB. Ketiganya ditemukan di titik yang sama, yaitu worksite A2.

“Alhamdulillah, kita kembali menemukan tiga jenazah sehingga tersisa 17 korban lagi. Kita bekerja maksimal. Pagi tadi alat berat hanya dua, lalu bertambah menjadi empat, sekarang sudah tujuh, dan akan ditambah hingga 12 unit,” ujar Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, dalam konferensi pers di Desa Cibeunying.

Ia menjelaskan medan pencarian cukup menantang karena para korban tertimbun material longsor sedalam 3 hingga 8 meter. Penambahan alat berat diperlukan untuk mempercepat penggalian serta memperluas area pencarian.

Baca juga:

  • India Perketat Regulasi Privasi Data, Batasi Big Tech Serap Informasi Pengguna
  • Bos Garuda Tunda Pengadaan 3 Pesawat Baru, Fokus Perbaiki Armada dan Efisiensi
  • Gerakan Nasional Cerdas Keuangan Telah Menjangkau 200 Juta Peserta

“Kita berharap cuaca mendukung agar prosesnya semakin cepat. Seluruh kebutuhan dasar warga terdampak sudah terpenuhi. Sesuai arahan Presiden, penanganan korban harus tuntas, tidak hanya dalam pencarian, tetapi juga penyediaan hunian sementara bagi warga yang rumahnya sudah tidak dapat dihuni,” katanya.

Pencarian Korban Longsor

Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah menjelaskan bahwa operasi pencarian korban telah dibagi ke dalam dua sektor utama, yakni Sektor A dan Sektor B. Sektor A terdiri atas tiga worksite: A1, A2, dan A3, sementara Sektor B meliputi B1 dan B2.

“Dalam pelaksanaan hari ketiga ini, dua korban pertama ditemukan di worksite A2 dalam kondisi meninggal dunia. Terbaru, pukul 11.37 WIB, satu body part (bagian tubuh) korban kembali terevakuasi dari lokasi yang sama,” ujar Abdullah, Sabtu (15/11).

Ia menambahkan, proses evakuasi dilakukan menggunakan ekskavator karena material longsor sangat tebal dan kondisi tanah masih labil.

“Setelah berhasil dievakuasi, seluruh jenazah langsung dibawa ke RSUD Majenang untuk proses identifikasi lanjutan oleh tim medis,” katanya.

Pperasi SAR mendapat dukungan penuh dari berbagai unsur, mulai dari anjing pelacak TNI, Polri, dan Basarnas; pompa alkon; alat berat dari BNPB hingga personel potensi SAR dan berbagai instansi pemerintah.

“Tim SAR gabungan masih terus melanjutkan pencarian di titik-titik yang sudah dipetakan. Kami akan bekerja sampai seluruh korban ditemukan,” katanya.

Operasi pencarian akan terus dilanjutkan selama cuaca dan kondisi medan memungkinkan, dengan prioritas mempercepat penemuan korban yang masih hilang.

Bencana tanah longsor terjadi pada Kamis (13/11) sekitar pukul 19.00 WIB, menimbun rumah-rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut. Berdasarkan pendataan awal, terdapat 46 korban, terdiri dari 23 selamat, dua meninggal, dan 21 hilang.

Tiga warga lainnya yaitu Maya, Haryanto, dan Andi mengalami luka-luka dan kini dirawat di RSUD Majenang.

Longsor juga merusak 12 rumah, mengancam 16 rumah lainnya, serta menimbun area permukiman seluas 6,5 hektare dengan penurunan tanah sedalam 2 meter dan retakan sepanjang 25 meter.

Hingga Sabtu pukul 12.00 WIB, total enam korban ditemukan meninggal dunia, sehingga masih ada 17 warga yang dalam pencarian.

Leave a Comment