Chandra Asri (TPIA) Raih Pembiayaan untuk Akuisisi, Cek Rekomendasi Sahamnya

Muamalat.co.id JAKARTA. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) berusaha menuntaskan proses akuisisi jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merek Esso milik ExxonMobil di Singapura. Untuk mendukung aksi korporasi ini, TPIA memperoleh fasilitas pembiayaan dalam jumlah besar.

Sebagaimana diketahui, TPIA mendapatkan pembiayaan khusus senilai US$ 750 juta atau setara Rp 12,55 triliun (asumsi kurs Rp 16.736) dari KKR Capital Markets yang turut didukung oleh platform kredit privat dan asuransi KKR.

Chief Financial Officer Chandra Asri Pacific Andre Khor menyambut KKR sebagai mitra strategis dalam mendukung akuisisi TPIA atas jaringan SPBU Esso di Singapura. Kolaborasi dengan perusahaan investasi global ini mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap perjalanan transformasi serta kualitas platform energi hilir TPIA yang terus berkembang. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Raih Laba Bersih US$ 1,7 Miliar per Kuartal III 2025

“Kemitraan strategis ini memungkinkan kami untuk mengejar tujuan pertumbuhan dengan disiplin keuangan yang prudent, sekaligus terus menghadirkan solusi energi yang andal dan berkelanjutan di seluruh kawasan,” ungkap Andre siaran pers, Senin (17/11/2025).

Andre menambahkan, sejak 2024 TPIA memulai transformasi strategis untuk membangun ekosistem infrastruktur energi yang terhubung dan memberikan dukungan fundamental bagi sektor-sektor strategis di kawasan. Lantas, akuisisi jaringan SPBU Esso milik ExxonMobil di Singapura merupakan bagian dari strategi tersebut.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, fasilitas pembiayaan khusus ini jelas akan mempermulus proses akuisisi SPBU Esso oleh TPIA. Pasalnya, emiten tersebut mendapat akses dana jumbo dengan struktur yang relatif fleksibel. 

Ketika akuisisi ini berhasil, maka portofolio bisnis TPIA baka semakin luas yakni mulai dari sektor hulu petrokimia hingga sektor hilir berupa ritel energi. “Aset dari SPBU ExxonMobil bisa menjadi cash cow yang stabil, sehingga membantu diversifikasi pendapatan dan mengurangi risiko tekanan dari sektor petrokimia,” ujar dia, Senin (17/11/2025).

Di atas kertas, adanya pembiayaan khusus yang mencapai US$ 750 juta akan meningkatkan leverage bagi TPIA. Namun, emiten ini dipandang masih memiliki struktur modal yang kuat serta dukungan dari Grup Barito. 

Risiko utama bagi TPIA ada pada peningkatan beban bunga dan integrasi aset eksisting dengan SPBU yang hendak diakuisisi. Maka dari itu, TPIA harus memastikan dapat terus menjaga arus kas operasional dan menuntaskan akuisisi tersebut secara efisien agar fasilitas pembiayaan ini tidak menjadi beban di kemudian hari.

Chandra Asri (TPIA) Siap Caplok SPBU Milik ExxonMobil di Singapura

“Selama trafik SPBU dan margin ritel pengisian bahan bakar stabil, maka fasilitas ini tetap manageable,” tutur Wafi.

Dia menambahkan, saham TPIA masih layak untuk dikoleksi dalam jangka menengah dan panjang berkat narasi diversifikasi dan potensi peningkatan prospek industri petrokimia pada 2026—2027. Valuasi saham TPIA pun sebenarnya sudah di level premium, namun hal itu masih bisa dimaklumi karena posisi TPIA yang jadi pemimpin pasar di sektor petrokimia nasional. 

Lantas, Wafi merekomendasikan beli saham TPIA dengan target harga di level Rp 8.000 per saham.

Leave a Comment