Muamalat.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan terus bergerak dinamis di bulan Desember, dengan perkiraan rentang antara 8.300 hingga 8.700. Data yang diolah oleh KONTAN menunjukkan performa menggembirakan, dengan kenaikan bulanan sebesar 4,22% dan lonjakan 19,69% secara year to date (ytd) hingga November 2025.
Pada penutupan perdagangan Senin (1/12/2025), IHSG berhasil membukukan kenaikan solid, menguat 40,08 poin atau 0,47% dan berakhir di level 8.548,78.
Liga Maradona, Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, menjelaskan bahwa pergerakan IHSG sepanjang Januari hingga November dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Dari dalam negeri, sentimen yang berperan meliputi perubahan kepemimpinan di Kementerian Keuangan, stimulus ekonomi yang digulirkan, tantangan daya beli masyarakat, serta kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).
Sementara itu, dari kancah global, faktor-faktor seperti pemotongan suku bunga di negara maju, tensi perang dagang yang melibatkan kebijakan tarif oleh Amerika Serikat (AS), dan dinamika geopolitik di Eropa turut mewarnai pergerakan IHSG. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor ini, Maradona memproyeksikan bahwa IHSG pada Desember akan berfluktuasi di antara 8.300 dan 8.700.
IHSG Berpotensi Menguat pada Selasa (2/12), Ini Kata Analis
“Hingga akhir tahun, IHSG diperkirakan cenderung bergerak sideways di kisaran 8.300 – 8.700. Hal ini dikarenakan sentimen positif dari global telah cukup tercermin dalam pergerakan IHSG di bulan November 2025,” ungkap Maradona kepada KONTAN, Senin (1/12/2025).
Maradona juga menyoroti dua calon emiten yang akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO) pada Desember 2025, yaitu PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) dan PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA). Menurutnya, kemampuan kedua calon emiten ini untuk memberikan dorongan pada volume transaksi di bursa menjelang akhir tahun akan sangat bergantung pada sentimen global yang berkembang.
“Semuanya akan bergantung pada sentimen global. Jika kondisi stabil, potensi untuk memberikan dampak positif cukup besar,” imbuh Maradona.
Angga Septianus, Community and Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Ia meyakini bahwa IHSG memiliki potensi untuk terus terdorong ke depan, terutama karena adanya efek window dressing di bulan Desember. Ia juga menaruh harapan pada mulai masuknya arus dana asing dan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia, mengingat stimulus yang digelontorkan baru akan terasa dampaknya di pengujung tahun.
Menutup analisanya, Maradona menyarankan investor untuk menerapkan strategi wait and see serta buy on weakness. Ia merekomendasikan saham-saham dari sektor perbankan, properti, dan infrastruktur. Sementara itu, Angga merekomendasikan sektor perbankan dengan pilihan saham unggulan seperti BMRI, BBCA, BBRI, serta saham TLKM.
Ringkasan
IHSG diproyeksikan bergerak dinamis pada Desember 2025, dengan rentang 8.300-8.700. Kenaikan bulanan tercatat 4,22% dan 19,69% secara year to date hingga November 2025. Pergerakan IHSG dipengaruhi faktor internal seperti perubahan kepemimpinan di Kementerian Keuangan, stimulus ekonomi, dan kebijakan suku bunga BI, serta faktor eksternal seperti pemotongan suku bunga di negara maju dan tensi perang dagang.
Analis menyarankan investor menerapkan strategi wait and see dan buy on weakness. Sektor yang direkomendasikan meliputi perbankan, properti, dan infrastruktur. Potensi IPO PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) dan PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) juga dapat memengaruhi volume transaksi, bergantung pada sentimen global. Beberapa analis juga meyakini adanya efek window dressing di bulan Desember.