Kinerja Ancol (PJAA) masih tertekan, simak rekomendasi sahamnya

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) diprediksi masih akan menghadapi tantangan di sepanjang tahun 2025. Para analis melihat bahwa penurunan kinerja yang terjadi hingga kuartal III-2025 ini disebabkan oleh belum pulihnya daya beli masyarakat, terutama pada sektor tiket masuk yang menjadi andalan utama pendapatan perusahaan.

Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, menyoroti bahwa performa keuangan PJAA masih tergolong lesu dan menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

“Capaian kinerja selama sembilan bulan pertama tahun 2025 masih lebih rendah dibandingkan tahun 2024, terutama karena penurunan pada penjualan tiket. Daya beli yang belum sepenuhnya pulih berdampak signifikan pada kontribusi utama terhadap pendapatan perusahaan,” ungkap Indy kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).

Meskipun demikian, Indy melihat adanya potensi perbaikan kinerja pada kuartal IV, seiring dengan momentum libur akhir tahun yang secara historis selalu meningkatkan jumlah pengunjung. Namun, ia tetap menekankan bahwa tekanan daya beli akan menjadi faktor krusial yang perlu terus diperhatikan.

Prospek Japfa (JPFA) Didorong Bisnis Hilir dan MBG, Begini Rekomendasi Sahamnya

“Target masih mungkin untuk dicapai, tetapi sangat bergantung pada kondisi ekonomi secara umum dan daya beli masyarakat untuk kegiatan rekreasi di masa mendatang,” jelasnya.

Indy menambahkan bahwa segmen rekreasi masih akan menjadi tulang punggung pertumbuhan kinerja PJAA. Menurut proyeksinya, perbaikan kinerja dapat terjadi jika ada peningkatan daya beli masyarakat atau jika perusahaan berhasil menambahkan fasilitas baru yang mampu menarik lebih banyak pengunjung. Walaupun demikian, ia mengingatkan para investor untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

“Waktu yang tepat untuk masuk (berinvestasi) harus diperhatikan dengan seksama, karena kinerja keuangan perusahaan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan,” tegasnya.

Senada dengan Indy, Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, juga menilai bahwa performa PJAA hingga kuartal III-2025 masih belum menggembirakan.

“Pendapatan (top line) baru mencapai sekitar 73% dari target yang ditetapkan, sementara laba bersih masih berada di angka 58%. Hal ini mengindikasikan bahwa target yang ditetapkan oleh manajemen sebenarnya cukup konservatif, namun tekanan terhadap kinerja perusahaan masih terasa cukup kuat,” ujarnya.

Menurut Azis, PJAA perlu berupaya keras untuk menjaga profitabilitas (bottom line) melalui efisiensi biaya, terutama di tengah tantangan daya beli masyarakat yang masih lemah dan faktor cuaca yang berpotensi mengurangi jumlah kunjungan. Ia juga menyoroti volatilitas harga saham PJAA yang masih cukup tinggi.

PJAA Chart by TradingView

“Kami merekomendasikan kepada para investor untuk mengambil posisi wait and see terlebih dahulu, mengingat pergerakan harga saham PJAA yang cenderung fluktuatif,” tegasnya.

Dengan berbagai tekanan yang belum mereda, para analis sepakat bahwa prospek jangka pendek PJAA masih akan sangat bergantung pada pemulihan daya beli masyarakat dan efektivitas strategi efisiensi yang diterapkan oleh perusahaan.

Ringkasan

Kinerja PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) diprediksi masih akan tertekan hingga tahun 2025 akibat daya beli masyarakat yang belum pulih, terutama pada sektor tiket masuk. Capaian kinerja selama sembilan bulan pertama tahun 2025 masih lebih rendah dibandingkan tahun 2024, meskipun ada potensi perbaikan pada kuartal IV seiring libur akhir tahun.

Analis merekomendasikan investor untuk wait and see mengingat volatilitas harga saham PJAA yang cukup tinggi dan kinerja keuangan yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan. Prospek jangka pendek PJAA sangat bergantung pada pemulihan daya beli masyarakat dan efektivitas strategi efisiensi yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga profitabilitas.

Leave a Comment