Rupiah Menguat! Apa yang Mendorong Penguatan Rupiah Minggu Ini?

Muamalat.co.id JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan sinyal positif di penutupan perdagangan Jumat (5/12/2025), menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, rupiah berhasil naik tipis 0,03% secara harian, mencapai level Rp 16.648 per dolar AS. Jika dilihat secara mingguan, penguatan rupiah tercatat sebesar 0,16% dari posisi Rp 16.675 per dolar AS pada Jumat (28/11/2025).

Data dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat pelemahan tipis rupiah sebesar 0,05% secara harian ke level Rp 16.655 per dolar AS. Namun, secara akumulasi mingguan, rupiah Jisdor mencatatkan penguatan sebesar 0,03% dari posisi Rp 16.661 per dolar AS pada Jumat (28/11/2025).

Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures, menjelaskan bahwa tekanan terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Kebijakan ini dipertimbangkan sebagai respons terhadap data ekonomi AS yang menunjukkan tren melemah.

Rupiah Ditutup Menguat Tipis ke Rp 16.648 Per Dolar AS Hari Ini (5/12)

Dari dalam negeri, data ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang beragam. Surplus neraca perdagangan tetap terjaga, meskipun ekspor dan impor mengalami penurunan. Sementara itu, inflasi menunjukkan tanda-tanda moderasi.

“Hari ini, cadangan devisa berpotensi naik, meskipun ada kekhawatiran akan tergerus akibat intervensi BI,” ungkap Lukman kepada Kontan, Jumat (5/12/2025).

Meskipun demikian, Lukman menyoroti bahwa rupiah masih dibayangi oleh potensi pemangkasan suku bunga oleh BI, yang juga menekankan komitmennya untuk menjaga stabilitas rupiah.

“Pekan depan, investor akan memfokuskan perhatian pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Meskipun pemangkasan suku bunga hampir pasti terjadi, investor akan mencari sinyal mengenai langkah-langkah kebijakan selanjutnya,” imbuh Lukman.

Saham Big Banks Bergerak Variatif pada Jumat (5/12): BBCA Menguat, BBRI Terkoreksi

Untuk proyeksi ke depan, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.550 – Rp 16.750 per dolar AS pada pekan mendatang.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia, David Sumual, mengamati adanya sentimen *risk on* di pasar pada minggu ini, didorong oleh laporan data ketenagakerjaan yang positif. Kondisi ini menyebabkan pasar merevisi ekspektasinya, dengan probabilitas penurunan Fed rate di bulan Desember sedikit menurun dibandingkan perkiraan pada minggu sebelumnya.

David memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS untuk sepekan ke depan.

Ringkasan

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (5/12/2025), baik di pasar spot maupun data Jisdor BI. Penguatan ini didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, menyusul data ekonomi AS yang melemah, dan sentimen risk on di pasar.

Meskipun demikian, rupiah masih dibayangi potensi pemangkasan suku bunga oleh BI. Investor akan memantau pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk mendapatkan sinyal kebijakan selanjutnya. Proyeksi nilai tukar rupiah untuk pekan depan berada dalam kisaran Rp 16.550 – Rp 16.750 per dolar AS.

Leave a Comment