Yen Menguat! Dolar AS Melemah, Yen Sentuh Level Tertinggi 3 Pekan

Muamalat.co.id JAKARTA. Nilai tukar Yen Jepang (JPY) berhasil menguat signifikan, mencapai level sekitar 146,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis (14/8). Penguatan ini menandai posisi tertinggi JPY dalam tiga minggu terakhir, didorong oleh ekspektasi yang semakin meningkat terhadap potensi pemotongan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) di tahun ini, yang pada gilirannya menekan nilai dolar AS.

Data terbaru dari Amerika Serikat, yang dikutip oleh Tradingeconomics pada Kamis (14/9), mengindikasikan adanya pelonggaran tekanan inflasi. Angka inflasi yang lebih rendah ini, dikombinasikan dengan sinyal pendinginan di pasar tenaga kerja, memperkuat pandangan pasar mengenai kemungkinan pendekatan kebijakan yang lebih dovish dari The Fed. Hal ini juga menunjukkan bahwa tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump tidak lagi menjadi pemicu utama tekanan harga.

Sentimen pasar terhadap pemotongan suku bunga semakin diperkuat oleh pernyataan dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Ia secara terbuka menyerukan beberapa pemotongan suku bunga dan bahkan menyarankan agar The Fed dapat memulai langkah tersebut dengan pemotongan yang signifikan, yakni sebesar 50 basis poin (bps).

Di sisi domestik Jepang, Bank of Japan (BOJ) menghadapi tekanan yang terus meningkat untuk menyesuaikan kebijakan moneternya. Tekanan ini muncul dari ukuran inflasi yang semakin terkait erat dengan permintaan domestik dan pertumbuhan upah, faktor-faktor yang sebelumnya membatasi langkah pengetatan lebih lanjut. Meskipun demikian, Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, tetap mempertahankan sikap kehati-hatian. Ia menegaskan bahwa “inflasi yang mendasari” di Jepang masih berada di bawah target 2% yang ditetapkan oleh BOJ, mengisyaratkan bahwa pengetatan kebijakan mungkin belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Ringkasan

Yen Jepang menguat terhadap dolar AS, mencapai level tertinggi dalam tiga minggu terakhir di sekitar 146,5 per dolar AS. Penguatan ini didorong ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed dan data inflasi AS yang melonggar, yang memicu pelemahan dolar AS.

Menteri Keuangan AS menyerukan pemotongan suku bunga, bahkan menyarankan pemotongan 50 bps. Sementara itu, Bank of Japan menghadapi tekanan untuk menyesuaikan kebijakan moneternya karena inflasi terkait permintaan domestik dan pertumbuhan upah, meskipun Gubernur BOJ masih berhati-hati karena inflasi masih di bawah target 2%.

Leave a Comment