Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham terpantau tidak mampu menarik minat investor sehingga tenggelam ke daftar saham paling boncos atau top losers sepanjang 2025.
Berdasarkan data Bloomberg per 23 Desember 2025, sejumlah saham bahkan tercatat mengalami pelemahan kinerja hingga lebih dari 50% sejak awal tahun.
Saham PT Cipta Selera Murni Tbk. (CSMI) menjadi saham dengan penurunan harga paling dalam. Harga saham CSMI bahkan hampir terkoreksi sepenuhnya sepanjang periode Januari–Desember 2025.
Pada pembukaan perdagangan awal tahun, CSMI membanderol harga sahamnya senilai Rp3.020 per saham. Namun, seiring waktu berjalan, harga saham CSMI terkoreksi secara konsisten dan tercatat terparkir di level Rp246 per saham pada perdagangan kemarin. Artinya, saham ini telah terkoreksi 91,85% year-to-date (YtD).
: KALEIDOSKOP 2025: Daftar 10 Saham Paling Moncer, CBRE Jawara Terbang 5.136,84%
Ketenaran perusahaan mantan pemegang izin Texas Chicken di Indonesia ini sebetulnya dapat dilacak sejak 2023. Saat itu, CSMI mengabarkan bahwa perseroan telah memutuskan kerja sama dengan Cajun Global LLC sebagai pemilik lisensi Texas Chicken. Pandemi Covid-19 menjadi salah satu alasan kinerja CSMI berdarah-darah pada periode itu.
Memasuki 2024, investor tercatat masih memiliki asa terhadap emiten tersebut. Hal itu tampak dari harga saham CSMI yang mampu bertahan di atas level Rp2.500 per saham sepanjang 2024. Namun, memasuki 2025, ramai-ramai investor meninggalkan saham yang sempat tenar pada masanya itu.
Hal itu sejalan dengan memburuknya kinerja fundamental perseroan sepanjang periode Januari–September 2025. Pada periode ini, CSMI hanya mampu membukukan pendapatan senilai Rp1,41 miliar, terkoreksi dari posisi Rp1,81 miliar pada periode Januari–September 2024.
Dengan beban yang masih tinggi, CSMI mesti harus menelan rugi bersih sepanjang tahun 2025 senilai Rp1,23 miliar. Hal itu kemudian menyeret rugi per saham senilai Rp1,51.
Cipta Selera Murni Tbk. – TradingView
Kinerja saham PT Danasupra Erapacific Tbk. (DEFI) juga tidak jauh berbeda. Lesunya kinerja DEFI dapat dilacak pada medio 2023 saat OJK mencabut izin usaha Kresna Life lantaran rasio solvabilitas tidak memenuhi ketentuan minimum yang disyaratkan regulator.
PT Asuransi Jiwa Kresna atau Kresna Life saat itu memegang saham DEFI dengan kepemilikan hingga 23,57%. Sementara itu, daftar pemegang saham DEFI lainnya adalah PT Intan Sakti Wiratama dengan kepemilikan 20,92% saham, PT Jesivindo Juvatama sebesar 14,93%, PT Quantum Clovera Investama Tbk. (KREN) sebesar 14,47%, dan masyarakat memiliki 26,11% saham.
Adapun Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan suspensi terhadap saham DEFI sejak 6 Januari 2022. Sejak saat itu, harga saham DEFI stagnan di posisi Rp1.455 hingga awal Juni 2025.
Pada 21 April 2025, Bursa membuka gembok terhadap saham DEFI. Namun, tidak lama berselang, harga sahamnya segera ambles ke level terendahnya Rp171 per saham. Dengan kata lain, harga saham DEFI telah terkoreksi 84,47% YtD.
: Asing Masuk Saham Komoditas Akhir Tahun, Ada BUMI hingga UNTR
Nasib berbeda dialami oleh PT Meratus Jasa Prima Tbk. (KARW). Emiten penyedia fasilitas infrastruktur maritim ini sebetulnya pernah menduduki top gainers pada 2024 dengan naik 4.272% sepanjang tahun 2024. Harga sahamnya bahkan sempat menyentuh level Rp7.150 per saham pada tahun lalu.
Melesatnya harga saham KARW saat itu sejalan dengan berhembusnya rumor mengenai aksi backdoor listing di perusahaan tersebut. Namun, sejumlah tantangan akhirnya membuat harga saham KARW tidak lagi menarik di mata investor.
Alhasil, sepanjang periode 2025, harga saham KARW terus mengalami koreksi dengan total mencapai 82,33% YtD ke level Rp394 per saham. Mantan jajaran top gainers pada 2024 ini akhirnya masuk dalam jajaran top losers pada setahun setelahnya.
Hal yang sama terjadi pada PT Satria Antaran Prima Tbk. (SAPX) yang sepanjang 2025 mengalami koreksi hingga 80% ke level Rp298 per saham. Begitu juga dengan saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) yang terkoreksi 70,71% YtD ke level Rp116 per saham.
Selain kelima saham di atas, kinerja saham PT Hillcon Tbk. (HILL) juga mengalami koreksi 68,88%, saham PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD) terkoreksi 68,59%, dan saham PT Jakarta International Hotels & Development Tbk. (JIHD) terkoreksi 54,10% YtD.
Dua saham yang mengalami koreksi harga yang signifikan juga dialami oleh PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. (JSPT) yang mengalami koreksi hingga 67,38% YtD. Padahal, sepanjang tahun ini, JSPT sempat menyentuh level Rp21.250 per saham. Kini, harga saham JSPT hanya dihargai senilai Rp3.160 per saham.
Saham PT Fortune Indonesia Tbk. (FORU) tidak jauh berbeda. Sempat bergerak di level Rp3.740 per saham pada awal 2025, harga sahamnya kini hanya tercatat senilai Rp1.540 per saham. FORU mengalami koreksi hingga 58,82% YtD.
Berikut daftar 10 saham top losers 2025:
Kode
Harga Saham (Rp)
Perubahan
CSMI
246
-91,85%
DEFI
226
-84,47%
KARW
394
-82,33%
SAPX
298
-80%
HITS
116
-70,71%
HILL
150
-68,88%
BSWD
845
-68,59%
JSPT
3160
-67,38%
FORU
1540
-58,82%
JIHD
560
-54,10%