Muamalat.co.id JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif pada akhir pekan terakhir Desember 2025. Mata uang garuda di pasar spot ditutup melemah 0,02% ke Rp 16.745 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/12/2025). Dalam sepekan, rupiah menguat tipis 0,02% dari posisi Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12/2025).
Sedangkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia juga mencatat penguatan di level Rp 16.767 per dolar AS pada perdagangan Rabu (24/12/2025) naik 0,14% dari posisi sebelumnya Rp 16.790 per dolar AS.
Dibandingkan perdagangan akhir pekan sebelumnya, rupiah Jisdor melemah 0,19% dari posisi Rp 16.735 per dolar AS pada Jumat (19/12/2025).
Chengdong Divestasi 3,71 Miliar Saham BUMI, Kantongi Cuan Rp 1,03 Triliun
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut tren pelemahan rupiah di pekan ini dipengaruhi oleh dolar AS yang mengalami rebound setelah rilis data pekerjaan pada hari Rabu. Hasilnya, data tersebut menunjukkan klaim pengangguran lebih baik dari perkiraan.
“Kemudian walau sepekan ini indeks dolar AS menurun, namun prospek pemangkasan suku bunga oleh BI pun masih terus membebani rupiah,” ujar Lukman kepada Kontan, Jumat (26/12/2025).
Mengenai proyeksi rupiah sepekan depan, Lukman bilang, dengan absennya data eknomi baik dari dalam maupun luar serta minimnya likuiditas dan transaksi, biasanya pergerakan akan susah diprediksi, namun secara umum rupiah masih tertekan.
Teetapi apabila BI memanfaatkan kesempatan di tengah minimunya likuiditas untuk melakukan intervensi, ini akan mudah menguatkan rupiah.
Sementara Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto bilang bahwa hingga minggu terakhir bulan Desember 2025, rupiah masih akan sulit menguat.
Kondisi ini dipengaruhi oleh permintaan dolar AS yang tinggi untuk kebutuhan transaksi akhir tahun hingga awal tahun. “Terutama untuk importir, baik itu untuk importir oil and gas ataupun juga importir raw material untuk manufacturing. Plus juga ada kebutuhan untuk pembayaran terkait dengan utang luar negeri,” ujar Myrdal.
Namun, Myrdal juga bilang masih ada prospek rupiah menguat jika transaksi menggunakan dolar AS sudah sepi disertai langkah intervensi Bank Indonesia (BI) untuk window dressing.
Wintermar Offshore Marine (WINS) Beri Jaminan ke Bank Mandiri US$ 3,2 Juta
Lukman pun memproyeksi rupiah pada pekan depan di rentang Rp 16.650 – Rp 16.850 per dolar AS. Sementara Myrdal memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 16.630 – Rp 16.690 per dolar AS.