Jimmy Budiarto jual rugi saham J Resources (PSAB), raup Rp83,34 miliar

Muamalat.co.id , JAKARTA — Konglomerat Jimmy Budiarto memutuskan menjual sebagian kepemilikannya di perusahaan tambang emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) di bawah harga pasar.

Dalam keterbukaan hari ini, Senin (29/12/2025), Jimmy melepas saham PSAB di harga Rp126 per lembar, jauh dibandingkan harga hari ini yang berada di level Rp575 per lembar atau harga penutupan perdagangan pada 23 Desember 2025 sebesar Rp565.

Dalam transaksi pada hari jelang Natal tersebut, Jimmy menjual 661,5 juta saham PSAB. Harga transaksi ditetapkan Rp126 per lembar. Dengan demikian, Jimmy memperoleh dana tunai sebesar Rp83,34 miliar.

: Harga Emas Antam Hari Ini Senin, 29 Desember 2025: per Gram Rp2,6 Juta

J Resources Asia Pasifik Tbk. – TradingView

: : Bahu-Membahu Antisipasi Metodologi Baru MSCI di Bursa Efek Indonesia

Jumlah saham yang dilepas setara 2,5 persen. Setelah transaksi, kepemilikan Jimmy menjadi 23,81 miliar lembar atau setara 90 persen.

Saat ditanya oleh Bursa Efek Indonesia, Jimmy memastikan akan mempertahankan posisi sebagai pengendali meski melakukan divestasi atas sebagian saham PSAB.

: : BI Hapus Jibor, Indonia jadi Patokan Utama Pasar Uang

Sementara itu, berdasarkan laman perusahaan, PSAB merupakan entitas bisnis penambang emas melalui perusahaan anak. Entitas yang dimiliki meliputi tambang emas PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) yang memiliki area kerja 38.150 hektare.

Kawasan ini telah memproduksi emas sekitar 60.000–126.000 ons per tahun, dengan total produksi emas dari Tambang Bakan hingga akhir 2022 mencapai 768.000 ons.

Pada akhir 2022, Tambang Bakan memiliki cadangan ore yang diestimasi sesuai standar Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) dan Joint Ore Reserves Committee (JORC), yakni sebesar 535.000 ons emas, serta sumber daya mineral yang lebih besar sekitar 1,0 juta ons emas.

Area kerja lain adalah tambang emas Penjom melalui J Resources Gold (UK) Ltd. (JRGL). Luas tambang di Malaysia ini mencapai 1.223 hektare. Tambang lainnya adalah Proyek Doup melalui PT Arafura Surya Alam (ASA). Selain itu, terdapat tambang Lanut Utara dan Tambang Seruyung yang memasuki masa pemulihan pascatambang.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a Comment