Saham Konsumer Prospektif: Ekonomi 5,2%, Pilih yang Terbaik!

Muamalat.co.id, JAKARTA – Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% – 5,6% pada 2026, yang lebih tinggi dari target 5,2% di tahun 2025, diprediksi akan memberikan dampak positif bagi emiten konsumer. Namun, analis mengingatkan bahwa sentimen positif ini tidak otomatis berujung pada peningkatan kinerja emiten. Perbaikan fundamental perusahaan tetap menjadi kunci keberhasilan.

Pemerintah, menurut Senior Market Chartist Nafan Aji Gusta, perlu meningkatkan investasi domestik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Langkah ini diharapkan mampu menarik investor asing dan pada akhirnya meningkatkan daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli inilah yang akan mendorong penjualan emiten konsumer.

Meski demikian, Nafan menekankan pentingnya kinerja fundamental emiten. Target pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan. “Yang penting pemerintah konsisten dan berkomitmen dalam menerapkan good governance, begitu pula emiten dalam menerapkan good corporate governance, sehingga bisa memberikan katalis positif bagi peningkatan kinerja emiten,” ujarnya pada Jumat (15/4/2025).

Sebagai rekomendasi investasi, Nafan menyarankan accumulative buy untuk saham PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) dengan target harga Rp452 per lembar saham. Ia juga merekomendasikan saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) dengan target harga Rp530 per lembar (potensi kenaikan 1,92% dari harga saat ini Rp920), dan saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) dengan target harga Rp2.420 per lembar (potensi kenaikan 5,67% dari Rp2.290).

Data kinerja emiten konsumer pada paruh pertama 2025 menunjukkan hasil yang beragam. Emiten konsumer non-siklikal seperti AMRT, MIDI, dan Indomaret mencatatkan kinerja positif, dengan kenaikan laba bersih masing-masing sebesar 4,98%, 20,27%, dan 11,46% secara year-on-year (YoY). Sebaliknya, beberapa emiten konsumer siklikal seperti LPPF dan RALS mengalami penurunan laba bersih sebesar 3,52% dan 7,05% YoY.

Kesimpulannya, meskipun target pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan memberikan sentimen positif bagi sektor konsumer, keberhasilan emiten tetap bergantung pada kinerja fundamental dan penerapan good corporate governance. Rekomendasi investasi yang diberikan hanyalah saran, dan keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2%-5,6% pada 2026 diproyeksikan berdampak positif pada emiten konsumer. Namun, keberhasilan emiten bergantung pada kinerja fundamental dan good corporate governance, bukan hanya sentimen positif dari pertumbuhan ekonomi. Peningkatan investasi domestik diharapkan mampu mendorong daya beli masyarakat dan penjualan emiten.

Analis merekomendasikan accumulative buy untuk saham ERAA (target Rp452), SIDO (target Rp530), dan AUTO (target Rp2.420). Kinerja emiten konsumer pada paruh pertama 2025 beragam; emiten non-siklikal menunjukkan kinerja positif, sementara emiten siklikal mengalami penurunan laba. Keputusan investasi tetap menjadi tanggung jawab pembaca.

Leave a Comment