
Bursa saham Wall Street terpantau bergerak datar dengan kecenderungan melemah tipis pada penutupan perdagangan Senin (18/8/2025). Para investor cenderung menahan diri, dengan fokus utama tertuju pada rilis laporan pendapatan dari sejumlah perusahaan ritel raksasa dan simposium tahunan Federal Reserve di Jackson Hole yang diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang arah perekonomian.
Menurut data pasar, indeks Dow Jones Industrial Average mencatat penurunan 34,30 poin atau 0,08% menjadi 44.911,82. Hal serupa terjadi pada S&P 500 yang merosot 0,65 poin atau 0,01% ke level 6.449,15. Sementara itu, indeks berbasis teknologi Nasdaq Composite berhasil membukukan kenaikan tipis 6,80 poin atau 0,03% untuk ditutup di 21.629,77.
Fokus investor dalam waktu dekat adalah serangkaian laporan kinerja keuangan dari raksasa ritel seperti Walmart, Home Depot, dan Target yang dijadwalkan rilis minggu ini. Laporan-laporan ini akan menjadi barometer penting untuk memahami sejauh mana ketidakpastian perdagangan global dan ekspektasi inflasi telah memengaruhi daya beli serta perilaku konsumen di Amerika Serikat.
Selain itu, perhatian juga tertuju pada konferensi tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, yang akan berlangsung pada 21-23 Agustus. Pidato yang akan disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, sangat dinantikan karena berpotensi memberikan kejelasan mengenai prospek ekonomi dan arah kebijakan moneter bank sentral ke depan.
Di ranah geopolitik, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih pada hari Senin tidak memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan pasar saham.
“Hari ini adalah hari yang tenang, di mana para investor bersiap menghadapi berbagai agenda penting yang akan datang,” ujar Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital. Beliau menambahkan, “Peristiwa terpenting adalah pidato Powell, karena kami sangat menantikan pandangan terbaru dari The Fed mengenai lingkungan ekonomi saat ini, di mana inflasi tetap tinggi sementara tingkat pengangguran menunjukkan tren peningkatan.”
Meskipun data penjualan ritel yang dirilis pada Jumat pekan lalu menunjukkan peningkatan sesuai ekspektasi, sentimen konsumen secara keseluruhan justru terbebani oleh kekhawatiran inflasi yang kian meningkat. Kondisi ini diperparah dengan Indeks Pasar Perumahan Asosiasi Nasional Pembangun Rumah/Wells Fargo yang anjlok ke level terendah sejak Desember 2022, menunjukkan pelemahan di sektor properti.
Perlu diingat bahwa indeks-indeks utama Wall Street telah menunjukkan penguatan signifikan selama dua minggu terakhir, bahkan Dow Jones sempat mencapai rekor tertinggi intraday pada Jumat. Penguatan ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan musim laporan keuangan yang secara umum lebih baik dari perkiraan, terlepas dari lingkungan perdagangan global yang masih diliputi ketidakpastian. Di sisi geopolitik, meskipun ada pertemuan antara Trump dan Zelenskiy untuk membahas konflik di Ukraina setelah pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang kurang membuahkan hasil, pasar tidak terlalu terpengaruh. Trump juga sempat menyatakan kemungkinan untuk mengadakan pertemuan trilateral dengan Putin di masa depan.
Para investor saat ini masih memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve pada bulan depan, meskipun ekspektasi untuk pemangkasan lanjutan di sisa tahun ini telah sedikit berkurang, demikian menurut data LSEG. Lebih lanjut, data ekonomi AS terbaru mengindikasikan bahwa meskipun kenaikan tarif di AS belum secara langsung memicu inflasi, adanya pelemahan di pasar tenaga kerja berpotensi mendorong bank sentral untuk mengadopsi sikap yang lebih dovish atau akomodatif.
Dalam pergerakan saham individual, Intel mencatat penurunan 3,66% menyusul laporan Bloomberg yang menyebutkan adanya diskusi antara pemerintahan Trump untuk mengakuisisi 10% saham produsen chip tersebut. Di sisi lain, saham Dayforce melesat 26% setelah muncul kabar negosiasi akuisisi oleh perusahaan ekuitas swasta Thoma Bravo terhadap perusahaan perangkat lunak manajemen sumber daya manusia tersebut. Sektor energi surya juga menarik perhatian, dengan saham SunRun dan First Solar masing-masing melonjak 11,35% dan 9,69%. Kenaikan ini dipicu oleh pengumuman Departemen Keuangan AS mengenai aturan subsidi pajak federal baru untuk proyek-proyek surya dan angin yang ternyata lebih fleksibel dari kekhawatiran awal investor.