Muamalat.co.id JAKARTA. Mulai hari ini, Jumat (22/8/2025), pemerintah secara resmi membuka penawaran Surat Berharga Negara (SBN) jenis sukuk ritel seri SR023. Proyeksi awal menunjukkan bahwa imbal hasil atau kupon obligasi ritel syariah kali ini diperkirakan akan sedikit lebih rendah dibandingkan seri sebelumnya.
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, mengutip pernyataannya kepada Kontan pada Kamis (21/8/2025), memberikan proyeksi kupon. “Untuk SR023-T3 (tenor 3 tahun), kupon ideal diperkirakan sekitar 6,2%–6,4%. Sedangkan untuk SR023-T5 (tenor 5 tahun), kupon ideal diperkirakan sekitar 6,7%–6,9%,” jelasnya.

Meskipun proyeksi kupon sedikit lebih rendah, Josua Pardede tetap optimistis dan menilai investasi pada Sukuk Ritel SR023 ini masih akan sangat menarik bagi investor. Hal ini didasari oleh beberapa faktor utama. Pertama, SBN ritel, termasuk SR023, mampu memberikan imbal hasil riil yang positif (real return) mengingat inflasi inti hanya tercatat 2,3% secara tahunan pada Juli. Kedua, investasi ini menawarkan keamanan maksimal karena bebas risiko gagal bayar atau dijamin sepenuhnya oleh negara.
Kemenkeu Siap Rilis Dua Instrumen SBN Syariah Agustus Ini: SWR006 dan Sukuk Ritel
Selain jaminan pemerintah, daya tarik SR023 juga terletak pada ketersediaannya di pasar sekunder. Ini memberikan fleksibilitas likuiditas yang penting bagi investor, memungkinkan mereka untuk menjual kembali sebelum jatuh tempo jika diperlukan.
Josua juga memandang prospek keseluruhan obligasi ritel, baik ORI maupun sukuk ritel, masih relatif positif ke depan. Terutama, sentimen pasar semakin membaik pasca pemangkasan suku bunga acuan BI Rate ke level 5,0%. Kebijakan ini berdampak pada pergerakan yield benchmark Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun yang turun tajam ke sekitar 6,38%, sementara tenor 5 tahun berada di level 5,84%.
Kupon SR023 Diproyeksi Lebih Rendah Dibanding Seri Sebelumnya
“Penurunan yield ini mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kelanjutan sikap akomodatif Bank Indonesia, inflasi yang tetap rendah, dan stabilitas nilai tukar rupiah,” lanjut Josua. Oleh karena itu, obligasi ritel yang diterbitkan setelah pemangkasan suku bunga akan menawarkan kupon yang lebih rendah dibanding seri sebelumnya, sebuah konsekuensi alami dari kondisi pasar.
Namun demikian, Josua menegaskan bahwa ke depan, SBN ritel seperti SR023 akan tetap menjadi pilihan favorit investor. Hal ini didorong oleh semakin kurang kompetitifnya alternatif investasi seperti deposito. Terlebih lagi, seiring risiko pasar yang relatif terjaga dengan baik, serta ekspektasi inflasi 2025 yang diproyeksikan tetap stabil di kisaran 1,5%–3%.
Ringkasan
Pemerintah membuka penawaran Sukuk Ritel seri SR023 mulai 22 Agustus 2025, dengan proyeksi kupon sekitar 6,2%-6,4% untuk tenor 3 tahun dan 6,7%-6,9% untuk tenor 5 tahun. Meskipun proyeksi kupon lebih rendah dari seri sebelumnya, SR023 dinilai tetap menarik karena memberikan imbal hasil riil positif dan dijamin sepenuhnya oleh negara, sehingga bebas risiko gagal bayar.
SR023 menawarkan fleksibilitas likuiditas melalui pasar sekunder dan prospek obligasi ritel secara umum masih positif setelah pemangkasan suku bunga acuan BI. SBN ritel seperti SR023 diprediksi tetap menjadi favorit investor karena alternatif investasi seperti deposito menjadi kurang kompetitif, dengan risiko pasar terjaga dan ekspektasi inflasi stabil.