Muamalat.co.id – Di tengah gempuran serangan udara Rusia yang tiada henti terhadap Ukraina menggunakan pesawat tak berawak dan rudal, Kiev melancarkan serangan balasan signifikan yang berhasil menghantam sumber utama serangan tersebut. Salah satu target krusial yang berhasil disasar adalah Pangkalan Udara Engels-2 Rusia, sebuah fasilitas vital jauh di dalam wilayah Rusia, seperti dilaporkan BBC pada Minggu lalu.
Serangan terhadap Pangkalan Udara Engels-2 ini merupakan pukulan telak bagi Moskow. Pangkalan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai markas utama bagi pembom strategis Rusia, tetapi juga menjadi titik pengisian bahan bakar krusial. Ukraina mengklaim bahwa Engels-2 menyimpan senjata strategis seperti rudal jelajah subsonik Kh-101 yang diluncurkan dari udara, yang nilai per unitnya mencapai jutaan dolar dan telah sering digunakan dalam serangan malam hari terhadap Ukraina.
Dampak dari serangan drone Ukraina terhadap Engels dilaporkan sangat signifikan. Citra satelit Maxar, yang menampilkan perbandingan sebelum dan sesudah serangan, merinci kehancuran fasilitas penyimpanan amunisi di pangkalan tersebut. Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Letnan Andriy Kovalenko, melalui Telegram, menegaskan, “Di Engels, Rusia kehilangan rudal, termasuk Kh-101, sebagai akibat dari serangan itu. Lapangan terbang ini menyimpan jumlah rudal terbanyak yang digunakan oleh penerbangan strategis untuk menyerang Ukraina.”
Berbeda dengan operasi militer Rusia yang mengandalkan serangan berskala besar, strategi Ukraina yang memiliki sumber daya lebih terbatas berfokus pada serangan presisi ke instalasi militer utama. BBC juga melaporkan bahwa Rusia akan terus berupaya melanjutkan serangan malam hari untuk mengalahkan pertahanan udara dan sistem peperangan elektronik yang digunakan Kiev untuk menangkis serangan drone yang membanjiri wilayahnya.
Selain keberhasilan di Engels-2, dalam perkembangan perang terbaru, Angkatan Darat Ukraina juga mengklaim telah merebut kembali Nadiya, sebuah desa strategis di wilayah Luhansk bagian timur negara itu. Melalui postingan di Telegram, disebutkan bahwa operasi perebutan Nadiya memakan waktu 30 jam, menghasilkan penguasaan kembali wilayah seluas tiga kilometer persegi. Postingan tersebut juga menampilkan video pertempuran sengit, termasuk pertempuran tank, meskipun rekaman tersebut belum diverifikasi secara independen. Penting untuk diingat bahwa di awal konflik, sebagian besar wilayah Luhansk telah dikuasai Rusia, menjadikannya tujuan strategis utama dalam invasi Presiden Putin ke Ukraina, meskipun sebagian besar wilayah tersebut kini masih berada di bawah kendali militer Rusia.
Namun, di sisi lain, serangan Rusia pada Minggu dini hari juga menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di ibu kota Ukraina, Kyiv. Tiga orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya terluka. Seorang saksi mata menggambarkan kekacauan yang terjadi ketika puing-puing menghantam sebuah blok apartemen, menyebabkan “semua orang mulai berteriak dan berlarian.” Angkatan Udara Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh 97 dari 147 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke negara itu. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pihaknya menembak jatuh hampir 60 pesawat tak berawak Ukraina dan melaporkan satu orang tewas setelah sebuah mobil terbakar pasca-serangan.
Menyusul serangan di Kyiv, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyerukan tekanan baru terhadap Rusia. Perkembangan ini terjadi bersamaan dengan kabar dari Kremlin yang menyatakan mereka selangkah lebih dekat menuju pertemuan tatap muka antara Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin, meskipun juru bicara Kremlin menekankan perlunya pembicaraan teknis yang “sulit” sebelum hal ini dapat berlanjut. Delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan bertemu di Arab Saudi, Minggu lalu, sebagai bagian dari upaya Washington untuk berunding mengakhiri konflik. Sementara itu, pertemuan antara AS dan mitranya dari Rusia juga diperkirakan akan berlangsung pada Senin. Sebelumnya, Putin telah menolak seruan bersama AS-Ukraina untuk jeda penuh dan segera selama 30 hari, hanya mengusulkan penghentian serangan terhadap fasilitas energi.
Ringkasan
Ukraina melancarkan serangan balasan signifikan, menghantam Pangkalan Udara Engels-2 Rusia yang strategis. Serangan drone ini menyebabkan kerusakan pada fasilitas penyimpanan amunisi dan hilangnya rudal, termasuk Kh-101. Selain itu, Angkatan Darat Ukraina mengklaim merebut kembali desa Nadiya di wilayah Luhansk.
Sebagai balasan, Rusia menyerang Kyiv, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka. Presiden Zelensky menyerukan tekanan baru terhadap Rusia, sementara Kremlin mengisyarat pertemuan antara Putin dan Trump. Delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan bertemu di Arab Saudi untuk membahas upaya mengakhiri konflik.