Emas Terbang! Pidato Powell Bikin Harga Spot Hari Ini Meroket

JAKARTAHarga emas di pasar komoditas melonjak signifikan pada penutupan perdagangan Jumat (22/8/2025) waktu Amerika Serikat (AS), atau Sabtu dini hari di Indonesia. Kenaikan tajam ini dipicu oleh pidato penting Gubernur Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, dalam konferensi tahunan bergengsi di Jackson Hole, Wyoming.

Dalam pidatonya, Powell mengindikasikan pendekatan hati-hati terhadap arah kebijakan moneter The Fed. “Stabilitas tingkat pengangguran dan indikator pasar tenaga kerja lainnya memungkinkan kami untuk bertindak hati-hati sembari mempertimbangkan perubahan sikap kebijakan kami,” tegas Powell, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Sabtu (23/8/2025).

‘Kebijakan’ yang dimaksud Powell merujuk pada arah suku bunga acuan The Fed. Meskipun Powell mengakui adanya potensi untuk pemangkasan suku bunga, ia juga menekankan bahwa ruang untuk langkah tersebut masih terbatas di tengah kondisi kebijakan saat ini. “Prospek dasar dan pergeseran keseimbangan risiko mungkin memerlukan penyesuaian sikap kebijakan kami,” tambahnya, memberi isyarat perlunya adaptasi strategi The Fed ke depan.

Ketidakpastian mengenai arah kebijakan The Fed pada pertemuan September 2025, yang tercermin dari pidato Powell, langsung memicu pelemahan dolar AS dan imbal hasil obligasi Amerika. Kondisi ini muncul seiring kekhawatiran yang masih membayangi pasar terkait laju inflasi dan ancamannya terhadap pasar tenaga kerja. Dalam situasi seperti ini, emas, yang dikenal sebagai lindung nilai, menjadi pilihan menarik bagi investor.

Sebagai respons langsung, harga emas batangan melonjak signifikan hingga 1,1% pascapidato Powell. Kenaikan ini mempertegas posisi logam kuning sebagai aset yang sangat diuntungkan dalam kondisi ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, karena biaya peluang untuk memegang aset tanpa imbal hasil menjadi lebih kecil.

Ewa Manthey, seorang ahli strategi komoditas terkemuka di ING Groep NV, optimistis terhadap prospek harga emas ke depan. “Dengan meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga AS setelah pidato tersebut, emas bisa saja mencapai rekor tertinggi baru,” ungkap Manthey, menyoroti potensi pergerakan pasar yang bullish.

Menurut Manthey, pidato Ketua The Fed ini merupakan katalis yang selama ini ditunggu-tunggu pasar untuk kembali memicu reli harga emas yang kuat sepanjang tahun ini.

Sebelumnya, harga emas telah mencapai rekor tertinggi pada April, didorong oleh ekspektasi biaya pinjaman yang lebih rendah, merebaknya ketegangan geopolitik, serta aksi pembelian masif oleh bank sentral global. Hingga saat ini, emas telah mencatatkan kenaikan impresif lebih dari 28% sepanjang tahun. Meskipun sempat bergerak dalam rentang konsolidasi dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah analis terkemuka, termasuk unit manajemen kekayaan UBS Group AG, tetap memprediksi bahwa harga emas masih memiliki potensi kenaikan yang signifikan.

Secara spesifik, pada perdagangan Jumat (22/8), harga emas tercatat naik 0,99% atau melonjak sebesar US$33,15 per troy ounce, menutup sesi di level US$3.371,86. Ini menandai respons pasar yang kuat terhadap sinyal yang diberikan oleh Ketua The Fed.

Ringkasan

Harga emas melonjak tajam setelah pidato Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, di Jackson Hole. Powell mengindikasikan kehati-hatian dalam kebijakan moneter, termasuk potensi pemangkasan suku bunga meskipun terbatas, memicu pelemahan dolar AS dan imbal hasil obligasi Amerika. Kondisi ini menjadikan emas sebagai aset lindung nilai yang menarik bagi investor.

Kenaikan harga emas mencapai 1,1% pascapidato Powell, didorong oleh ekspektasi suku bunga yang lebih rendah. Ahli strategi komoditas ING Groep NV, Ewa Manthey, optimis emas bisa mencapai rekor tertinggi baru karena spekulasi pemangkasan suku bunga AS. Harga emas sebelumnya telah mencapai rekor tertinggi pada April dan mencatatkan kenaikan signifikan sepanjang tahun ini.

Leave a Comment