Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, mengumumkan pengunduran dirinya menyusul kegagalan dalam upaya menerapkan langkah-langkah tekanan terhadap Israel. Upaya tersebut, menurut Veldkamp, terhambat oleh penolakan dari anggota kabinet lainnya.
Dalam pernyataan yang dikutip oleh NOS, Veldkamp menjelaskan bahwa ia merasakan penolakan yang kuat dari kabinet terhadap langkah-langkah tambahan yang dianggapnya krusial sebagai respons terhadap situasi di Gaza dan Tepi Barat. Ketidaksepakatan ini, menurutnya, membatasi kemampuannya untuk menjalankan kebijakan luar negeri yang ia yakini perlu.

Veldkamp secara tegas menyatakan bahwa kurangnya dukungan dari menteri-menteri lain membuatnya sulit untuk mencapai tujuan kebijakannya. Ia pesimistis mengenai perubahan situasi dalam beberapa bulan ke depan, sehingga pengunduran diri menjadi pilihan yang tak terhindarkan.
Sebelumnya, NOS melaporkan bahwa kepercayaan terhadap Veldkamp di dalam kabinet telah merosot tajam akibat ketidakpastian seputar penerapan sanksi tambahan terhadap Israel. Situasi ini semakin runyam setelah Veldkamp, sehari sebelumnya, berjanji akan mengajukan langkah-langkah konkret kepada parlemen Belanda, namun usulannya ditolak oleh anggota kabinet lainnya.
Konsekuensi dari pengunduran diri Veldkamp berpotensi meluas. Laporan dari NOS, mengutip sumber yang dekat dengan partai Kontrak Sosial Baru (NSC), menyebutkan bahwa para menteri dari partai koalisi tempat Veldkamp bernaung juga akan meninggalkan pemerintahan.
Ringkasan
Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, mengundurkan diri karena kegagalan dalam upaya menerapkan tekanan terhadap Israel terkait situasi di Gaza dan Tepi Barat. Penolakan dari anggota kabinet lainnya atas langkah-langkah tambahan yang diusulkan Veldkamp menjadi penyebab utama pengunduran dirinya. Ia merasa tidak dapat menjalankan kebijakan luar negeri yang ia yakini efektif.
Ketidaksepakatan dalam kabinet terkait sanksi terhadap Israel menyebabkan kepercayaan terhadap Veldkamp merosot. Pengunduran dirinya menimbulkan potensi krisis politik, dengan laporan yang menyebutkan menteri-menteri dari partai koalisi yang sama juga akan meninggalkan pemerintahan.