
Muamalat.co.id , JAKARTA – Kurs dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan pada Selasa (26/8), menyusul pengumuman mengejutkan dari mantan Presiden Donald Trump mengenai pencopotan Gubernur Federal Reserve (The Fed), Lisa Cook. Keputusan kontroversial ini, yang disebut-sebut terkait dugaan skandal kredit kepemilikan rumah (KPR), segera mengirimkan gelombang kejut ke pasar keuangan global.
Menurut laporan Reuters, indeks dolar AS terpantau merosot 0,3% ke level 98,187 tak lama setelah Trump mempublikasikan surat keputusannya kepada Cook di media sosial. Penurunan ini cukup mencolok, terjadi hanya sehari setelah dolar mencatat penguatan harian terbesar sepanjang bulan Agustus. Charu Chanana, Kepala Strategi Investasi Saxo di Singapura, menyoroti respons pasar: “Pasar memang tidak panik, namun sedang melakukan kalibrasi ulang. Prospek pemangkasan suku bunga lebih awal kini semakin terbuka setelah pencopotan Cook ini.”
Namun, Chanana menekankan bahwa isu ini jauh melampaui sekadar pemangkasan suku bunga. Lebih krusial lagi, ini menyangkut independensi The Fed dan meningkatnya risiko institusional di Amerika Serikat. Langkah Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya menandai eskalasi tajam dalam “perang” yang telah lama ia kobarkan terhadap The Fed, yang kerap ditudingnya lamban dalam memangkas suku bunga. Keputusan ini secara langsung memperbesar kekhawatiran para investor terkait kemandirian bank sentral AS dalam menetapkan kebijakan moneter.
: Trump Pecat Gubernur The Fed Lisa Cook Buntut Dugaan Penipuan KPR
Dampak dari gejolak politik ini juga merambat ke pasar obligasi AS. Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun tercatat turun 3,6 basis poin menjadi 3,694%, sementara yield obligasi jangka panjang 30 tahun justru naik 3,3 basis poin ke 4,922%. Tony Sycamore, seorang analis pasar di IG Sydney, menegaskan bahwa pencopotan Gubernur The Fed Lisa Cook, setelah tekanan kuat Trump terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, kembali menimbulkan keraguan serius atas independensi bank sentral dan secara fundamental melemahkan kemampuannya menjaga kebijakan moneter yang bebas dari pengaruh politik.
: : Korsel Gagal Lobi AS, Trump Kekeuh Tarif Impor 15%
Di pasar valuta asing, dinamika dolar AS bervariasi terhadap mata uang utama lainnya. Dolar diperdagangkan pada level 147,18 yen, menguat 0,4% dibandingkan dengan posisi akhir perdagangan AS. Sementara itu, nilai tukar euro menunjukkan kenaikan 0,2% di Asia ke US$1,1650, setelah tiga partai oposisi utama Prancis menyatakan tidak akan mendukung mosi percaya terhadap pemerintahan minoritas Perdana Menteri Francois Bayrou.
: : Trump Buka Peluang Bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un
Yuan offshore ikut menguat 0,2% ke 7,1527 per dolar, mendekati level tertinggi dalam sebulan, seiring dengan reli bursa saham China dengan indeks Shanghai Composite yang mencetak rekor tertinggi dalam satu dekade pada Senin. Dolar Australia juga menguat 0,15% ke US$0,64915 menjelang rilis risalah pertemuan Bank Sentral Australia (RBA) bulan Agustus, sedangkan dolar Selandia Baru (kiwi) naik tipis 0,1% ke US$0,5856.
Di sisi lain, pasar kripto menunjukkan pergerakan fluktuatif setelah beberapa hari perdagangan yang tidak stabil. Bitcoin terakhir terlihat turun 0,2% dan berpotensi melanjutkan pelemahan empat hari beruntun, sementara ether juga mengalami penurunan 0,1%.
Ringkasan
Dolar AS melemah signifikan setelah mantan Presiden Trump mencopot Gubernur The Fed, Lisa Cook, akibat dugaan skandal KPR. Keputusan ini memicu kekhawatiran pasar terhadap independensi The Fed, menyebabkan indeks dolar AS merosot dan imbal hasil obligasi AS bervariasi. Pasar merespons dengan mengkalibrasi ulang ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih awal.
Pencopotan Cook dipandang sebagai eskalasi “perang” Trump terhadap The Fed dan meningkatkan risiko institusional di AS. Dampaknya meluas ke pasar valuta asing, dengan dolar menunjukkan dinamika yang beragam terhadap mata uang utama lainnya. Pasar kripto juga menunjukkan fluktuasi di tengah ketidakpastian ini.