Muamalat.co.id, JAKARTA — Sektor pertambangan kembali menjadi sorotan. Sejumlah saham yang bernaung di bawah holding BUMN pertambangan MIND ID berhasil membukukan penguatan signifikan. Kinerja positif ini seiring dengan tren kenaikan harga komoditas logam mulia dan batu bara yang terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir, memberikan angin segar bagi prospek emiten tambang.
Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menorehkan performa cemerlang, ditutup menguat 3,31% menuju level Rp2.500 pada penutupan perdagangan Selasa (26/8/2025). Kenaikan impresif ini sekaligus merefleksikan pertumbuhan sebesar 2,88% yang dicatatkan PTBA dalam sepekan terakhir, menunjukkan kepercayaan investor terhadap emiten batu bara tersebut.

Tak ketinggalan, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga turut memperlihatkan kinerja positif dengan menempati zona hijau. Emiten yang bergerak di segmen tambang emas dan bijih nikel ini berhasil membukukan kenaikan 0,35% ke level Rp2.880 per saham. Dalam rentang sepekan, saham ANTM juga terapresiasi signifikan sebesar 1,41%, menandakan ketahanan di tengah dinamika pasar.
Secara fundamental, pergerakan harga komoditas menunjukkan variasi pada awal pekan ini. Namun, sektor batu bara mayoritas mencatatkan penguatan yang didorong oleh gabungan sentimen positif dari pasar global maupun domestik. Katalis utama penguatan datang dari China, yang secara agresif menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 21 gigawatt (GW) sepanjang paruh pertama tahun 2025, memicu peningkatan permintaan global.
Di kancah domestik, perhatian pasar terpusat pada keputusan pemerintah untuk mencabut aturan penggunaan harga acuan batu bara (HBA). Kebijakan strategis ini dipandang mampu memberikan fleksibilitas harga yang lebih besar bagi produsen, sekaligus membuka peluang peningkatan keuntungan yang signifikan bagi para eksportir batu bara Indonesia di pasar global.
Konstituen Indeks MSCI, Saham DSSA dan ADRO Dorong IHSG Dibuka Menghijau
Sementara itu, pergerakan harga emas global memulai pekan dengan nuansa kehati-hatian, meskipun sentimen bullish yang melingkupinya belum sepenuhnya mereda. Pada perdagangan awal pekan, emas berhasil bertahan di kisaran US$3.370 per ons. Kondisi ini terjadi seiring dengan upaya dolar AS untuk bangkit kembali setelah sempat melemah pasca-pidato bernada dovish dari Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, di Simposium Jackson Hole yang baru saja berlalu.
Menanggapi kondisi pasar, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, optimis menilai bahwa ANTM masih memiliki ruang signifikan untuk mencatatkan kenaikan lebih lanjut. Proyeksi ini didasarkan pada tren positif yang terus menyelimuti harga emas global, yang menjadi pendorong utama kinerja emiten pertambangan emas.
Nafan menjelaskan bahwa emiten berbasis emas seperti ANTM sangat berpotensi meraih keuntungan besar dari kenaikan average selling price (ASP) emas, yang secara langsung akan berdampak positif pada peningkatan kinerja pendapatan dan laba bersih perusahaan. Lebih lanjut, ANTM juga secara konsisten berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas produksi dan volume penjualan, strategi krusial untuk menjaga kinerja operasionalnya tetap optimal dan berkelanjutan.
Dolar AS Unjuk Gigi, Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.298
Tidak hanya itu, Nafan turut menekankan betapa pentingnya diversifikasi bisnis bagi seluruh emiten tambang MIND ID. Strategi ini dianggap vital untuk memitigasi risiko dan menghadapi volatilitas harga komoditas yang sering terjadi, termasuk nikel, batu bara, dan tembaga, sehingga perusahaan memiliki pijakan yang lebih kokoh di pasar.
“Hilirisasi juga merupakan aspek krusial yang tidak bisa diabaikan. Proses pembangunan dan pengembangan industri hilir akan secara nyata memberikan added value atau nilai tambah yang sangat signifikan bagi produk tambang, yang pada akhirnya akan menjaga dan meningkatkan prospek sektor tambang tetap positif dalam jangka panjang,” pungkas Nafan saat diwawancarai Bisnis baru-baru ini.
Beralih ke pandangan lain, Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, memberikan analisisnya mengenai pergerakan emas. Menurut Andy, saat ini emas masih menunjukkan performa positif secara teknikal, dengan kecenderungan bullish yang cukup kuat di pasar.
Andy menjelaskan, “Jika tekanan beli terus berlanjut, emas berpeluang besar untuk menguji level US$3.383. Namun, bila momentum beli melemah, area US$3.350 akan berperan sebagai titik support yang sangat krusial dan harus dipertahankan.”
Harga Emas Antam Hari Ini Rabu, 27 Agustus 2025 Naik ke Rp1.940.000 per gram
Dari perspektif fundamental, prospek emas masih sangat ditopang oleh ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Data dari FedWatch CME Group secara meyakinkan menunjukkan peluang 90% penurunan suku bunga pada bulan September. Selain itu, sebagian besar pelaku pasar juga memproyeksikan adanya dua kali pemangkasan suku bunga, masing-masing sebesar 25 basis poin, yang akan dilakukan hingga akhir tahun ini.
Andy melanjutkan, faktor risiko geopolitik juga memiliki pengaruh signifikan terhadap arah pergerakan emas. Contohnya, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang membahas isu denuklirisasi telah memunculkan harapan akan meredanya ketegangan di Ukraina. Jika eskalasi tensi ini benar-benar menurun, emas berpotensi kehilangan sebagian daya tariknya sebagai aset lindung nilai yang dicari di masa ketidakpastian.
Selain itu, isu perdagangan global turut menjadi sorotan utama. Amerika Serikat diketahui sedang dalam proses merancang pengenaan tarif impor baru untuk furnitur, sebuah langkah yang berpotensi memperkuat nilai dolar AS dan, pada gilirannya, memberikan tekanan jual pada harga emas.
Secara keseluruhan, Andy menegaskan, “Tren emas saat ini masih jelas berpihak pada para pembeli. Selama level support krusial US$3.350 mampu bertahan, peluang emas untuk terus menapaki jalur kenaikan menuju US$3.383, bahkan berpotensi mencapai US$3.400, tetap sangat terbuka lebar.”
Disclaimer: Artikel ini disajikan sebagai informasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab dan pertimbangan pribadi pembaca. Muamalat.co.id tidak bertanggung jawab atas potensi kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil.