IHSG Menggeliat! Rupiah Perkasa Sentuh Rp 16.405 di Sesi I

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan kinerja cemerlang dengan mengakhiri sesi perdagangan siang ini, Selasa (2/9), di zona hijau. Indeks acuan pasar saham Indonesia tersebut melonjak signifikan, yakni 90,253 poin atau 1,17 persen, mencapai level 7.826,319. Ini menandai sentimen positif yang kuat di kalangan investor.

Sejalan dengan IHSG, indeks saham unggulan LQ45 turut menguat, bertambah 7,356 poin atau 0,93 persen menjadi 796,057. Aksi beli mendominasi perdagangan, tercermin dari 592 saham yang mengalami kenaikan, berbanding jauh dengan 105 saham yang melemah dan 105 saham yang tidak bergerak. Total frekuensi transaksi mencapai 1.157.606 kali, melibatkan volume perdagangan fantastis sebanyak 21,01 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,59 triliun.

Beberapa saham tampil sebagai penggerak utama indeks atau top gainers hari ini. Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS) memimpin dengan lonjakan 32,14 persen atau 18 poin menjadi 74. Disusul oleh Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) yang menguat 30,23 persen atau 26 poin ke level 112. Selanjutnya, Griptha Putra Persada Tbk (GRPH) naik 28,36 persen atau 19 poin ke 86, Trisula Textile Industries Tbk (BELL) melonjak 25,93 persen atau 14 poin ke 68, dan Tempo Intimedia Tbk (TMPO) menanjak 20,18 persen atau 44 poin ke 262.

Optimisme pasar domestik juga tercermin dari kinerja nilai tukar rupiah. Mengutip data Bloomberg, rupiah siang ini berhasil menguat tipis 13,00 poin atau 0,08 persen, diperdagangkan pada level Rp 16.405 terhadap dolar AS. Sementara itu, bursa saham Asia menunjukkan pergerakan beragam. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 86,800 poin (0,22 persen) ke 42.281,300 dan Indeks Straits Times di Singapura menguat 18,479 poin (0,43 persen) ke 4.294,549. Namun, Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 157,259 poin (0,61 persen) ke 25.460,160 dan Indeks SSE Composite di China juga turun 30,689 poin (0,79 persen) ke 3.844,840.

Faktor-faktor Pendorong IHSG ini menarik perhatian para analis. Menurut Maximilianus Nicodemus, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, reli IHSG didorong oleh kondisi domestik yang mulai kondusif. “Saat ini belum ada data yang mampu memberikan sentimen terhadap pergerakan pasar, sifatnya masih sangat minim. Tapi memang kalau kita lihat situasi dan kondisi saat ini juga sudah mulai kondusif, ini yang membuat pelaku pasar dan investor memberanikan diri untuk bisa masuk,” terang Nico kepada kumparan pada Selasa (2/9). Lebih lanjut, Nico menyoroti rencana aksi demo yang masih menjadi fokus perhatian pasar. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah antisipasi, para investor, menurutnya, tetap menantikan kebijakan lanjutan yang dapat meredakan ketegangan politik. Stabilitas politik menjadi elemen krusial dalam menopang pertumbuhan ekonomi. “Boleh dibilang 60 sampai 70 persen pelaku pasar dan investor cenderung untuk memberanikan diri untuk kembali masuk (ke perdagangan Indonesia), tapi hati-hati situasi dan kondisi saat ini masih penuh dengan ketidakpastian,” imbuh Nico, mengingatkan akan pentingnya kehati-hatian.

Perspektif yang sedikit berbeda diutarakan oleh Myrdal Gunarto, Global Market Economist Maybank. Ia berpendapat bahwa penguatan IHSG tidak semata-mata karena kondisi domestik yang kondusif, melainkan juga didukung oleh rilis data ekonomi yang positif pada Senin (1/9). “Seperti contohnya kemarin S&P Global yang merilis kalau PMI Manufacturing Index kita bulan Agustus kembali ekspansif ya ke level 51,5 dari sebelumnya di level 49,2 pada bulan Juli. Lalu juga inflasi kita juga masih terjaga ya. Moderat di level 2,31 persen year on year,” papar Myrdal. Selain itu, meredanya perang dagang dan keyakinan kuat pelaku pasar global akan penurunan suku bunga oleh The Fed bulan ini turut menjadi sentimen positif. Faktor-faktor ini, menurut Myrdal, mendorong investor global untuk mencari aset investasi menarik, dan Indonesia menjadi salah satu tujuan utama. “Makanya kenapa investor global banyak yang cari aset investasi yang menarik dan itu ada di kita di Indonesia. Jadi ya wajar saja kalau kita lihat pasar saham kita menguat, pasar obligasi kita juga menguat ya walaupun rupiahnya masih naik tipis ya,” tutup Myrdal, menegaskan posisi Indonesia sebagai magnet investasi.

Ringkasan

Pada hari Selasa (2/9), IHSG mencatat kinerja positif dengan melonjak 1,17 persen ke level 7.826,319, diikuti penguatan pada indeks LQ45. Penguatan ini didorong oleh aksi beli yang mendominasi perdagangan, dengan TAYS, SLIS, GRPH, BELL, dan TMPO menjadi top gainers. Selain itu, nilai transaksi mencapai Rp 8,59 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 21,01 miliar saham.

Rupiah juga menguat tipis terhadap dolar AS ke level Rp 16.405. Analis mengaitkan penguatan IHSG dengan kondisi domestik yang mulai kondusif dan rilis data ekonomi positif. Selain itu, faktor eksternal seperti meredanya perang dagang dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed juga mendukung minat investor global terhadap aset investasi di Indonesia.

Leave a Comment