Muamalat.co.id JAKARTA. Kinerja reksadana saham yang lesu sepanjang tahun 2025 akhirnya berbalik positif pada Juli. Setelah mencatatkan imbal hasil hanya 0,56% hingga akhir Juni, Juli memberikan angin segar bagi para investor.
Data per 30 Juni 2025 menunjukkan dominasi reksadana pendapatan tetap dengan return sebesar 4,63%, diikuti reksadana campuran (3,19%) dan reksadana pasar uang (2,86%). Namun, pergeseran signifikan terjadi di bulan Juli. Reksadana saham berhasil memimpin dengan return sebesar 3,90%, menunjukkan pemulihan yang cukup signifikan.

Sinarmas AM Catat Kinerja Reksadana Saham Solid Melalui Simas Syariah Unggulan
Hanif Mantiq, CEO PT STAR Asset Management, menjelaskan beberapa faktor pendorong di balik kinerja positif reksadana saham di Juli. Salah satunya adalah keputusan The Fed untuk menahan suku bunga di level 4,25% – 4,50%. Keputusan ini, menurut Hanif, memberikan stabilitas pada pasar keuangan global.
Lebih lanjut, Hanif menunjuk meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan beberapa negara mitra dagangnya sebagai sentimen positif. “Dengan begitu, pasar negara berkembang menjadi menarik kembali,” ujarnya kepada Kontan pada Selasa (5/8).
Melihat prospek ke depan, Hanif memproyeksikan kinerja positif reksadana saham pada semester kedua tahun 2025. Hal ini didasarkan pada valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih relatif murah dan proyeksi kinerja emiten yang solid. Ia memprediksi return reksadana saham hingga akhir tahun akan tetap positif, namun moderat, berada di kisaran 2% – 8%.
Ringkasan
Kinerja reksadana saham yang sebelumnya lesu di tahun 2025 menunjukkan pemulihan positif di bulan Juli, memimpin dengan return 3,90% setelah sebelumnya didominasi reksadana pendapatan tetap. Pemulihan ini didorong oleh faktor seperti keputusan The Fed untuk menahan suku bunga dan meredanya ketegangan perang dagang, yang membuat pasar negara berkembang kembali menarik.
CEO PT STAR Asset Management, Hanif Mantiq, memproyeksikan kinerja positif reksadana saham akan berlanjut hingga akhir tahun 2025. Proyeksi ini didasarkan pada valuasi IHSG yang relatif murah dan ekspektasi kinerja emiten yang solid, dengan perkiraan return reksadana saham mencapai kisaran 2% – 8%.