Inflasi China Menggantung, Bursa Asia Bergerak: Peluang atau Ancaman?

Muamalat.co.id JAKARTA – Bursa saham Asia-Pasifik mayoritas menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (10/9/2025), didorong oleh antisipasi pasar yang tinggi menjelang rilis data inflasi utama China untuk bulan Agustus. Para investor mencermati sinyal ekonomi dari Tiongkok yang dapat memengaruhi sentimen pasar global.

Ekspektasi pasar, berdasarkan survei ekonom Reuters, menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) China diperkirakan akan turun tipis 0,2% pada Agustus dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini menandakan sedikit perbaikan dari kondisi stagnan yang tercatat pada Juli. Sementara itu, Indeks Harga Produsen (PPI) China diprediksi menyusut 2,9% secara tahunan, sebuah peningkatan dibandingkan penurunan 3,6% di bulan sebelumnya, menunjukkan potensi pemulihan tekanan harga di tingkat produsen.

Di kawasan Asia, sentimen positif ini tercermin pada berbagai bursa. Di Jepang, indeks Nikkei 225 dibuka naik 0,2%, meskipun indeks Topix bergerak datar. Pasar Australia juga menunjukkan stabilitas, dengan indeks S&P/ASX 200 dibuka pada posisi yang relatif tidak berubah. Dari Hong Kong, kontrak berjangka Hang Seng menunjukkan sedikit penguatan, diperdagangkan di level 25.957, melampaui penutupan terakhir di 25.938,13.

Pergerakan serupa terlihat di Korea Selatan, di mana indeks Kospi melonjak 0,76% dan Kosdaq menguat 0,71%. Namun, data resmi pemerintah setempat mengungkapkan sedikit kenaikan pada tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman. Angka tersebut meningkat tipis menjadi 2,6% pada Agustus, dari 2,5% pada Juli, menjadi catatan penting di tengah optimisme pasar.

Merambat ke pasar Barat, harga saham berjangka Amerika Serikat juga menunjukkan kenaikan tipis pada awal sesi. Fokus investor kini beralih ke rilis data inflasi penting dari AS. Indeks Harga Produsen (PPI) AS dijadwalkan rilis pada Rabu waktu setempat, diikuti oleh Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Kamis. Data ini akan sangat krusial dalam memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai arah inflasi dan potensi langkah kebijakan moneter Federal Reserve ke depan.

Sehari sebelumnya, Wall Street telah menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa, menunjukkan kekuatan pasar yang signifikan. Indeks S&P 500 menguat 0,27% mencapai 6.512,61 poin, sementara Nasdaq Composite melonjak 0,37% ke 21.879,49, mencetak rekor intraday baru. Indeks Dow Jones Industrial Average tidak ketinggalan, naik 196,39 poin atau 0,43% menjadi 45.711,34, didukung oleh lonjakan saham UnitedHealth yang turut memicu optimisme pasar.

Ringkasan

Bursa saham Asia-Pasifik dibuka menguat seiring antisipasi rilis data inflasi China. Investor menantikan data CPI dan PPI China untuk mengukur kondisi ekonomi Tiongkok, dengan ekspektasi perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Sentimen positif ini tercermin pada indeks Nikkei 225, S&P/ASX 200, Hang Seng, Kospi, dan Kosdaq.

Selain data inflasi China, pasar juga menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat, khususnya PPI dan CPI. Data AS ini akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve. Sebelumnya, Wall Street mencatatkan rekor tertinggi, dengan indeks S&P 500, Nasdaq Composite, dan Dow Jones Industrial Average mengalami kenaikan signifikan.

Leave a Comment