Harga emas kembali mencatatkan rekor tertinggi, menembus angka USD 3.600 per ons troy, didorong oleh spekulasi pasar terhadap penurunan suku bunga acuan oleh The Fed (bank sentral AS) pada pekan depan. Pada Selasa, harga emas spot naik 0,2 persen menjadi USD 3.643,57 per ons, setelah sempat menyentuh puncak tertinggi sepanjang masa di angka USD 3.673,95 di awal sesi perdagangan. Kenaikan ini semakin mengukuhkan tren positif logam mulia tersebut di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menurut data Reuters, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga ikut menguat, ditutup 0,1 persen lebih tinggi di angka USD 3.682,2. Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, menjelaskan bahwa reli emas ini terutama didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, yang diperkirakan akan dimulai paling cepat September mendatang.
Pasar saat ini memberikan peluang sebesar 92 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pekan depan, berdasarkan alat CME FedWatch. Beberapa analis bahkan memprediksi penurunan yang lebih besar, yakni 50 basis poin. Ekspektasi ini muncul setelah data ketenagakerjaan AS pada Agustus menunjukkan pelemahan signifikan dalam pertumbuhan lapangan kerja.
Penurunan suku bunga cenderung menekan nilai dolar AS dan imbal hasil obligasi, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven yang tidak memberikan imbal hasil. Meskipun indeks dolar (.DXY) sempat naik, namun tetap berada di dekat level terendah tujuh minggu terhadap mata uang lainnya. Hal serupa juga terjadi pada imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun, yang naik setelah mencapai level terendah lima bulan sebelumnya.

Para investor kini menantikan data harga produsen AS pada Rabu dan data harga konsumen pada Kamis untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kemungkinan penurunan suku bunga The Fed. Melek menambahkan, “Jika ekonomi AS sedikit melemah, kita akan melihat lebih banyak aliran dana ke aset-aset seperti emas untuk melindungi diri dari potensi penurunan tersebut.”
Sepanjang tahun ini, emas telah beberapa kali mencetak rekor tertinggi, didorong oleh beberapa faktor, antara lain pelemahan dolar AS, peningkatan pembelian emas oleh bank sentral dunia, kebijakan moneter yang longgar (dovish), dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik global. Emas berhasil menembus level USD 3.600 per ons troy pada hari Senin.
John Ciampaglia, CEO Sprott Asset Management, menyatakan optimismenya terhadap tren harga emas. “Kami sangat optimis bahkan pada level USD 3.600 – kami yakin pasar akan terus menguat karena kami tidak melihat adanya pergeseran yang akan terjadi terkait kebijakan tarif, hubungan perdagangan (atau) geopolitik,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa apresiasi harga emas baru akan berhenti jika salah satu faktor tersebut membaik.
Sementara itu, harga logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan yang berbeda. Harga perak spot turun 1,2 persen menjadi USD 40,86 per ons. Platinum turun 1,4 persen menjadi USD 1.363,14, dan paladium turun 0,3 persen menjadi USD 1.130,61.
Ringkasan
Harga emas mencapai rekor tertinggi di atas USD 3.600 per ons troy, didorong spekulasi penurunan suku bunga The Fed. Kenaikan ini diperkuat oleh ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga The Fed, yang kemungkinan dimulai September, dengan peluang 92% penurunan 25 basis poin pekan depan. Hal ini meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Penguatan harga emas dipengaruhi oleh ekspektasi pelemahan ekonomi AS dan data ketenagakerjaan yang lemah. Investor menantikan data inflasi AS untuk konfirmasi lebih lanjut. Meskipun logam mulia lain seperti perak, platinum, dan paladium mengalami penurunan, optimisme terhadap harga emas tetap tinggi karena faktor-faktor seperti pelemahan dolar AS dan ketidakpastian geopolitik global.