
IHSG Diproyeksi Menguat: Analisis Teknikal dan Fundamental Menunjukkan Potensi Peningkatan
Perdagangan Kamis (11/9) diprediksi akan membawa kabar baik bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Setelah penutupan positif pada Rabu (10/9) di level 7.699,01 (naik 0,92 persen), sejumlah analis optimis IHSG akan melanjutkan tren penguatan. Namun, prediksi tersebut diiringi analisis yang lebih rinci, mempertimbangkan berbagai faktor teknikal dan fundamental.
Analis MNC Sekuritas, dalam risetnya, melihat potensi koreksi lanjutan IHSG menuju level 7.233-7.390, menganggap pergerakan ini sebagai bagian dari wave [c] dari wave 2 atau wave [c] dari wave 4. Meskipun demikian, mereka juga melihat peluang penguatan hingga kisaran 7.740-7.777, menguji level resistance terdekat. Saham-saham BREN, DEWA, TPIA, dan PANI direkomendasikan untuk dipantau sepanjang hari perdagangan.
Sementara itu, analis Phintraco Sekuritas memberikan pandangan yang sedikit berbeda berdasarkan analisis teknikal. Indikator MACD menunjukkan pelebaran negative slope, sedangkan Stochastic RSI berada di area oversold, namun belum mengindikasikan reversal. Hal ini membuat mereka memprediksi pergerakan IHSG di kisaran 7.600-7.800.
Dari sisi fundamental, rebound IHSG setelah tiga hari koreksi berturut-turut menjadi poin penting. Perbaikan kinerja saham perbankan, yang sebelumnya mengalami koreksi, juga turut berkontribusi pada penguatan. Analis Phintraco Sekuritas melihat hal ini sebagai tanda meredanya kekhawatiran investor terkait pergantian Menteri Keuangan dan adanya aktivitas bargain hunting pada saham-saham yang telah terkoreksi signifikan.
Sentimen positif dari pasar Asia juga mendukung proyeksi penguatan IHSG. Mayoritas indeks bursa Asia ditutup menguat, didorong ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan data inflasi China yang mencatatkan defisit 0,4 persen yoy pada Agustus 2025 (dibandingkan 0 persen yoy pada Juli 2025). Deflasi ini, yang merupakan kelima kalinya di tahun ini, mengindikasikan lemahnya permintaan konsumen akibat ketidakpastian ekonomi.
Data ekonomi domestik juga perlu diperhatikan. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada Agustus 2025 turun ke level 117,2 dari 118,1 pada Juli 2025, merupakan level terendah sejak September 2022. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan lima dari enam sub-indeks, dengan penurunan terbesar pada ketersediaan lapangan kerja. Investor juga akan mencermati data penjualan ritel Juli 2025 (diperkirakan tumbuh 1,5 persen yoy) dan data Consumer Price Index (CPI) AS (diperkirakan naik 0,3 persen mtm pada Agustus 2025). Dari Euro Area, investor akan mencermati hasil pertemuan ECB yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan.
Analis Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham AMRT, UNVR, BBYB, ARTO, dan AKRA untuk diperhatikan pada perdagangan Kamis (11/9).
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.
Ringkasan
IHSG diproyeksikan menguat pada perdagangan Kamis (11/9) setelah ditutup positif pada hari Rabu. Analis melihat potensi koreksi lanjutan, namun juga peluang penguatan hingga level resistance terdekat, didukung oleh perbaikan kinerja saham perbankan dan sentimen positif dari pasar Asia. Saham-saham seperti BREN, DEWA, TPIA, dan PANI direkomendasikan untuk dipantau.
Investor juga perlu mencermati data ekonomi domestik seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia yang mengalami penurunan, serta data penjualan ritel dan CPI AS. Selain itu, hasil pertemuan ECB juga akan menjadi perhatian. Saham AMRT, UNVR, BBYB, ARTO, dan AKRA direkomendasikan untuk diperhatikan pada perdagangan Kamis.