Muamalat.co.id, JAKARTA – Langkah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dalam merampingkan jumlah anak perusahaan menjadi sekitar 20 entitas dinilai akan memperkuat fundamental keuangan perusahaan di masa depan. Saham TLKM pun menjadi salah satu primadona investor asing sejak awal tahun ini.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa saham TLKM ditutup menguat 0,65% ke level Rp3.100 pada hari Jumat (12/9/2025). Seiring dengan penguatan ini, TLKM mencatatkan net buy asing sebesar Rp11,69 miliar. Secara akumulatif sejak awal tahun, TLKM telah mencatatkan net buy asing sebesar Rp4,35 triliun, mendorong kenaikan harga saham sebesar 14,39% secara year to date (ytd).
M. Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, berpendapat bahwa rencana jangka panjang Telkom untuk melakukan efisiensi anak perusahaan diharapkan dapat memperbaiki kinerja perseroan yang tertekan sepanjang semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2025, TLKM membukukan pendapatan sebesar Rp73 triliun, mengalami penurunan sebesar 3,04% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp75,29 triliun. Kontraksi ini disebabkan oleh penurunan pada segmen data dan internet sebesar 6,5% YoY menjadi Rp 42,5 triliun. Sementara itu, segmen SMS, telepon tetap dan seluler mengalami penurunan 7,3% YoY menjadi Rp 4,8 triliun.
Penurunan pendapatan ini berdampak pada laba bersih TLKM yang juga terkoreksi 6,68% menjadi Rp10,9 triliun, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp11,7 triliun pada semester I/2024.
“Jika segmen ini dapat diatasi dengan baik dan mengalami peningkatan, tentu laba bersih TLKM akan meningkat. Ini adalah fundamental TLKM yang sesungguhnya. Dengan begitu, persepsi dan minat investor pada saham TLKM akan meningkat,” ujar Nafan kepada Bisnis, Jumat (12/9/2025).
: Telkom (TLKM) Targetkan Margin EBITDA 50% pada 2025
Nafan tetap melihat adanya potensi pertumbuhan bagi TLKM, sehingga pihaknya merekomendasikan buy untuk saham TLKM dengan target harga Rp3.620.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, menjelaskan bahwa perampingan bisnis TLKM merupakan bagian dari pilar transformasi perusahaan untuk menjadi perusahaan holding digital infrastructure yang memiliki margin lebih sehat, mampu memberikan kontribusi dividen yang tetap tinggi, hingga peningkatan valuasi perusahaan.
“Telkom saat ini sedang melakukan berbagai upaya untuk melakukan streamlining anak usaha. Dari lebih dari 60 anak usaha, diharapkan nantinya hanya sekitar 20 anak usaha yang benar-benar strategis dan akan kita pertahankan,” ungkap Awaluddin dalam online public expose, Jumat (12/9/2025).
Sementara itu, Direktur Strategic Business Development & Portofolio, Seno Soemadji, menerangkan bahwa salah satu aset TLKM yang akan didivestasikan adalah PT Telkom Infrastruktur Indonesia atau Infranexia, yang berfokus pada bisnis fiber optik.
Tujuan dari pemisahan unit atau spin off ini adalah untuk mempersiapkan bisnis aset fiber melalui Infranexia dalam rangka menciptakan nilai tambah di masa depan. Persiapan ini mencakup pemisahan aset, pengamanan finansial, serta tata kelola yang menarik bagi investor jangka panjang.
Seno menjelaskan bahwa saat ini tingkat utilisasi fiber Infranexia baru mencapai sekitar 40%, menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan. Utilisasi yang belum optimal ini memberikan ruang untuk ekspansi dan memungkinkan Infranexia untuk melayani permintaan segmen yang lebih luas serta membuka peluang monetisasi.
“Tahap pertama transfer aset ke Infranexia ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025 setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Transfer tahap pertama akan mencakup lebih dari 50% aset infrastruktur Telkom berdasarkan book value, termasuk akses aggregation backbone ataupun aset pendukung lainnya,” jelas Seno.
Telkom Indonesia (Persero) Tbk. – TradingView
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Telkom Indonesia (TLKM) merampingkan anak perusahaan menjadi sekitar 20 entitas untuk memperkuat fundamental keuangan. Hal ini menjadikan saham TLKM primadona investor asing dengan *net buy* asing mencapai Rp4,35 triliun sejak awal tahun dan kenaikan harga saham 14,39% (ytd). Rencana efisiensi ini diharapkan memperbaiki kinerja perusahaan yang tertekan pada semester I/2025.
Perampingan bisnis anak usaha merupakan bagian dari transformasi Telkom menjadi perusahaan *holding* infrastruktur digital. Divestasi aset seperti PT Telkom Infrastruktur Indonesia (Infranexia) yang fokus pada fiber optik juga dilakukan untuk menciptakan nilai tambah di masa depan dan meningkatkan utilisasi fiber yang saat ini baru mencapai 40%.