Perdagangan saham di Wall Street pada Rabu (17/9/2025) berakhir dengan hasil yang beragam. Indeks-indeks utama mengalami pergerakan kontras setelah Federal Reserve mengambil keputusan penting untuk memangkas suku bunga acuannya. Meskipun Dow Jones menguat, Nasdaq dan S&P 500 justru ditutup melemah, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap sinyal yang disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, terutama mengenai kondisi pasar tenaga kerja yang kurang solid.
Mengutip laporan Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil melonjak 260,42 poin atau 0,57%, mencapai level 46.018,32. Namun, sentimen berbeda melanda indeks lainnya; S&P 500 tercatat turun 6,41 poin atau 0,10% ke angka 6.600,35, sementara Nasdaq Composite anjlok 72,63 poin atau 0,32%, berakhir di 22.261,33. Total volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 18,91 miliar saham, melebihi rata-rata 16,47 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin merupakan langkah yang telah diperkirakan sebagian besar investor. Bank sentral Amerika Serikat ini juga mengisyaratkan akan melakukan pemangkasan suku bunga secara bertahap hingga akhir tahun, dengan proyeksi dua kali pemangkasan lagi sebesar 25 basis poin. Latar belakang kebijakan ini adalah kekhawatiran yang semakin besar dari para pembuat kebijakan mengenai pelemahan di pasar tenaga kerja.
Dalam konferensi pers pasca-pengumuman, Ketua The Fed Jerome Powell secara khusus menyoroti risiko penurunan lapangan kerja yang kian membesar dibandingkan dengan risiko inflasi. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa risiko inflasi tetap perlu dinilai dan dikelola. Meskipun pemangkasan suku bunga ini sudah diantisipasi oleh pasar, seperti yang ditunjukkan data LSEG, pernyataan Powell tersebut sedikit meredam antusiasme awal investor yang mengharapkan jalur pelonggaran moneter yang lebih agresif.
Michael Rosen, Kepala Investasi di Angeles Investments, menjelaskan perspektif pasar terhadap langkah The Fed. “Ia (Powell) mencatat adanya pelemahan di pasar tenaga kerja, namun tetap mempertahankan pemangkasan suku bunga yang lebih besar untuk kondisi yang lebih serius, yang belum terjadi saat ini,” ujar Rosen. Ia juga menambahkan, “The Fed juga menaikkan proyeksi inflasinya, menyoroti keseimbangan yang rapuh antara menetapkan kebijakan moneter untuk mengimbangi pasar tenaga kerja yang melemah dengan upaya menurunkan inflasi.” Hal ini menunjukkan dilema The Fed dalam menyeimbangkan dua tujuan ekonomi makro.
Keputusan dan proyeksi Federal Reserve ini tentunya akan menjadi ujian berat bagi reli Wall Street yang terjadi belakangan ini. Reli tersebut sebelumnya didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga serta kembali bangkitnya antusiasme terhadap saham-saham yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI). Pergerakan pasar selanjutnya akan sangat bergantung pada interpretasi investor terhadap sinyal The Fed dan data ekonomi yang akan datang.
Di tengah semua keputusan kebijakan moneter ini, Powell juga menghadapi pertanyaan mengenai independensi Federal Reserve dari cabang eksekutif. Sebelumnya, Stephen Miran, penasihat ekonomi Gedung Putih, telah dilantik sebagai Gubernur The Fed pada hari Selasa. Selain itu, pengadilan banding menolak upaya Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur Lisa Cook, menambah dinamika politik di sekitar bank sentral.
Selain pergerakan indeks, beberapa saham individual juga menarik perhatian. Saham Nvidia misalnya, mengalami penurunan 2,6%. Hal ini terjadi setelah beredar laporan bahwa regulator internet China telah menginstruksikan perusahaan teknologi terbesar di negaranya untuk menghentikan pembelian semua chip dari pemimpin industri AI tersebut. Di sisi lain, saham Workday melonjak 7,2% menyusul kabar bahwa investor aktivis Elliott Management mengakuisisi saham perusahaan penyedia perangkat lunak sumber daya manusia itu senilai lebih dari $2 miliar. Sementara itu, saham Lyft melonjak signifikan hingga 13,1% setelah Waymo dari Alphabet mengumumkan akan meluncurkan layanan taksi otonom di Nashville tahun depan, berkolaborasi dengan perusahaan taksi daring tersebut. Kontras dengan Lyft, saham pesaingnya, Uber, justru turun 5%.
Ringkasan
Wall Street mengalami perdagangan beragam setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Dow Jones menguat, sementara Nasdaq dan S&P 500 melemah. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyoroti kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja yang kurang solid, meskipun mengisyaratkan pemangkasan suku bunga bertahap ke depan.
Keputusan The Fed dan pernyataan Powell meredam antusiasme pasar, menyoroti keseimbangan antara mengatasi pelemahan pasar tenaga kerja dan menurunkan inflasi. Beberapa saham individual mengalami pergerakan signifikan, seperti penurunan Nvidia akibat pembatasan di China, lonjakan Workday karena investasi Elliott Management, dan kenaikan Lyft setelah kolaborasi dengan Waymo untuk layanan taksi otonom.