Muamalat.co.id, JAKARTA – Senin (22/9/2025) menandai hari efektifnya rebalancing indeks FTSE Global Equity Series, membawa pergerakan variatif bagi sejumlah saham emiten Indonesia yang menjadi konstituen baru. Bagaimana dampaknya terhadap pasar saham dalam negeri?
Berdasarkan data FTSE Russell yang dirilis pada 25 Agustus 2025, perubahan signifikan terlihat pada beberapa kategori. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) berhasil masuk ke dalam kategori large cap FTSE Global Equity Index Series untuk kawasan Asia Pasifik (kecuali Jepang dan Tiongkok). Sementara itu, di kategori mid cap, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) justru keluar dari indeks.

Tidak ada perubahan signifikan di kategori small cap, namun gerakan cukup dinamis terjadi di kategori micro cap. Delapan emiten Indonesia bergabung, yaitu PT Kencana Energi Lestari Tbk. (KEEN), PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI), PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP), PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk. (ULTJ).
Ironisnya, meskipun masuk indeks bergengsi, performa sejumlah saham Indonesia di pasar intraday hari ini cenderung lesu. Pada pukul 10.35 WIB, saham DSSA misalnya, tergelincir 1,31% ke level Rp112.650 per lembar. Kendati demikian, perlu diingat bahwa saham emiten Grup Sinar Mas ini telah menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 23,24% selama sepekan setelah pengumuman rebalancing pada 22 Agustus lalu.
Tren serupa terlihat pada beberapa emiten di kategori micro cap. Pada pukul 10.35 WIB, saham CNMA terkoreksi 1,54%, BCAP melemah 1,47%, dan ULTJ turun 1,52%. Layaknya DSSA, saham-saham ini juga sempat mengalami penguatan sepekan pasca pengumuman rebalancing. ULTJ misalnya, naik dari Rp1.275 menjadi Rp1.285 per lembar, sementara BCAP mencatatkan kenaikan 18,75%. Hanya CNMA yang mengalami koreksi sebesar 2,87% dalam periode tersebut.
Namun, bukan berarti seluruh emiten di kategori micro cap mengalami penurunan. CLEO justru menguat 0,97%, MLBI naik 0,85%, KEEN melonjak 13,41%, sedangkan MIDI stagnan pada perdagangan intraday hari ini.
Indri Liftiany, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, melihat hasil rebalancing indeks FTSE sebagai salah satu faktor penguat IHSG sepanjang pekan ini. Selain itu, data ekonomi AS juga diprediksi akan memberikan dampak positif. “Berdasarkan sentimen yang ada, kami menilai IHSG berpotensi bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat sepanjang pekan ini,” ujarnya pada Senin (22/9/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.