Cek Rekomendasi Saham XLSmart Telecom (EXCL) Pasca Merger XL Axiata–Smartfren

Muamalat.co.id JAKARTA. PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) mengalami kerugian bersih pada semester I-2025, terutama didorong oleh kerugian signifikan di kuartal II-2025. Kerugian bersih pada kuartal II mencapai Rp 1,6 triliun, penurunan drastis sebesar 514% secara kuartalan (QoQ) dan 428% secara tahunan (YoY). Akumulasi kerugian bersih semester I-2025 pun mencapai Rp 1,2 triliun.

Menurut Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Utama, lonjakan beban operasional menjadi penyebab utama kerugian ini. Kenaikan signifikan terjadi pada biaya infrastruktur, depresiasi, dan biaya karyawan, terutama pasca merger XL Axiata dan Smartfren. Ekky menjelaskan kepada Kontan pada Senin (22/9/2025) bahwa kenaikan ini bersifat sementara dan terkait erat dengan proses integrasi serta penyesuaian struktur operasional perusahaan.

Meskipun demikian, kinerja pendapatan EXCL menunjukkan pertumbuhan positif. Pendapatan kuartal II-2025 mencapai Rp 10,5 triliun, naik 22% QoQ dan 21,8% YoY. Total pendapatan semester I-2025 pun mencapai Rp 19,1 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh segmen data yang mencapai Rp 9,6 triliun, naik 21,4% QoQ dan 19,5% YoY.

Aditya Prayoga, analis Phintraco Sekuritas, menjelaskan bahwa pertumbuhan pendapatan segmen data didukung oleh basis pelanggan gabungan EXCL dan Smartfren yang mencapai 82,6 juta pelanggan. Hal ini mengakibatkan peningkatan konsumsi data sebesar 3,8 PB, atau naik 34% QoQ dan 43,5% YoY pada kuartal II-2025. Namun, perlu dicatat bahwa pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) gabungan mengalami penurunan 10% QoQ dan 18,2% YoY menjadi Rp 36.000, disebabkan oleh kontribusi ARPU Smartfren (Rp 24.000) yang lebih rendah dibandingkan EXCL (Rp 40.000).

Meskipun menghadapi kerugian, Aditya tetap optimis terhadap prospek EXCL pasca merger, menganggap sinergi yang mulai terealisasi akan menopang pertumbuhan perusahaan ke depan. Namun, ia juga mengingatkan potensi risiko pertumbuhan trafik yang lebih lambat dari perkiraan. Sementara itu, Ekky Topan menekankan pentingnya pemantauan beberapa sentimen hingga akhir tahun, seperti efisiensi pasca integrasi dan dukungan makro ekonomi seperti penurunan suku bunga. Ia juga menyebutkan tekanan kompetisi tarif dan biaya operasional yang tinggi sebagai risiko jangka pendek.

Menimbang fundamental perusahaan yang masih dalam masa transisi, Ekky merekomendasikan strategi accumulate buy EXCL saat terjadi koreksi, dengan target harga Rp 2.860–2.950 per saham. Sedangkan Aditya merekomendasikan beli EXCL dengan target harga Rp 3.100 per saham.

Ringkasan

XLSmart Telecom (EXCL) mengalami kerugian bersih Rp 1,2 triliun di semester I-2025, terutama karena lonjakan beban operasional pasca merger dengan Smartfren. Meskipun demikian, pendapatan tumbuh positif mencapai Rp 19,1 triliun, didorong oleh pertumbuhan segmen data yang signifikan dan basis pelanggan gabungan yang mencapai 82,6 juta.

Pertumbuhan pendapatan data diimbangi oleh penurunan ARPU gabungan. Analis merekomendasikan strategi accumulate buy (Ekky Topan) atau beli (Aditya Prayoga) untuk saham EXCL, dengan target harga bervariasi antara Rp 2.860-Rp 3.100 per saham, mengingat potensi sinergi pasca merger dan risiko jangka pendek seperti tekanan kompetisi dan biaya operasional.

Leave a Comment