Muamalat.co.id – JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menegaskan kepercayaan terhadap sektor properti dengan memberikan peringkat idAA untuk Obligasi Berkelanjutan dan idAA(sy) untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan milik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Penilaian ini mengukuhkan posisi kuat pengembang properti terkemuka tersebut di pasar modal.
Analis Pefindo, Naomi Sihombing dan Yogie Perdana, dalam keterangan resminya pada Senin, 22 September 2025, menjelaskan bahwa peringkat idAA diberikan untuk Obligasi Berkelanjutan IV tahun 2025 yang diterbitkan BSDE dengan nilai maksimum Rp2 triliun. Sejalan dengan itu, rencana penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II tahun 2025 yang juga diterbitkan BSDE dengan total nilai maksimum Rp1 triliun mendapatkan peringkat idAA(sy).

Dana yang terkumpul dari penerbitan instrumen keuangan ini direncanakan akan dialokasikan untuk membiayai pengembangan infrastruktur penting dan sebagai tambahan modal kerja perusahaan. Pefindo juga menegaskan kembali peringkat idAA untuk BSDE sendiri dan obligasi berkelanjutan yang telah diterbitkan sebelumnya, serta peringkat idAA(sy) untuk sukuk berkelanjutan yang sudah ada. Prospek peringkat perusahaan secara keseluruhan dinyatakan stabil.
Peringkat tinggi ini didasari oleh beberapa faktor kunci yang mencerminkan fundamental perusahaan yang solid. Pefindo menilai BSDE memiliki posisi bisnis yang sangat kuat, didukung oleh portofolio produk properti yang beragam, serta cakupan area yang luas. Selain itu, perusahaan juga menunjukkan tingkat likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang tangguh, memberikan kestabilan operasional di tengah dinamika pasar.
Namun demikian, peringkat BSDE masih dibatasi oleh tingginya sensitivitas industri properti terhadap fluktuasi makroekonomi, yang dapat memengaruhi daya beli konsumen dan iklim investasi. Potensi peningkatan peringkat dapat terwujud jika BSDE secara konsisten mampu mencapai target pra-penjualan dan pendapatan yang diproyeksikan dari ekspansi bisnisnya, serta mengadopsi leverage keuangan yang lebih konservatif. Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika pendapatan, pra-penjualan, atau EBITDA yang dicapai perusahaan jauh di bawah target secara signifikan, atau jika leverage keuangan menjadi lebih agresif karena ekspansi yang didanai utang.
Sebelumnya, Direktur BSDE, Hermawan Wijaya, telah menginformasikan rencana strategis perusahaan untuk menerbitkan Obligasi IV BSDE dengan nilai maksimal Rp2 triliun dan Sukuk Ijarah I dengan nilai maksimal Rp1 triliun. Inisiatif ini merupakan bagian integral dari upaya BSDE untuk mendukung pengembangan infrastruktur kota di BSD City dan memenuhi kebutuhan modal kerja perusahaan.
Pada tahap pertama, BSDE menargetkan perolehan dana sebesar Rp1 triliun, yang akan terdiri dari Rp500 miliar obligasi konvensional dan Rp500 miliar sukuk ijarah. Hermawan menambahkan bahwa proses book building yang berakhir pada 4 September 2025 lalu mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari para investor. Obligasi tersebut direncanakan akan dicatatkan di bursa pada 24 September 2025 mendatang, dengan indikasi tingkat pengembalian yang menarik. Untuk Seri A (tenor 3 tahun) diproyeksikan berada di rentang 6,00%–6,75%; Seri B (tenor 5 tahun) antara 6,25%–7,00%; dan Seri C (tenor 7 tahun) menawarkan indikasi 6,75%–7,50%.
Ringkasan
Pefindo memberikan peringkat idAA untuk Obligasi Berkelanjutan dan idAA(sy) untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan milik BSDE, menegaskan posisi kuat perusahaan di pasar modal. Peringkat ini didasarkan pada posisi bisnis BSDE yang sangat kuat, portofolio properti yang beragam, serta likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang tangguh, dengan prospek peringkat yang stabil.
Dana dari penerbitan obligasi dan sukuk akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan modal kerja. Peringkat BSDE dapat ditingkatkan jika mencapai target pra-penjualan dan pendapatan serta mengelola leverage keuangan secara konservatif, namun dapat diturunkan jika target tidak tercapai atau leverage menjadi lebih agresif.