Muamalat.co.id – JAKARTA. Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi, menembus angka US$ 3.758 per troy ons pada Selasa (23/9). Lonjakan signifikan ini didorong oleh ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed, bank sentral Amerika Serikat.
Data dari Trading Economics pada pukul 15.17 WIB menunjukkan harga emas mencapai US$ 3.757 per troy ons. Kenaikan ini cukup dramatis, mencapai 11,10% secara bulanan dan 42,54% secara year to date (ytd).

Tiffani Safinia dari Research & Development ICDX menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,00–4,25% oleh The Fed pekan lalu, diiringi dot plot yang mengindikasikan kemungkinan dua kali pemangkasan tambahan sebelum akhir tahun, menjadi katalis utama kenaikan harga emas. Lebih lanjut, Gubernur baru Stephen Miran bahkan mendorong pemangkasan yang lebih agresif, sebesar 50 bps, untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi.
“Kenaikan harga didorong oleh ekspektasi pelonggaran moneter lanjutan dari Federal Reserve pasca pemangkasan suku bunga pertama sejak Desember 2024,” ujar Tiffani kepada Kontan. Ia menambahkan bahwa rilis data PCE (Personal Consumption Expenditures) inti AS pada Jumat (26/9), indikator inflasi kunci bagi The Fed, akan sangat menentukan kecepatan pelonggaran moneter selanjutnya.
CME FedWatch Tool memproyeksikan probabilitas pemangkasan tambahan pada Oktober mencapai 93%, dan peluang penurunan suku bunga pada Desember sekitar 81%. Sentimen ini diperkuat oleh data pasar tenaga kerja yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan dan penurunan tajam data perumahan keluarga tunggal pada Agustus. Kondisi ini mendukung pandangan bahwa The Fed akan melanjutkan pelonggaran secara bertahap untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi.
Selain faktor kebijakan moneter, Tiffani juga menyorot peningkatan permintaan emas fisik dari bank sentral dunia sebagai faktor pendorong. Societe Generale melaporkan pembelian emas oleh bank sentral mencapai 63 ton setelah penurunan musiman di Inggris, menyamai rata-rata pasca-2022. Ia memproyeksikan support terdekat untuk harga emas berada di kisaran US$ 3.703 hingga US$ 3.661 per troy ons, sementara resistance terdekat di US$ 3.768 hingga US$ 3.791 per troy ons.
Ibrahim Assuabi, pengamat komoditas, menambahkan bahwa sentimen geopolitik, termasuk perang Rusia-Ukraina dan tensi di Timur Tengah, juga akan memengaruhi pergerakan harga emas. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan Oktober, didorong oleh pelemahan pasar tenaga kerja dan kemungkinan penurunan suku bunga 25 bps, juga menjadi faktor kunci.
“Kemungkinan harga emas dunia akan mencapai level US$ 3.800. Jika level tersebut tercapai, potensi kenaikan hingga US$ 4.000 pada akhir tahun 2025 terbuka,” prediksi Ibrahim.
Ringkasan
Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi US$3.757 per troy ons, meningkat 11,10% bulanan dan 42,54% year-to-date. Kenaikan ini didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, menyusul penurunan 25 bps pekan lalu dan proyeksi dua kali pemangkasan tambahan hingga akhir tahun. Data inflasi PCE AS pada 26 September akan memengaruhi kecepatan pelonggaran moneter selanjutnya.
Peningkatan permintaan emas fisik dari bank sentral global juga berkontribusi pada kenaikan harga. Analis memproyeksikan support terdekat di US$3.703-3.661 dan resistance di US$3.768-3.791 per troy ons. Sentimen geopolitik dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed di Oktober, yang berpotensi mencapai 25 bps, turut mempengaruhi pergerakan harga, dengan potensi emas mencapai US$3.800 bahkan US$4.000 pada akhir 2025.