
JAKARTA – Pasar global menyaksikan pergerakan harga emas yang menguat tipis, dipicu oleh data klaim tunjangan pengangguran mingguan Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan penurunan tak terduga. Sorotan kini tertuju pada rilis data inflasi krusial yang diprediksi akan menjadi penentu arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Menurut laporan Reuters pada Jumat (26/9/2025), harga emas di pasar spot berhasil naik tipis 0,1%, mencapai level US$3.739,42 per troy ounce. Kenaikan ini terjadi setelah pada sesi sebelumnya, emas sempat melonjak hingga 0,6%. Bahkan, pada Selasa (23/9/2025), logam mulia ini mencatat rekor tertinggi yang mengesankan di US$3.790,82. Tak hanya emas spot, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga menunjukkan penguatan serupa, naik 0,1% menjadi US$3.771,1.
: Harga Emas Antam Hari Ini 26 September 2025, Tebus Murah Mulai Rp1,13 Juta
Penguatan harga emas ini tak lepas dari data ekonomi AS terbaru. Jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru secara mengejutkan menurun pekan lalu, mencapai 218.000, jauh di bawah perkiraan 235.000. Meskipun pasar tenaga kerja menunjukkan perlambatan momentum perekrutan, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II/2025 justru melampaui ekspektasi. Peter Grant, Vice President dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals, menjelaskan bahwa data klaim pengangguran yang lebih rendah ini tergolong “sedikit lebih hawkish.” Hal tersebut berpotensi mengurangi spekulasi pasar mengenai percepatan pelonggaran suku bunga, namun menurutnya, “tidak cukup untuk mengubah tren secara keseluruhan.”
Menurut Peter Grant, risiko terbesar bagi emas dalam jangka pendek adalah rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE) yang menunjukkan inflasi lebih tinggi dari perkiraan. Apabila angka inflasi mengejutkan di atas konsensus, ini dapat memicu penguatan dolar AS dan memberikan tekanan sementara pada harga emas. Berdasarkan jajak pendapat Reuters, indeks harga PCE—yang merupakan indikator inflasi favorit The Fed—diperkirakan naik 0,3% secara bulanan pada Agustus dan 2,7% secara tahunan.
Antisipasi terhadap kebijakan The Fed juga menjadi faktor penentu. Saat ini, pasar menilai probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada Oktober mencapai 85%, sedikit menurun dari 90% sebelum data ketenagakerjaan dirilis, sebagaimana tercatat dalam CME FedWatch Tool. Meskipun Presiden Federal Reserve San Francisco, Mary Daly, telah menyatakan dukungan penuh untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu dan membuka peluang pemotongan tambahan, Ketua The Fed Jerome Powell justru memilih untuk tetap berhati-hati dalam pernyataannya pada Selasa lalu. Perlu diketahui, emas sering kali diuntungkan sebagai aset lindung nilai dalam lingkungan suku bunga rendah.
: : Harga Emas Perhiasan Hari Ini 26 September, Naik Rp20.000 per Gram
Selain emas, pasar logam mulia lainnya juga menunjukkan kinerja yang impresif. Harga perak spot melonjak 2,2% hingga mencapai US$44,87 per troy ounce, menandai level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun terakhir. Senada, platina melonjak 3,5% ke US$1.524,15, menjadi titik tertinggi sejak September 2013. Paladium pun tak ketinggalan, dengan kenaikan 3,6% menjadi US$1.254,04 per troy ounce, menegaskan tren penguatan di seluruh sektor logam berharga.