Rupiah Menguat Senin? Cek Prediksi Nilai Tukar Rupiah Hari Ini!

Muamalat.co.id – JAKARTA. Pasar finansial memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menunjukkan penguatan tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (29/9/2025). Proyeksi ini datang setelah rupiah sempat mencatatkan penguatan 0,06% secara harian pada penutupan Jumat (26/9), mencapai posisi Rp 16.738 per dolar AS. Namun, berdasarkan kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah sedikit melemah 0,14% ke level Rp 16.775 per dolar AS pada hari yang sama.

Menurut Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini utamanya dipicu oleh faktor eksternal. Penguatan Indeks Dolar AS (DXY) di atas level 98, yang didorong oleh data ekonomi Amerika yang sangat solid, secara signifikan mengurangi ekspektasi pasar akan pemotongan suku bunga oleh The Fed. Kondisi ini menjadikan imbal hasil aset di AS kian menggiurkan, yang pada gilirannya memicu gelombang capital outflow besar-besaran dari pasar obligasi dan saham di Indonesia.

Kendati demikian, tekanan global tersebut diperparah oleh sejumlah faktor domestik. Tingginya kebutuhan devisa untuk aktivitas impor dan pembayaran utang luar negeri korporasi, ditambah dengan sentimen kehati-hatian investor akibat ketidakpastian kebijakan fiskal atau dinamika politik domestik, turut membebani kurs rupiah. Sutopo menegaskan, “Jadi, meskipun biang kerok berasal dari luar, faktor internal memastikan rupiah menjadi salah satu mata uang yang paling tertekan di kawasan.” Ini menyoroti kerentanan rupiah yang tidak hanya bergantung pada kondisi global.

Rupiah Tertekan, Intervensi Perlu Diperkuat dan Suku Bunga SBN Dinaikkan

Untuk jangka pendek, Sutopo memperkirakan pergerakan rupiah akan berfluktuasi dalam rentang konsolidasi yang tinggi dan cenderung rentan. Berdasarkan analisis teknikal dan fundamentalnya, ia memproyeksikan bahwa pada Senin (29/9), nilai tukar rupiah akan bergerak di antara level Rp 16.550 per dolar AS sebagai titik support terdekat, dan Rp 16.850 per dolar AS sebagai level resistance.

Senada, Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, mengamati bahwa rupiah masih berada dalam fase konsolidasi di atas level Rp 16.500. Kondisi ini, menurut Josua, dipengaruhi oleh kombinasi faktor global dan persepsi risiko domestik. Ia menambahkan, pasar global akan sangat sensitif terhadap rilis data ekonomi AS sepanjang pekan depan, yang berarti pergerakan mata uang di kawasan, termasuk rupiah, akan sangat bergantung pada perkembangan informasi dari Negeri Paman Sam tersebut.

Chatib Basri Beberkan Efek Kenaikan Bunga Deposito Valas Bikin Rupiah Jadi Loyo

“Artinya, selama hari Senin tidak muncul pemicu baru yang signifikan, arah pergerakan rupiah akan lebih banyak ditentukan oleh sentimen global terhadap dolar AS serta efektivitas intervensi dan penyangga yang dilakukan oleh otoritas domestik,” jelas Josua. Khusus untuk perdagangan Senin (29/9), Josua memperkirakan rupiah berpotensi menguat tipis, dengan rentang pergerakan antara Rp 16.700 hingga Rp 16.780 per dolar AS.

Ringkasan

Pasar finansial memprediksi rupiah akan mengalami penguatan tipis terhadap dolar AS pada Senin, 29 September 2025. Prediksi ini muncul setelah rupiah sempat menguat 0,06% pada penutupan Jumat. Pelemahan rupiah saat ini disebabkan oleh faktor eksternal seperti penguatan Indeks Dolar AS serta faktor domestik seperti kebutuhan devisa untuk impor dan pembayaran utang luar negeri.

Untuk hari Senin, pergerakan rupiah diperkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen global terhadap dolar AS serta efektivitas intervensi oleh otoritas domestik. Rupiah diproyeksikan bergerak dalam rentang Rp 16.700 hingga Rp 16.780 per dolar AS. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan depan juga akan memengaruhi pergerakan mata uang di kawasan, termasuk rupiah.

Leave a Comment