JAKARTA – Pasar kripto yang menunjukkan geliat luar biasa sepanjang tahun ini telah mendorong kinerja saham emiten kripto, PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN), untuk meroket lebih dari 3.000% sejak pertama kali melantai di bursa saham. Kenaikan harga saham COIN ini menjadi sorotan utama di tengah euforia pasar aset digital.
Fenomena ini sejalan dengan penguatan signifikan di pasar kripto global. Nasdaq Crypto Index (NCI) sendiri, dalam perdagangan intraday hari ini pukul 13.41 WIB, tercatat melesat 21,36% secara year to date hingga mencapai 6.124,01. Penguatan indeks ini tak lepas dari lonjakan harga aset kripto konstituen utama seperti Bitcoin (BTC), Solana (SOL), Ethereum (ETH), Cardano (ADA), dan XRP. Berdasarkan data pasar, dalam tujuh hari terakhir, Bitcoin telah menjulang 5,29% ke level Rp1,97 miliar, sementara Ethereum meningkat 9,03% ke Rp73,26 juta, dan Solana tumbuh 9,17% ke Rp3,73 juta. Di kelas aset dengan valuasi lebih terjangkau, Cardano juga tumbuh 7,43% ke Rp14.273, dan XRP naik 3,30% ke Rp49.403.
Terinspirasi oleh gelombang positif pasar aset kripto, saham COIN pada perdagangan intraday hari ini pukul 13.34 WIB tercatat melesat dramatis sebesar 3.530% mencapai Rp3.630. Angka ini merupakan lonjakan luar biasa dibandingkan harga pencatatan perdana saham (IPO) sebesar Rp100 pada 9 Juli 2025. Dari proses IPO yang sukses digelar pada Juli lalu, PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) berhasil meraup dana segar senilai Rp220 miliar.
Dana hasil IPO tersebut dialokasikan secara strategis. Berdasarkan prospektus perusahaan, sebesar 85% dari dana tersebut, atau sekitar Rp187 miliar, diberikan kepada anak perusahaan, PT Central Finansial X (CFX), dalam bentuk penyertaan modal. Suntikan modal ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi CFX sebagai modal kerja.
Dari dana segar yang diterima CFX, sekitar 45% dialokasikan untuk biaya infrastruktur teknologi, meliputi biaya layanan cloud provider dan keamanan IT, yang akan dilaksanakan selama periode 2025 hingga 2026. Selanjutnya, sekitar 40% digunakan untuk provisi likuiditas bursa, yaitu dana cadangan untuk biaya penyimpanan aset kripto dan penyediaan likuiditas pasar yang dijadwalkan pada tahun 2025. Sisanya, sekitar 15% diperuntukkan bagi beban umum dan administrasi lainnya terkait operasional CFX. Ini mencakup biaya edukasi dan literasi publik tentang pasar aset kripto dan teknologi blockchain, serta biaya riset dan pengembangan ekosistem pasar dan produk aset kripto di Indonesia, yang juga akan berlangsung dari 2025 hingga 2026.
Implementasi dana segar ini terbukti efektif dalam mendongkrak kinerja anak usaha. Manajemen CFX melaporkan pada 22 September lalu bahwa dalam enam bulan terakhir, terhitung sejak Maret 2025, transaksi derivatif kripto di Bursa CFX berhasil mencapai Rp67,9 triliun. Angka ini menandai peningkatan lebih dari 10 kali lipat dibandingkan total transaksi pada periode September 2024 sampai Februari 2025. Dengan tren pertumbuhan yang berkelanjutan, produk derivatif kripto telah memberikan kontribusi sekitar 22% terhadap total transaksi aset kripto nasional sepanjang Januari hingga Agustus 2025. Dalam rentang waktu yang lebih panjang, nilai transaksi derivatif kripto di Bursa CFX bahkan telah menembus Rp73,8 triliun selama 12 bulan terakhir.
Sebagai informasi, CFX adalah bursa kripto terkemuka di Indonesia yang telah berlisensi dan diawasi ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) selaku induk usaha, menggenggam kepemilikan saham mayoritas sebesar 99,96% di CFX.
Kinerja positif yang diukir oleh anak usaha ini secara langsung memengaruhi membaiknya keuangan konsolidasian PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN). Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, COIN membukukan pendapatan sebesar Rp113,15 miliar sepanjang semester I/2025. Angka ini merupakan lonjakan signifikan dibandingkan pendapatan pada semester I/2024 yang hanya Rp600 juta.
Peningkatan pendapatan yang masif ini didorong oleh diversifikasi pos-pos pemasukan baru. Jika dirinci, pada semester I/2025, pendapatan COIN berasal dari jasa transaksi spot sebesar Rp77,71 miliar, jasa transaksi perpetual Rp16,56 miliar, jasa penyimpanan aset kripto Rp12,57 miliar, dan jasa registrasi anggota bursa Rp1,75 miliar. Selain itu, ada pendapatan dari jasa sewa perangkat lunak spot sebesar Rp2,59 miliar, jasa sewa perangkat lunak perpetual Rp1,38 miliar, serta pendapatan dari jasa tahunan keanggotaan sebesar Rp575 juta. Struktur pendapatan ini jauh berbeda dengan periode semester I/2024 yang mana sumber pendapatan perseroan hanya berasal dari jasa penyimpanan aset kripto sebesar Rp600 juta.
Meskipun terjadi lonjakan beban umum dan administrasi dari Rp2,58 miliar menjadi Rp90,57 miliar, COIN berhasil membukukan laba usaha sebesar Rp22,57 miliar, membalikkan kondisi rugi usaha sebesar Rp1,98 miliar pada semester I/2024. Dengan tambahan komponen pendapatan keuangan yang juga meningkat, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih perseroan menjadi positif, mencapai Rp25,51 miliar. Angka ini kontras dengan rugi bersih sebesar Rp1,99 miliar yang tercatat pada periode semester I/2024.
Direktur Utama COIN, Ade Wahyu, menjelaskan bahwa performa kinerja perseroan yang cemerlang ini tidak terlepas dari operasi COIN yang kini telah berjalan sepenuhnya pada tahun ini. Selain itu, Ade menambahkan bahwa selama periode tersebut, COIN melalui anak usahanya, CFX, secara bertahap terus melakukan onboarding para Pedagang Aset Keuangan Digital (PAKD) sebagai anggota Bursa CFX, yang turut berkontribusi besar pada peningkatan kinerja. “Kinerja perseroan pada periode Januari hingga Juni 2025 adalah cerminan dari model bisnis portofolio kami yang sepenuhnya mendukung ekosistem kripto dan kini telah beroperasi secara penuh dan efisien. Bahkan, pendapatan COIN pada semester pertama tahun ini telah melampaui pendapatan sepanjang 2024,” tegas Ade. Ia optimistis kinerja positif ini akan terus berlanjut hingga sisa tahun ini, didukung oleh kondisi pasar aset kripto yang tetap berada dalam tren positif. Untuk menggenjot pendapatan di akhir tahun 2025, pengembangan produk serta usaha yang dilakukan oleh entitas anak, seperti produk derivatif kripto, akan terus didorong. “Sepanjang 2025, Bursa CFX sebagai entitas anak Perseroan juga fokus mendorong pertumbuhan derivatif kripto yang berfungsi sebagai lindung nilai, sehingga ketika harga spot aset kripto mengalami perubahan, transaksi derivatif tetap berjalan untuk memasang posisi lindung nilai,” pungkas Ade.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) melonjak lebih dari 3000% sejak IPO, seiring dengan penguatan pasar kripto global, di mana Nasdaq Crypto Index (NCI) juga mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan ini didorong oleh performa aset kripto utama seperti Bitcoin, Ethereum, dan Solana. Dana IPO COIN sebagian besar dialokasikan untuk memperkuat modal kerja anak perusahaan, PT Central Finansial X (CFX), yang digunakan untuk infrastruktur teknologi dan likuiditas bursa.
CFX, sebagai bursa kripto berlisensi OJK, mencatatkan peningkatan transaksi derivatif kripto yang signifikan, berkontribusi 22% terhadap total transaksi aset kripto nasional. Hal ini berdampak positif pada keuangan konsolidasian COIN, dengan pendapatan yang melonjak dan berhasil membukukan laba bersih pada semester I/2025. Manajemen COIN optimis kinerja positif ini akan berlanjut, didorong oleh pengembangan produk derivatif kripto di CFX.