Emas Melesat! Ampuhkah Lindungi Kekayaan dari Inflasi? Kata Ekonom

Perbincangan hangat mengenai investasi emas kembali mencuat di platform media sosial X, memicu diskusi sengit di kalangan warganet. Topik ini bermula dari pengalaman seorang pengguna yang berhasil menjual emas seharga Rp 21 juta pada tahun 2025, padahal ia membelinya senilai Rp 10 juta pada tahun 2023. Kenaikan harga yang signifikan ini sekilas tampak sangat menguntungkan, namun memunculkan pertanyaan kritis dari warganet lain.

Seorang warganet berpendapat bahwa jika faktor inflasi turut dipertimbangkan, nilai Rp 21 juta pada tahun 2025 tersebut bisa jadi setara dengan Rp 10 juta pada tahun 2023. Ini mengindikasikan bahwa keuntungan investasi emas yang dirasakan mungkin tidak sebesar yang terlihat di permukaan, memicu perdebatan mengenai efektivitas emas sebagai instrumen investasi jangka panjang.

Ekonom: Emas Menjanjikan Nilai yang Stabil

Menanggapi fenomena ini, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, memberikan pandangannya. Ia menjelaskan bahwa investasi emas dalam jangka panjang memang cenderung menawarkan tingkat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan instrumen investasi lain yang lebih agresif, seperti saham atau obligasi pemerintah. Menurutnya, tingkat pengembalian (return) emas sejalan dengan deposito, menjanjikan stabilitas nilai.

“Emas menjanjikan nilai yang stabil. Namun, jika harga emas naik tajam, itu justru merupakan indikasi bahwa kondisi ekonomi global sedang dianggap berisiko tinggi,” ujar Wijayanto saat diwawancarai Kompas.com pada Rabu (1/10/2025).

Ia mencontohkan, kenaikan harga emas tidak hanya terjadi dalam Rupiah, tetapi juga terhadap dolar AS dan enam mata uang utama dunia lainnya. Peningkatan ini, menurut Wijayanto, disebabkan oleh banyaknya investor, termasuk bank sentral, yang beralih ke emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) saat ketidakpastian ekonomi global meningkat drastis. Tingginya permintaan inilah yang mendorong harga emas naik secara relatif terhadap mata uang, mengindikasikan bahwa nilai mata uanglah yang sebenarnya melemah, bukan emas yang secara fundamental melonjak.

Cuan 11,25% Sebulan, Update Harga Emas Antam Hari Ini (2 Oktober 2025)

Wijayanto menambahkan, kenaikan harga emas dalam Rupiah justru tercatat lebih tinggi dibandingkan kenaikannya dalam mata uang asing lainnya. Hal ini, menurutnya, menyiratkan bahwa investor dan pelaku usaha melihat risiko berinvestasi di Indonesia lebih tinggi dibandingkan banyak negara lain. Ia mengaitkan kondisi ini dengan beberapa faktor krusial, antara lain kepastian hukum yang lemah, regulasi yang tidak konsisten, birokrasi yang rumit, hingga kredibilitas kebijakan fiskal dan moneter yang dinilai meragukan.

Harga Emas Antam Logam Mulia Turun Rp 2.000 Per Gram Hari Ini Kamis (2/10)

Investasi Emas Tetap Menguntungkan sebagai Lindung Nilai

Di sisi lain, peneliti ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Jaya Darmawan, memiliki pandangan yang berbeda. Ia menilai bahwa investasi emas tetap menguntungkan, meskipun peningkatan nilainya mungkin lebih kecil dibandingkan saham atau dolar. Jaya menegaskan bahwa nilai emas cenderung stabil dan keuntungannya lebih terasa dalam jangka panjang, menjadikannya pilihan yang bijak untuk menjaga aset.

Ia sangat menekankan fungsi krusial emas sebagai pelindung nilai aset dari inflasi. “Apalagi jika dibandingkan dengan tabungan. Tabungan sudah pasti akan tergerus oleh inflasi. Di masa krisis atau perlambatan ekonomi seperti sekarang, emas justru terbukti lebih aman dan dapat diandalkan,” tambahnya, menyoroti peran emas sebagai aset defensif.

Menurut Jaya, emas memang bukan instrumen yang dirancang untuk mencari keuntungan besar dalam waktu singkat, melainkan lebih berfungsi sebagai alat untuk menjaga nilai kekayaan. Ia menyarankan, bagi mereka yang menginginkan return lebih tinggi, investasi di sektor riil bisa lebih menjanjikan, asalkan industri tersebut sedang dalam fase pertumbuhan. Namun, ia mengingatkan bahwa risiko investasi di sektor riil jauh lebih besar dibandingkan dengan emas.

Tonton: Proyek Pani Merdeka Gold (EMAS) Berproduksi Awal 2026, Simak Prospeknya

Perdebatan intens di kalangan warganet mengenai keuntungan investasi emas ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman mendalam tentang fungsi dan peran emas dalam sebuah portofolio keuangan. Meskipun tingkat pengembalian emas mungkin tidak setinggi saham atau investasi sektor riil yang lebih volatil, emas memiliki peran vital sebagai aset lindung nilai yang relatif stabil. Peran ini menjadi semakin krusial, terutama saat inflasi meningkat dan perekonomian menghadapi periode ketidakpastian yang tinggi.

Ringkasan

Artikel ini membahas efektivitas emas sebagai investasi di tengah perdebatan warganet mengenai keuntungannya. Ekonom Wijayanto Samirin menjelaskan bahwa emas menawarkan stabilitas nilai, bukan keuntungan tinggi, dan kenaikan harga emas sering kali mengindikasikan risiko ekonomi global. Ia menambahkan bahwa kenaikan harga emas dalam Rupiah yang lebih tinggi dari mata uang lain menunjukkan risiko investasi di Indonesia yang lebih besar.

Peneliti ekonomi Jaya Darmawan berpendapat bahwa emas tetap menguntungkan sebagai lindung nilai aset dari inflasi, terutama dibandingkan dengan tabungan yang tergerus inflasi. Emas lebih berfungsi sebagai alat untuk menjaga nilai kekayaan daripada mencari keuntungan besar dalam waktu singkat, meskipun investasi di sektor riil bisa menjanjikan keuntungan lebih tinggi dengan risiko yang lebih besar.

Leave a Comment