Tarif Impor Chip AS Berpotensi Dicabut, Wall Street Langsung Terbang!

Muamalat.co.id NEW YORK. Indeks-indeks utama Wall Street melonjak di pembukaan perdagangan Kamis (7/8/2025). Penguatan ini didorong oleh optimisme pasar bahwa raksasa teknologi akan mampu menghindari dampak signifikan dari tarif impor chip terbaru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Reuters, pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average melaju 237,0 poin, atau 0,54%, mencapai level 44.430,09. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 29,3 poin, atau 0,46% ke level 6.374,32, dan Nasdaq Composite memimpin dengan kenaikan 155,6 poin, atau 0,73%, ke level 21.325,01.

Saham Apple menunjukkan performa cemerlang, naik 2,8% dalam perdagangan pre-market, melanjutkan lonjakan 5,1% yang terjadi pada sesi sebelumnya dan memimpin kenaikan di Wall Street. Lonjakan ini terjadi setelah Presiden Trump mengumumkan bahwa produsen iPhone tersebut akan menginvestasikan tambahan US$ 100 miliar di AS, sehingga total komitmen investasi mereka mencapai US$ 600 miliar selama empat tahun ke depan.

Wall Street Menguat Rabu (6/8), Nasdaq Melesat 1% Dipimpin Lonjakan Saham Apple

Selain pengumuman investasi, Trump juga mengumumkan tarif sekitar 100% untuk impor semikonduktor. Namun, ia menegaskan bahwa tarif tersebut tidak akan berlaku bagi perusahaan yang sudah memproduksi di AS atau telah berkomitmen untuk melakukannya, memberikan angin segar bagi pelaku industri teknologi domestik.

Seiring dengan itu, saham produsen chip terkemuka seperti Nvidia dan Broadcom masing-masing menguat 1,4%, sementara saham perusahaan sejenis Advanced Micro Devices melaju 2,2%, mencerminkan respons positif pasar terhadap pengecualian tarif tersebut.

Di sisi lain, saham Eli Lilly mengalami penurunan tajam sebesar 7% setelah melaporkan data uji coba tahap akhir obat penurun berat badan oralnya. Meskipun demikian, perusahaan farmasi tersebut telah menaikkan proyeksi laba setahun penuhnya, memberikan sinyal positif jangka panjang.

Perlu dicatat, tarif Trump yang lebih tinggi, berkisar antara 10% hingga 50%, terhadap puluhan mitra dagang AS, mulai berlaku pada hari Kamis, menambah kompleksitas pada lanskap perdagangan global.

Sementara itu, ekspektasi pasar semakin menguat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter. Optimisme ini dipicu oleh serangkaian data ekonomi yang mengecewakan, terutama laporan penggajian bulan Juli yang menunjukkan penurunan tajam di pasar tenaga kerja, meningkatkan probabilitas intervensi bank sentral untuk mendorong perekonomian.

Data terbaru pada hari Kamis lebih lanjut menggarisbawahi pelemahan ini, dengan jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran mencapai 226.000 untuk pekan yang berakhir pada 2 Agustus. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan 221.000 yang diproyeksikan oleh para ekonom dalam survei Reuters.

Wall Street Menguat, Pasar Mencermati Laporan Kinerja Perusahaan

“Ini tentu saja membenarkan peningkatan klaim pengangguran yang telah kita saksikan, yang juga sejalan dengan pelemahan yang terlihat dalam laporan ketenagakerjaan,” ujar Ben Laidler, kepala strategi ekuitas di Bradesco BBI. “Narasinya jelas, ekonomi sedang melambat. Mungkin tidak menuju resesi, tetapi pasti melambat.”

Dengan kondisi ekonomi yang melambat, para pedagang kini hampir sepenuhnya bertaruh pada penurunan suku bunga di bulan September, dengan setidaknya dua langkah pemangkasan suku bunga diperkirakan akan terjadi tahun ini, berdasarkan alat FedWatch CME Group.

Investor juga mencermati pengumuman pengganti Gubernur Fed Adriana Kugler yang akan disampaikan Trump dalam beberapa hari mendatang. Ada ekspektasi bahwa calon tersebut akan bersikap lunak terhadap kebijakan, kemungkinan besar mendukung penurunan suku bunga untuk menstimulasi ekonomi.

Pengunduran diri Kugler membuka lowongan penting di Dewan The Fed yang beranggotakan tujuh orang, dipimpin oleh Ketua Jerome Powell. Trump sendiri berulang kali mengkritik Powell karena dinilai tidak memangkas biaya pinjaman, meskipun masa jabatan Powell baru akan berakhir pada bulan Mei mendatang.

Dalam perkembangan terpisah, saham produsen chip Intel merosot 2,1% setelah Presiden Trump menyerukan pengunduran diri CEO-nya. Trump secara tegas menyatakan, “CEO Intel sedang mengalami konflik kepentingan dan harus segera mengundurkan diri,” menambah dinamika tersendiri di sektor teknologi.

Ringkasan

Wall Street mengalami kenaikan signifikan pada pembukaan perdagangan, didorong oleh optimisme pasar terkait potensi pencabutan tarif impor chip oleh Presiden Trump. Saham Apple memimpin penguatan setelah pengumuman investasi tambahan di AS, sementara saham produsen chip lainnya seperti Nvidia dan Broadcom juga menguat karena pengecualian tarif.

Di sisi lain, data ekonomi yang menunjukkan pelemahan, seperti peningkatan klaim pengangguran, meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed. Investor juga memperhatikan pengumuman pengganti Gubernur Fed dan seruan Trump agar CEO Intel mengundurkan diri, menambah dinamika pasar.

Leave a Comment