SRAJ Rugi Semester I 2025: Analisis Mendalam & Strategi Pemulihan

JAKARTAPT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), operator rumah sakit Mayapada Hospital yang dimiliki oleh Dato Sri Tahir, melaporkan adanya tekanan signifikan pada kinerja keuangannya di semester I-2025. Perseroan mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 65,55 miliar, sebuah pembalikan kondisi drastis dari keuntungan Rp 9,65 miliar yang diraih pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, dalam kondisi yang menantang ini, pendapatan SRAJ tetap menunjukkan tren positif dengan peningkatan 4,94% secara tahunan (YoY). Hingga Juni 2025, pendapatan perseroan mencapai Rp 1,18 triliun, lebih tinggi dari Rp 1,13 triliun yang dibukukan pada semester I tahun sebelumnya. Angka ini menandakan adanya pertumbuhan operasional yang solid di tengah gejolak keuangan.

Sekretaris Perusahaan SRAJ, Arie Farisandi, menjelaskan bahwa kerugian tersebut utamanya disebabkan oleh lonjakan beban keuangan yang signifikan. Biaya ini muncul sebagai konsekuensi dari pendanaan sejumlah rencana ekspansi rumah sakit yang ambisius. Tercatat, beban keuangan SRAJ melesat hampir dua kali lipat, dari Rp 86,29 miliar menjadi Rp 175,24 miliar di semester I-2025.

Saat ini, SRAJ aktif mengembangkan dua rumah sakit baru, yaitu Mayapada Hospital Jakarta Timur dan Mayapada Apollo Batam International Hospital. Selain itu, dua proyek perluasan fasilitas rumah sakit yang sudah ada juga sedang berjalan, meliputi pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan pengembangan Mayapada Hospital Surabaya 1. Kelima proyek vital ini direncanakan akan rampung secara bertahap, mulai awal tahun 2026 hingga 2027 mendatang, menandakan investasi besar untuk pertumbuhan jangka panjang.

Arie menambahkan kepada Kontan pada Jumat (3/10/2025), “Meskipun di tengah tantangan ekonomi, perseroan tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.” Pernyataan ini menegaskan resiliensi operasional Mayapada Hospital dalam menjaga arus pendapatan.

Peningkatan penjualan ini, lanjut Arie, didorong oleh sejumlah langkah strategis. Di antaranya adalah menjaga komunikasi yang konsisten dengan pihak asuransi serta terus-menerus meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien. Inisiatif yang dilakukan meliputi perbaikan alur pelayanan, pengurangan waktu tunggu, peningkatan kompetensi tenaga medis, hingga pelaksanaan berbagai program pelayanan lainnya.

Tak hanya itu, Mayapada Hospital juga gencar memperkenalkan teknologi medis terbaru untuk menarik lebih banyak dokter spesialis, sekaligus meningkatkan kualitas layanan dan mempercepat proses penyembuhan pasien. Sebagai contoh, Mayapada Hospital Surabaya telah mengadopsi sistem robotik VELYS untuk membantu dokter dalam operasi penggantian lutut total. Sementara itu, Mayapada Hospital Jakarta Selatan sedang bersiap meluncurkan layanan PET-CT Scan guna memperkuat layanan onkologi yang komprehensif.

Untuk memoles kinerja SRAJ ke depan, manajemen akan fokus pada optimalisasi operasional rumah sakit yang sudah ada, peningkatan layanan berbasis teknologi medis modern, serta penguatan kerja sama dengan berbagai pihak strategis. Proyek ekspansi rumah sakit yang sedang berjalan juga diharapkan Arie mulai memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan SRAJ dalam beberapa tahun mendatang.

Tahun ini, SRAJ mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 700 miliar, di mana 85% di antaranya telah terserap hingga saat ini. Dengan berbagai strategi dan investasi ini, SRAJ membidik target pertumbuhan pendapatan sebesar 12% YoY hingga akhir tahun 2025.

Ringkasan

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), operator Mayapada Hospital, mengalami rugi bersih sebesar Rp 65,55 miliar pada semester I-2025, berbanding terbalik dengan keuntungan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pendapatan perusahaan tetap tumbuh 4,94% YoY menjadi Rp 1,18 triliun. Kerugian ini disebabkan oleh lonjakan beban keuangan akibat pendanaan ekspansi rumah sakit.

SRAJ tengah mengembangkan dua rumah sakit baru dan melakukan perluasan fasilitas pada dua rumah sakit yang sudah ada. Perusahaan mengalokasikan belanja modal Rp 700 miliar dan menargetkan pertumbuhan pendapatan 12% YoY hingga akhir 2025 dengan fokus pada optimalisasi operasional, peningkatan layanan berbasis teknologi, dan penguatan kerjasama strategis. Ekspansi yang berjalan diharapkan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan di masa depan.

Leave a Comment