Emiten produsen bus listrik dari Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), menunjukkan keyakinan kuat terhadap perbaikan kinerja keuangan mereka pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Proyeksi optimis ini datang menyusul catatan penurunan laba bersih yang dialami perseroan selama semester pertama 2025.
Direktur VKTR, Achmad Amri Aswono Putri, secara terbuka mengakui adanya penurunan laba bersih sebesar Rp 10,38 miliar secara tahunan, sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan semester I 2025. Penurunan ini, jelas Amri, terutama disebabkan oleh rendahnya realisasi penjualan bus listrik di paruh pertama tahun tersebut.

Meski menghadapi tantangan di awal tahun, Achmad menyatakan bahwa prospek untuk semester kedua jauh lebih cerah. Hal ini didasari oleh jadwal produksi dan pengiriman sebagian besar produk perusahaan yang memang terfokus pada periode tersebut.
“
Revenue akan meningkat cukup signifikan pada semester kedua, demikian juga dengan laba yang bisa kita catatkan,” ujar Amri dalam paparan publik VKTR secara virtual, seperti dikutip Sabtu (4/10).
Keyakinan manajemen VKTR diperkuat oleh beberapa pencapaian signifikan di paruh pertama 2025. Salah satunya adalah keberhasilan VKTR dalam memperoleh tender baru dari TransJakarta. Tender ini mencakup pengadaan 80 unit bus listrik berukuran 12 meter berjenis Completely Knocked Down (CKD), yang dijadwalkan untuk dikirimkan pada kuartal keempat.
Dengan tambahan pesanan ini, total pasokan bus listrik VKTR kepada TransJakarta akan mencapai 152 unit. Penting untuk dicatat, bus CKD yang dipesan tersebut telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%, menunjukkan komitmen perseroan terhadap pengembangan industri lokal.
Selain tender TransJakarta, perseroan juga berhasil menyelesaikan pesanan forklift listrik untuk pelanggan swasta, serta pengiriman bus listrik 12 meter lainnya untuk operator TransJakarta. Hingga Juni 2025, sebanyak 85 unit bus listrik milik VKTR tercatat telah beroperasi, menempuh jarak kumulatif lebih dari 10,9 juta kilometer selama 39 bulan, menegaskan keandalan produk mereka.
Sebagai bagian dari strategi ekspansi dan peningkatan kapasitas, VKTR telah merampungkan pembangunan pabrik perakitan kendaraan listrik komersial berbasis CKD di Magelang pada awal 2025. Fasilitas ini menjadi pabrik perakitan CKD pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 3.000 unit bus dan truk per tahun, menandai langkah besar dalam industri otomotif listrik nasional.
Amri juga menjelaskan fokus utama perusahaan ke depan akan mencakup pengembangan fasilitas CKD, peningkatan kapasitas produksi, inovasi teknologi, serta penguatan kompetensi sumber daya manusia untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Terkait kebijakan dividen, manajemen VKTR memproyeksikan belum akan membagikan dividen untuk tahun buku 2025. Amri menyebut kebutuhan modal kerja masih menjadi prioritas utama guna menjaga momentum pertumbuhan bisnis. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa keputusan final mengenai pembagian dividen akan tetap berada di tangan pemegang saham.
Kinerja VKTR Sepanjang Semester I 2025
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, VKTR membukukan laba bersih sebesar Rp 4,73 miliar pada semester I 2025. Angka ini mencerminkan penurunan signifikan sebesar 68,69% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 15,11 miliar.
Di sisi lain, pendapatan perseroan justru menunjukkan kenaikan tipis menjadi Rp 414,03 miliar, dari Rp 408 miliar secara tahunan. Namun, peningkatan ini diiringi oleh kenaikan beban pokok penjualan yang ikut naik dari Rp 326,02 miliar menjadi Rp 334,90 miliar.
Rincian pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari segmen perdagangan komponen suku cadang sebesar Rp 410,78 miliar, diikuti oleh penjualan kendaraan listrik berbasis baterai senilai Rp 6,11 miliar. Setelah dikurangi retur dan diskon penjualan sebesar Rp 2,85 miliar, VKTR berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 414,03 miliar.
Ringkasan
PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) optimis terhadap peningkatan kinerja keuangan pada semester kedua 2025, meskipun laba bersih pada semester pertama mengalami penurunan sebesar Rp 10,38 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya realisasi penjualan bus listrik. VKTR meyakini pendapatan akan meningkat signifikan didukung oleh jadwal produksi dan pengiriman yang terfokus pada periode tersebut, serta perolehan tender baru dari TransJakarta untuk pengadaan 80 unit bus listrik CKD.
Selain tender TransJakarta, VKTR juga telah menyelesaikan pesanan forklift listrik dan pengiriman bus listrik untuk TransJakarta. Hingga Juni 2025, 85 unit bus listrik VKTR telah beroperasi dengan jarak kumulatif lebih dari 10,9 juta kilometer. Perusahaan juga telah merampungkan pembangunan pabrik perakitan kendaraan listrik komersial berbasis CKD di Magelang. Meskipun demikian, VKTR belum berencana membagikan dividen untuk tahun buku 2025 karena fokus pada kebutuhan modal kerja.