Rekomendasi Saham BRI Danareksa Oktober 2025: INCO, TLKM, AADI?

Muamalat.co.id, JAKARTA — Para investor patut mencermati peluang menarik di sektor perbankan, komoditas, dan telekomunikasi yang diproyeksikan bersinar pada Oktober 2025. Analisis mendalam dari BRI Danareksa Sekuritas menyoroti potensi penguatan saham-saham di ketiga sektor ini, menawarkan prospek yang menggiurkan di tengah dinamika pasar modal.

Sepanjang September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang mencatatkan kenaikan 2,9% secara bulanan. Namun, penguatan tersebut sebagian besar didorong oleh saham-saham konglomerat yang kurang likuid, seperti BRPT dan DSSA. Di sisi lain, investor asing justru membukukan net sell yang cukup signifikan, mencapai US$234 juta, dengan dominasi arus keluar pada saham-saham blue-chip seperti BBCA, BBNI, dan BMRI. Kondisi ini menjadi latar belakang pandangan positif BRI Danareksa Sekuritas untuk bulan selanjutnya.

Untuk menyambut Oktober 2025, analis BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi, secara konsisten mempertahankan pandangan optimis terhadap sektor perbankan, komoditas, dan telekomunikasi.

Sektor perbankan, khususnya, dinilai menawarkan yield yang atraktif dengan prospek biaya dana (cost of fund/CoF) yang lebih baik, terutama setelah kondisi likuiditas yang membaik tercermin pada September 2025. Menurut riset mereka pada Senin (6/10/2025), sektor ini menjanjikan rasio risk-reward yang menguntungkan. Dalam kategori ini, saham BBCA menjadi pilihan utama dengan rekomendasi beli dan target harga Rp11.900. Rekomendasi ini didasarkan pada ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan laba dan profil kualitas aset BCA yang semakin solid.

Sementara itu, sektor telekomunikasi juga berada di posisi yang strategis untuk akumulasi. Hal ini didukung oleh iklim kompetisi yang semakin rasional di industri tersebut, menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi para pemain. Dalam sektor ini, saham TLKM direkomendasikan beli oleh BRI Danareksa Sekuritas, dengan target harga Rp3.500 per saham.

Beralih ke sektor komoditas, Erindra dan Wilastita mencatat adanya momentum positif dari kenaikan harga emas dan logam industri global. Kondisi ini diyakini akan memicu kenaikan signifikan pada saham-saham emiten logam di pasar modal Indonesia. Meskipun saham BRMS disebut sudah price in sejalan dengan ekspektasi bullish, BRI Danareksa Sekuritas tetap menyoroti potensi INCO. Saham ini direkomendasikan beli dengan target harga Rp4.700 per saham, didukung oleh prospek pemulihan harga nikel di London Metal Exchange serta peningkatan kontribusi nickel matte terhadap kinerja keuangan INCO pada paruh kedua tahun ini.

Selain logam, kuartal IV/2025 juga dianggap sebagai waktu yang ideal untuk meningkatkan eksposur di sektor pertambangan batu bara. Faktor musiman dari negara empat musim, yang meningkatkan kebutuhan stok menjelang musim dingin, menjadi pendorong utama potensi kenaikan harga. Di sektor vital ini, saham AADY (Adaro) dipilih BRI Danareksa Sekuritas dengan rekomendasi beli dan target harga Rp9.850 per saham. Pilihan ini didasarkan pada rekam jejak operasional Adaro yang terbukti kuat dan efisien.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

BRI Danareksa Sekuritas optimis terhadap sektor perbankan, komoditas, dan telekomunikasi di Oktober 2025. Sektor perbankan dinilai menawarkan yield menarik dengan prospek biaya dana yang lebih baik, merekomendasikan saham BBCA dengan target harga Rp11.900. Sektor telekomunikasi juga strategis untuk akumulasi dengan rekomendasi saham TLKM pada target harga Rp3.500 per saham.

Di sektor komoditas, momentum kenaikan harga emas dan logam industri global menjadi katalis positif. Saham INCO direkomendasikan beli dengan target Rp4.700 seiring prospek pemulihan harga nikel. Untuk sektor pertambangan batu bara, saham AADY (Adaro) dipilih dengan rekomendasi beli dan target harga Rp9.850 per saham, didasarkan pada rekam jejak operasional yang kuat.

Leave a Comment