Muamalat.co.id JAKARTA. Pembukaan perdagangan pada Rabu, 8 Oktober 2025, kembali menyajikan kabar kurang menguntungkan bagi mata uang Garuda. Rupiah spot terpantau melemah signifikan, mencapai level Rp 16.605 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 12.17 WIB.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,26% dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.561 per dolar AS. Pelemahan ini menjadi sorotan di tengah dinamika pasar keuangan global yang terus bergejolak.
Tren pelemahan Rupiah ini sejalan dengan pergerakan sebagian besar mata uang Asia lainnya yang juga tidak berdaya di hadapan dolar AS siang ini. Kondisi ini mencerminkan dominasi greenback di pasar regional.
Di antara deretan mata uang yang terdepresiasi, Won Korea menjadi yang paling terpuruk dengan pelemahan mencapai 0,41%. Diikuti oleh Yen Jepang yang turun 0,29%, dolar Taiwan melemah 0,26%, dolar Singapura 0,17%, serta Ringgit Malaysia dengan penurunan 0,14%.
Kendati demikian, tidak semua mata uang di kawasan Asia mengalami nasib serupa. Dolar Hong Kong berhasil mempertahankan posisinya, bergerak stagnan atau flat, sementara beberapa mata uang lain justru menunjukkan penguatan. Pesso Filipina memimpin dengan kenaikan 0,13%, disusul Baht Thailand yang menguat 0,06%, dan Rupee India yang sedikit naik 0,001% terhadap dolar AS.
Penguatan dolar AS secara menyeluruh juga tercermin dari pergerakan indeks dolar yang vital bagi pasar global. Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama dunia, terpantau naik ke level 98,92. Angka ini lebih tinggi dibanding posisi sehari sebelumnya yang berada di 98,57, menandakan tren penguatan dolar AS yang berkelanjutan.