IHSG Galau? Asing Borong Saham! Prediksi Pasar Minggu Ini


Muamalat.co.id  Pasar saham Indonesia kembali dihadapkan pada volatilitas yang mendebarkan setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok signifikan 4,14% dalam sepekan terakhir, tergelincir ke bawah level psikologis 8.000. Namun, di tengah aksi jual masif yang membuat banyak investor was-was, muncul fenomena menarik: investor asing justru mencatatkan net buy sebesar Rp 1,94 triliun. Kondisi ini memicu pertanyaan besar: apakah koreksi IHSG saat ini hanyalah jeda teknikal sebelum tren bullish kembali berlanjut, ataukah ada tekanan lebih dalam menanti?

Pelemahan tajam pada pasar saham Indonesia pekan lalu ini tidak terjadi tanpa sebab. Tiga faktor utama menjadi pemicu utamanya: memanasnya kembali tensi perang dagang AS-China yang menekan sentimen global, aksi taking profit dari saham-saham konglomerasi yang sebelumnya melonjak, serta ancaman economic shutdown di Amerika Serikat yang menambah ketidakpastian di pasar keuangan internasional. Selama sepekan, IHSG terpaksa susut dari level 8.000 menuju 7.915.

Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (20/10/2025)

Meskipun demikian, pandangan optimistis datang dari Riset BRI Danareksa Sekuritas yang memproyeksikan bahwa tren IHSG masih berpotensi bullish. Menurut analisis mereka, IHSG berhasil menutup gap pada level 7.885 dan kini telah memasuki area lower band. Potensi resistance terdekat diperkirakan akan kembali menguji level psikologis 8.000, mengisyaratkan adanya ruang untuk pemulihan dalam waktu dekat.

Namun, para pelaku pasar juga diingatkan untuk tetap waspada. IHSG tidak menutup kemungkinan untuk kembali terkoreksi jika pola head and shoulders terbentuk, dengan neckline di level 8.030. Jika skenario ini terwujud, potensi pelemahan lebih lanjut dapat menargetkan level 7.767 hingga 7.626, menuntut kehati-hatian dalam mengambil keputusan investasi.

Di tengah dinamika pasar ini, sejumlah katalis penting patut dicermati. Dari kancah global, sorotan tertuju pada pertemuan yang sangat dinantikan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dalam dua pekan mendatang. Pertemuan ini krusial karena berpotensi meredakan ketegangan perang dagang AS-China yang telah lama membayangi ekonomi global. Trump sendiri menegaskan bahwa kebijakan tarif impor 100% terhadap barang asal China bukanlah langkah permanen, melainkan strategi sementara untuk menekan Beijing dalam negosiasi.

IHSG Anjlok Sepekan, Ini Biang Kerok dan Prediksi Pekan Depan

Presiden Trump menyatakan optimisme bahwa pembicaraan tersebut akan menghasilkan kesepakatan yang konstruktif. Peristiwa ini menjadi perhatian utama dunia, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap stabilitas pasar keuangan internasional dan potensi terciptanya iklim investasi yang lebih kondusif. Kesepakatan yang positif diharapkan dapat membawa angin segar bagi pasar saham di seluruh dunia, termasuk IHSG.

Sementara itu, dari ranah domestik, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tengah mengkaji rencana penurunan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Kebijakan ini merupakan upaya strategis pemerintah untuk mendorong daya beli masyarakat dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan konsumsi. Jika terealisasi, penurunan PPN berpotensi besar menguntungkan sektor-sektor kunci seperti konsumsi, ritel, otomotif, dan properti yang sangat sensitif terhadap perubahan harga dan daya beli.

Tonton: IHSG Anjlok ke Bawah Level 8 000, Ini Respon Menkeu Purbaya

Dengan berbagai faktor pendorong dan penekan yang saling berinteraksi, pergerakan IHSG di pekan mendatang akan sangat bergantung pada perkembangan isu global dan implementasi kebijakan domestik. Investor disarankan untuk terus memantau setiap kabar terbaru demi mengambil keputusan investasi yang bijak.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul “IHSG Anjlok 4,14 Persen dalam Sepekan, Bagaimana Arah Pergerakan Pekan Depan?”

Ringkasan

IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 4,14% dalam seminggu terakhir, menembus level 8.000, dipicu oleh tensi perang dagang AS-China, aksi taking profit, dan ancaman economic shutdown di Amerika Serikat. Di tengah penurunan tersebut, investor asing justru mencatatkan net buy sebesar Rp 1,94 triliun, menimbulkan spekulasi apakah koreksi ini hanya bersifat teknikal sebelum tren bullish berlanjut.

Riset BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan potensi tren bullish untuk IHSG, dengan resistance terdekat di level 8.000. Investor tetap perlu waspada terhadap potensi koreksi lanjutan jika pola head and shoulders terbentuk. Sentimen positif dapat datang dari pertemuan AS-China dan potensi penurunan tarif PPN oleh pemerintah Indonesia untuk mendorong daya beli masyarakat.

Leave a Comment